"Bicara soal aneh, minggu lalu aku dapat pelanggon studio tatoku. Dia seorang blogger perempuan terkenal yang kontroversial. Dia bilang kalau dia salah satu pengagumku. Kalian tahu di mana dia minta aku melukis tato di tubuhnya? Di dekat putingnya." Adalah Chris yang sedang tertawa terbahak-bahak. Seorang tattooist yang memiliki studio tato di kawasan lumayan elit di Cheongdamdong. Masih tergolong pemain baru dan desain tatonya lebih banyak disukai perempuan. Jungkook sering melihatnya di lapangan ini berbaur dengan seniman jalanan yang berkumpul setiap sore akhir pekan untuk bertanding basket secara three on three."Kau anggap itu aneh? Aku rasa aku sudah sering melihat hal itu di internet. Andai kau bilang orang itu minta pantat bagian dalamnya ditato aku pun tidak kaget." Yoongi berkomentar dengan nada sarkas setelah selesai mengikat tali sepatunya. Seperti halnya Chris, Yoongi juga rutin terlihat bermain di lapangan kompleks ini. Sampai sekarang Jungkook tidak tahu apa profesinya dan kelihatannya Yoongi bukan tipe orang yang terbuka soal itu.
"Hei, apa masalahmu? Kau pikir aku tidak tahu soal itu? Aku cuma cerita pengalamanku. Apa itu salah?"
"Tidak salah. Itu kalau kau tidak bicara dengan nada seolah-olah kau baru saja menyatukan kembali Korea Selatan dan Utara."
"Brengsek. Kalau kau tidak suka, kenapa kau mau dengar segala?"
"Aku dengar karena suaramu bikin telingaku sakit. Apa kau menyuruh orang yang datang ke lapangan ini pakai earphone di telinga?" Yoongi terlihat seperti tidak peduli dan memilih memainkan bola basket dan melakukan jump shoot ringan. Bola pun mulus melewati ring dan jaringnya.
"Hei. Kau jelas punya masalah dengan eksistensimu sampai kau iri dengan apa yang aku lakukan."
"Iri?" Yoongi terlihat ingin menertawakan. Masih dengan suara yang sinis. "Kalau yang kau maksud dengan iri adalah memiliki studio tato karena koneksi orangtuamu dengan kemampuan medioker yang hanya bisa menggambar tato kupu-kupu, maaf saja, anak kecil yang baru belajar menggambar masih lebih baik darimu."
Suasana mendadak memanas. Chris yang bertubuh tinggi besar terlihat amat tersinggung dan bermaksud mendekati Yoongi untuk menghajarnya. Jungkook yang menyaksikan itu semua buru-buru menenengahi, menarik lengan Yoongi supaya menjauh dari Chris.
"Oke, guys... Kita datang ke tempat ini bukan untuk ribut. Tenangkan diri kalian atau aku terpaksa memanggil petugas keamanan," seru Jungkook. Baik Chris dan Yoongi masih saling melotot. Terutama Yoongi yang menatap dengan pandangan bengis, seolah perbedaan tinggi badan yang kontras di antara keduanya tidak akan menghalanginya untuk menjatuhkan si jangkung Chris.
"Tidak perlu repot-repot. Kalau di tempat ini ada 'kuman' sebusuk ini, aku tidak selera bertanding di sini," ucap Chris. Membanting kesal bola basket hingga memantul ke jaring kawat pembatas lapangan dengan jalan. Beberapa teman-teman Jungkook yang juga menyimak keributan ini, tampak menghela napas lega. Sebagian lain justru kecewa karena tontonan sudah selesai. Terutama karena mereka mengira Chris bertubuh lebih besar ketimbang Yoongi, memiliki nyali sebesar ocehannya sebelum ini.
"Oke. Siapa yang mau lanjut bermain?" Dengan suara riang, Jungkook berusaha mengalihkan perhatian. Ia melemparkan bola ke arah Yoongi yang ekspresinya sudah tidak setegang tadi. Yoongi pun menangkap bola dan sigap. Dalam sekejap suasana tegang berganti dengan keseruan beberapa orang yang bermain three on three. Pembagian timnya sangat random dan tidak ada perencanaan. Jungkook hanya tahu satu hal, dengan memancing jiwa kompetitif dalam diri Yoongi dalam hal bermain basket, ia tahu ia sudah melenyapkan kemarahan laki-laki itu.
***
"Hyung, minum ini!"
Jungkook melemparkan botol air mineral ke arah Yoongi. Seusai bermain dalam beberapa sesi, Jungkook memutuskan mengajak Yoongi untuk beristirahat sejenak di studionya. Hari Minggu ini, Jungkook sengaja menutup studionya dan hanya buka saat malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Ink
FanficDi dalam goresan tinta itu, aku menitipkan rasa sepi, masa muda dan harapanku untuk kau tanggung. Kau yang menjadikan aku seperti ini, Taehyung. Aku tidak peduli lagi ke mana kau akan membawaku. Surga atau neraka tidak penting lagi. Hitam atau putih...