Dua tahun lalu, Jungkook melihatnya pertama kali setelah lulus SMA di sekitar studio tato tempatnya magang. Taehyung datang bersama dua temannya yang sepasang kekasih. Dilihat dari caranya memperlakukan teman-temannya, Taehyung seperti sedang menjamu tamu dari jauh.Jungkook baru menjalani masa magangnya beberapa bulan. Selama itu pula ia mempelajari bahwa lebih dari separuh total pelanggan studio tato ini adalah pasangan. Salah satu alasan orang-orang ingin mendapatkan tato biasanya karena mereka ingin menciptakan ikatan. Ikatan yang menurut mereka bisa diwujudkan dengan memakai barang yang sama, memakai perhiasan yang sama atau... Membuat tato yang sama. Itulah yang dilakukan pasangan yang dibawa Taehyung ke studio tato hari itu. Dua orang itu minta dibuatkan tato identik di bagian tubuh yang sama. Tato yang kelak akan mereka sesali di kemudian hari saat hubungan keduanya putus.
Jungkook tidak memahami ikatan yang disimbolkan dengan hal-hal artifisial seperti itu. Orang bilang ikatan darah adalah yang paling kuat. Dan ia tidak mengerti, apa makna "kuat" itu sendiri. Jika ikatan darah yang "kuat" itu mengizinkan ibunya untuk memukulinya, memakinya bahkan mempermalukan dirinya di depan sanak dan kerabat, ia tidak akan pernah percaya dengan ikatan dari hal-hal buatan seperti pakaian couple atau couple tattoo. Baginya, hanya orang bodoh yang memilih merajahkan tato permanen di tubuhnya karena pikiran impulsif saat sedang jatuh cinta.
Taehyung tersenyum saat mengenali wajah Jungkook. Dari senyumnya seolah pertemuan itu bukan pertemuan pertama kalinya setelah mereka bertahun-tahun sebelumnya. Sementara Taehyung tidak terkejut, sebaliknya Jungkook merasakan sensasi di perutnya seperti mengendarai roller coaster. Ia dihantam fakta bahwa Jungkook tidak pernah siap bertemu lagi dengan Taehyung dalam keadaan seperti ini.
Keadaan saat dirinya masih magang di studio tato itu bukan hal menyenangkan untuk dilihat. Tentu saja ia belajar banyak dari seniman tato yang sudah profesional. Menggunakan alat, mencampur tinta, melakukan sterilisasi alat hingga mempelajari higienitas yang membuat pelanggan merasa yakin bahwa studio itu tidak akan membuat mereka tertular penyakit berbahaya. Hanya saja, sebagai kasta terendah yang kadang-kadang bayarannya tidak sepadan dengan tenaga yang ia curahkan, Jungkook lebih sering mendapati dirinya lebih banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan rendah. Membersihkan toilet dan mengepel lantai.
Hari itu, kedua pasangan muda yang dibawa Taehyung mendapatkan tato pertama kalinya dalam hidup mereka. Reaksi mereka atas rasa sakit yang mereka terima sangat berbeda. Sementara si wanita hanya menjerit tertahan dan menggigit kain, si pria berteriak seperti orang kesurupan, berkali-kali minta berhenti dan istirahat. Pengerjaan tato yang seharusnya hanya membutuhkan waktu dua puluh menit, khusus pria itu bisa mencapai nyaris dua jam. Bagian paling tidak enak dilihat, ketika darah dan muntahan pria itu bercampur di lantai sesudahnya. Tentu saja adalah tugas Jungkook untuk membersihkannya. Dan Taehyung melihatnya dalam situasi seperti itu.
"Pemandangan yang familiar," ucapnya yang entah sejak kapan sudah berdiri tidak jauh dari posisi Jungkook.
Jungkook mendesis, bukan seperti ini pertemuan yang ia harapkan. Terutama ketika pengalaman memalukan di masa lampau berkelebat kembali di dalam benaknya.
"Kenapa? Kau senang karena akhirnya aku tahu bagaimana rasanya jadi kau saat membersihkan muntahanku?" Tanyanya.
"Bagaimana bisa aku bilang begitu. Aku hanya melakukannya sekali seumur hidup, tapi kau menghadapinya setiap hari." Taehyung sama sekali tidak tersenyum saat mengatakan itu seolah ia bersimpati dengan apa yang dialami Jungkook.
"Yah, tidak setiap hari. Hanya jika pelanggannya adalah orang histeris seperti laki-laki itu. Bicara soal orang itu, bagaimana bisa orang seperti dia setuju untuk ditato?" Jungkook bangkit dan menatap Taehyung dengan sorot matanya yang tajam bercampur dengan senyum jenaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Ink
FanficDi dalam goresan tinta itu, aku menitipkan rasa sepi, masa muda dan harapanku untuk kau tanggung. Kau yang menjadikan aku seperti ini, Taehyung. Aku tidak peduli lagi ke mana kau akan membawaku. Surga atau neraka tidak penting lagi. Hitam atau putih...