Part 3

13 0 0
                                    

Jangan lupa vomment yaa...

Author pov.

"Lyra, " ucap seseorang dibelakang Lyra.
Lantas Lyra pun berbalik menatap seorang laki-laki dengan derap langkah kaki yang kian mendekat. Dan sekarang berdirilah ia di hadapan Lyra. Deanda Saputra. Dosennya di fakultas Ekonomi. Ia biasa dipanggil Pak Dean. Salah satu dosen yang masuk dalam jajaran dosen 'killer'.

"Bapak manggil saya?, " tanya Lyra. Ia bertanya sambil mengerutkan keningnya. Dalam batinnya, kenapa Pak Dean memanggilnya dengan nama 'Lyra'?. Seingatnya ia tak pernah meminta untuk dipanggil Lyra dan Pak Dean pun, selalu memanggilnya dengan nama 'Tya'. Ada apa sebenarnya?.

"Iya saya manggil kamu memangnya ada yang namanya Lyra selain kamu di sekitar sini?," ujar pak dean.

"Yee ditanya malah balik nanya,"  batin Lyra.

"Hmm, iya juga sih tapi maaf pak tolong jangan panggil saya Lyra. Saya keberatan. Kalau bisa bapak panggil saya Tya saja seperti biasa, "

"Baiklah, saya tidak akan memanggilmu Lyra lagi. Padahal kan saya hanya ingin berbeda dengan orang lain yang memanggilmu Tya. Yaa.. semacam panggilan sayang ?," ujar Pak Dean dengan senyum lebar.

"Apa panggilan sayang katanya?. Baru kali ini aku melihatnya begitu ramah pada mahasiswanya. Biasanya ia hanya melirik tanpa minat saat bertemu mahasiswanya. Orang aneh,".  batin Lyra.

"Maaf pak tapi saya lebih nyaman kalau dipanggil Tya dan bapak juga tidak perlu memberi saya panggilan sayang," ucap Lyra. Ia mencoba berkata sesopan mungkin agar tidqk menyakiti hati dosennya.

Dean pun tersenyum maklum.
"Oke, kalau kamu tidak mau. Saya hanya ingin menitipkan berkas ini kekelas saya ada urusan sebentar."

"Iya pak, akan saya bawakan. Apa masih ada lagi? ."

"Tidak ada. Terimakasih yaa kalian sudah mau menolong saya, " ucap Pak Dean dan langsung berbalik meninggalkan Lyra dan Maryam. Tetapi baru dua langkah Dean berbalik dan berkata..

"Sampai jumpa pelengkap iman. Assalamualikum, " ujarnya dengan senyuman lebar dan mengedipkan mata. Ia juga melambaikan tangan pada Lyra.

"Waalaikumsalam warahmatullah, " jawab Lyra dan Maryam bersamaan. Lyra semakin mengerutkan keningnya. Ia sampai bingung kenapa dosennya itua sangat aneh pagi ini.

Sedangkan maryam menatap kepergian dosennya itu dengan mata berbinar dan pipi yang bersemu merah.

"Aaaa..  Lyra kenapa Pak Dean bisa sweet banget kaya gitu..?, " tanya maryam.

"Entah, " jawab Lyra dengan mengedikkan bahunya dan langsung berjalan meninggalkan Maryam.

"Ihh Lyraaa, " ucap maryam dengan raut wajah sebalnya.

***

Di lain tempat ada seorang pria yang sedang berjalan bersama anak laki-laki berumur 4 tahun di lobby Winata Corp. Ia tak henti-hentinya tersenyum kepada anak laki-laki itu yang tak lain adalah keponakannya. Para kaum hawa di sekitarnya pun menatapnya dengan tatapan kagum. Banyak pula wanita yang bertanya-tanya siapa pria tampan yang membawa anak dari pemilik perusahaan.

Sesampainya di lift, pria itu langsung menggendong keponakannya itu dan mencubit gemas pipinya.

"Aww.. cakit uncle!, "protes anak itu.

"Hehe.. lagian pipi kamu Ares lucu kaya bakpau, " balas pria itu sambil terkekeh.

"Ihh nanti Uncle Iga aku bilangin mama loh, " ancam Ares. Iga adalah nama panggilan yang  Ares berikan untuk pria itu, Auriga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang