Kemarahan Febri

10 0 0
                                    

Kabar Revan menyatakan perasaanya pada Elin terus menyebar ke seluruh SMA Tunas Bangsa
Febri yang mendengar hal itu langsung naik pitam

"Beraninya bocah itu merebut miliku"
Batinnya

Disisi lain Elin  merasa tidak nyaman dengan kabar itu karena otomatis namanya akan menjadi bahan gosip lambe lambe di sekolahnya dan dia tidak menyukainya
Selain itu ia khawatir pada Revan.
~

Anak anak SMA Tunas Bangsa  berlarian ke arah lapangan basket
Entah bagaimana dengan sekejap lapangan penuh dengan siswa siswi

Beberapa siswi berteriak karena ketakukan
Sebagian bertaruh siapa yang akan menang

Dengan tergesa gesa Vanya menemui Elin

" Lin,ke lapangan basket cepat"

"Emang ada apa Van?"

" Cowo lo berantem sama anak kemaren"

"Ya udah ayo cepet kesana"
~
Elin langsung menyusup masuk ke kerumunan siswa siswi
Terlihat Revan dan Febri sedang saling memukul
Tepatnya Febri yang membabi buta menyerang Revan

" Beraninya lo "

Buggh satu pukulan keras melayang di wajah Revan

"Elin milik gue!."

pukulan kedua dapat di tepis oleh Revan namun masih dapat mengenai sudut bibir Revan

"Gue gak ngerebut Elin dari lo"

Revan masih berusaha menahan serangan Febri

" Gue gak percaya"

Satu pukulan dapat terhindarkan

Elin yang merasa kasihan pada Revan
Berniat untuk memisahkan mereka berdua

"STOP"
Teriak  Elin

Namun mereka tak kunjung berhenti
Elin nekad masuk di antara mereka berdua

Bugh..

Pukulan Febri mengenai perut Elin sentak membuat Elin terjatuh lalu akhirnya pingsan

"Sayang"

Febri dan Revan menghentikan perkelahiannya
Febri langsung menggendong Elin membawanya ke UKS

"Urusan kita belum selesai"

Ucap Febri sebelum meninggalkan Revan

Kerumunan itu bubar setelah guru BP membubarkannya.
Sedangkan Revan di bopong Miko ke kelasnya
Dalam hatinya ia sangat  mengkhawatirkan Elin karena kecerobohannya Elin celaka

~
"Halo sayang,iyaa aku udah makan kok,kamu jangan lupa makan ya sayang nanti kamu sakit"

"Iya sayang aku juga kangen banget sama kamu,nnti kita ketemuan ya"

"Mmm gak papa suami ku gak ada dirumah kok"

"Muachhh I love u to sayang"

"Aku benci"
"Aku benci mama"

Elin bangun dengan keringat mengucur di wajahnya
Lalu menetralkan pikirannya
Menatap langit langit dan seisi ruangan dengan warna putih yang ia yakini adalah UKS.
Sedikit demi sedikit ia mengingat potongan cerita yang membuatnya berahir disana

Untunglah tidak ada orang di sana jika tidak mereka akan mendengar suaranya tadi

Pintu UKS terbuka di sana sudah ada Febri dengan membawa sepotong sanwich  dan milk shake coklat kesukaan Elin dan meletakannya di atas nakas

"Kamu udah sadar sayang"

Febri duduk di kasur Elin

"Iya "

"Maafin aku ya gara gara aku kamu jadi gini"

Sambil mengelus puncak kepala Elin dengan raut muka khawatir

"Perut kamu masih sakit??aku antar kamu pergi ke dokter aja"

"Aku gakpapa kok udah baikan ga usah ke dokter aku terlalu kuat untuk nahan pukulan kamu"

Cengir Elin pada Febri
Ia berusaha menahan rasa sakitnya karena tidak mau Febri khawatir

"Yaudah kamu makan dulu,nih aku udah bawain kamu makan"

"Iyaa"

Tak lama Vanya datang dengan suara khas cemprengnya

" Elin,lo kenapa?masih sakit?lagian lo sih pake soksok an ngelerai mereka kan lo yang kena,maaf ya lama tadi soalnya pelajaran bu Siti dan lo taukan killernya dia gimana,dan lo Rian lo gimanasih jadi cowok ga bisa jagain temen gue"

" Udah dong Van gue gakpapa kok tenang aja"

"Yaudah Lin gue jagain lo disini sampe pulang lagian gak tega gue ninggalin lo sendiri,oh iya Rian lo di panggil guru BK "

" Lo jagain Elin gue mau nyelesain urusan gue sama anak itu"

Ucap Febri seraya meninggalkan ruangan itu

Elin berhasil menarik lengan Febri

" Jangan berantem lagi"
Pesan Elin

"Iyaa sayang"

Febri tersenyum penuh arti lalu pergi
~

" Percayalah siapun yang mengganggu miliku kupastikan dia akan hilang"
" Febrian Oktavi Megantara"

Happy reading
Jangan lupa vote dan komen
ILY kalian semua

RevlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang