Keputusan dokter tentang keadaan anaknya berbuat Karina stres dan tertekan. Ia merasa gagal sebagai seorang ibu sekaligus sebagai seorang istri. Anak yang dilahirkannya cacat. Putri kecilnya tidak bisa berjalan.
Karina mengalami depresi hebat dan mulai menolak menyusui bayinya. Samudra berusaha membantu istrinya dengan tetap menjaga bayinya saat ia sedang tidak bekerja. Karena depresi dan tekanan darah tinggi yang di deritanya tepat saat Khatulistiwa berumur 1 tahun Karina jatuh dikamar mandi dan meninggalkan dunia.
Khatulistiwa yang saat itu belum tahu bahwa ibunya meninggal hanya bisa menangis digendongan ayahnya. Nenek Damiyah dan kakek Nusatara akhirnya yang merawat Khatulistiwa sehari-hari saat ayahnya harus bekerja. Tiada kenangan yang bisa terrekam dalam ingatan Khatulistiwa tentang ibunya. Hanya photo sebagai pengenal Khatulistiwa pada sosok ibu yang bisa ia simpan.
Khatulistiwa tumbuh sebagai anak yang ceria meski dalam keterbatasan diri. Ia tak pernah merasa kesepian dan kekurangan karena kakek dan nenek selalu ada dan bersamanya. Begitupun ayahnya, Samudra tak pernah lupa meluangkan waktu bersama Khatulistiwa saat ia libur kerja.
Khatulistiwa memang anak yang memiliki perbedaan fisik tapi dia tidak pernah menyerah dan selalu bersemangat menjalani hidup dalam keterbatasan. Khatulistiwa selalu ingin menjadi orang yang mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Sebisa mungkin ia akan mengerjakan sendiri yang ia bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khatulistiwa
General FictionAku tidak sempurna. Aku hidup dengan perbedaan. Sebelum tahu lebih jauh tentang diriku kenalkan namaku Khatulistiwa