Chapter 4.Musuh Baru

7 2 0
                                    

Puluhan senjata dr berbagai jenis kini tertodong dr arah jauh, siap menembak. Sang pemuda yg berusaha mencari jalan tengah dan mencoba menjelaskan kedatangannya yg tidak disengajakan hanya bisa terdiam, atau lebih tepatnya tidak bisa berbicara.
"Aku mencoba menjelaskannya baik², tapi saat ini aku sedang buru², ada sesuatu hal yg harus aku selesaikan. "
       Dengan perkataan itu, Saki membawa keluar Tanto (Pedang pendek)  yg berada dipunggungnya.

"Ini peringatan terakhir! Jatuhkan senjatamu dan angkat tanganmu keatas! Kami tidak tahu bagaimana kau bisa masuk ke Radar Udara Negara ini, tapi kami tidak akan tinggal diam! "          Radar udara? Apa itu sistem perlindungan yg sama seperti kek...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini peringatan terakhir! Jatuhkan senjatamu dan angkat tanganmu keatas! Kami tidak tahu bagaimana kau bisa masuk ke Radar Udara Negara ini, tapi kami tidak akan tinggal diam! "
          Radar udara? Apa itu sistem perlindungan yg sama seperti kekai pelindung di Britania saat mendeteksi jika ada penyusup yg lewat udara?
Pertanyaan demi pertanyaan memasuki pikiran pemuda setelah berpikir cukup lama, Saki menyingkirkan pertanyaan itu dr otaknya. Karena apa yg terjadi pada saat ini lebih penting.
"Maaf, aku tidak bisa melakukannya. "
Mata Saki kini hanya terbuka setengah, namun hanya dr itu, para prajurit itu bisa merasakan perasaan aneh yg secara perlahan membasuh mereka, membuat bulu kuduk serasa naik.

"Tembak!!! "

     Saki bergerak dengan cepat, berlari dan kemudian memutar tubuhnya diudara, membiarkan ratusan peluru yg melewati dr celah tubuhnya dan hal itu terus ia lakukan beberapa kali hanya untuk menghindari tembakan beruntun. Para prajurit tersebut terlihat kesulitan untuk mengunci target mereka akibat kecepatan tidak manusiawi yg digunakan oleh penyusup tersebut. Dengan teriakkan tersendiri, mereka kemudian berusaha untuk menyudutkan penyusup dengan pakaian aneh tersebut. Namun, sepertinya hal itu tidak bisa berlangsung lama.

*Clang! **Clang! **Clang! **Clang! *
*Clang! **Clang! **Clang! **Clang! *
                  *Clang! **Clang! *
                              *Clang*
Waktu serasa terhenti sesaat, prajurit militer sistem pertahanan Jepang hanya bisa melebarkan matanya dengan ketakutan bercampur kagum akan sosok yg bisa menangkis dan mementalkan Peluru² tersebut.
"A-Apa dia.......? "
Sang komandan yg melihat kejadian itu hanya bisa mengerutkan dahinya melihat apa yg disaksikan oleh mata kepalanya sendiri. Dia tidak pernah melihat manusia yg bisa mementalkan peluru yg memiliki kecepatan 400 M perdetik. Apa dia? Manusia hasil eksperimen, siapa yg mengirimnya? Amerika?

        Saki kemudian bergerak menggunakan kelincahan yg ia dapatkan dr latihan bertahun-tahun. Semua peluru yg menuju ke arahnya tidak secepat apa yg dipikirkan oleh mereka. Dalam pandangan Saki, kecepatan peluru itu tidak seberapa, hanya bagaikan gerakan lambat yg tidak berarti. Bahkan menurut ia sebuah pisau jika dilempar dengan benar, memiliki kecepatan yg lebih tinggi dr pada timah² kecil yg menuju dirinya.
Dengan lekas, pemuda itu kemudian membuat jalan kaburnya, melesat dengan kecepatan yg membuat mata kesulitan untuk mengikuti pergerakan dr pemuda tersebut. Tembakan demi tembakan yg dilancarkan hanya tembus melewati udara atau tiang² tempat Saki melompat. Meskipun ada beberapa tembakan yg menuju ke arah yg tepat, namun ia hanya menggerakan Tantonya dengan kecepatan yg lebih tinggi dan mementalkan peluru itu balik ke arah yg tidak teratur tanpa melihat kebelakang. Belasan orang yg menghalangnya ia singkirkan dengan cepat menggunakan Tanto ataupun tubuhnya, sekaligus mengurangi serangan fatal yg mungkin membuat lawanya mati. Jika ia bisa jujur, mereka bukanlah tandingannya, dan juga tidak layak untuk mengalami nasib menyedihkan karena hanya melakukan tugasnya. Beda lagi kalau itu misi.
Menggunakan kecepatan yg ia dapatkan dr latihan keras selama hidupnya, pemuda itu kemudian melesat dengan kecepatan tinggi. Memilih melewati hutan kecil yg entah ke mana arah tujuannya, lagi pula hal itu lebih bagus dr pada berlari dijalan raya atau semacamnya. Dirinya tidak ingin menarik perhatian berlebihan yg mungkin akan mengakibatkan hal yg tidak diinginkan. Lampu sorot besar yg bergerak jauh disekitar seperti mencari sesuatu;
.....................
Pandangan sesaat ke atas, dan Saki hanya bisa menatap dengan sedikit bingung terhadap benda besar yg sepertinya terbang, dunia macam apa ini?
         Saki tidak bisa berpikir lebih lama lagi, ketika harus melompat menghindari tembakan beruntun yg sepertinya berasal dr benda asing yg terbang tersebut. Pepohonan merasakan serangan dr atasnya, pemuda itu kemudian mengeluarkan Tantonya dan langsung membelah dua peluru yg lebih besar tersebut. Meskipun begitu, Saki harus tergeser ke belakang beberapa meter, karena tekanan yg diberikan dr serangan beruntun itu. Retakan kecil juga sudah terlihat diTanto miliknya. Sesuatu yg tidak bagus tentunya. Dengan menarik nafas dalam, pemuda itu kemudian mengirimkan energi sihir ke Tantonya, memfokuskan elemen kegelapan yg berada diurat nadi dan menekan semua sihir agar terfokus setipis mungkin. Menaikkan Tantonya ke arah helikopter yg berada puluhan meter jauh diatas. Dan elemen kegelapan yg terlihat menguar seiring pemuda itu mengayunkan pedang pendeknya, aura hitam keunguan yg berbentuk bagaikan bulan sabit yg menuju mangsanya.

*KABOOOMM!!! *
.................
......................

Pemuda itu kemudian membalikkan badannya dan melanjutkan lari cepatnya, tidak melihat kehancuran dan ledakan yg telah ia buat.

'CLOSER'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang