بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Yogyakarta,26 April 2018.
Aku memiliki seorang sahabat yang sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri.Dia gadis yang cerdas,pendengar yang baik,dan teman diskusi yang baik.Dalam soal pertemanan,kami sangat dekat.Kami di pertemukan karena ilmu,6 tahun kami jalani proses belajar bersama,saat lulus kami berpisah,ia diterima di salah satu Universitas Islam terbaik di Daerah Istimewa Yogyakarta.Kami dipisahkan oleh ribuan kilo meter.Hingga hari itu,Allah mengizinkan kami untuk bertemu kembali.Hingga terjadilah cerita ini.Cerita yang ingin kuceritakan pada kalian semua.
Hari mulai senja,matahari pun mulai beranjak turun menghilang dibalik pegunungan,meninggalkan semburat cahaya di ujung-ujung pepohonan.Jalanan mulai di padati oleh kendaraan,orang-orang yang mulai beranjak pulang setelah beraktivitas seharian,lampu-lampu mulai di nyalakan,dan aku yang masih terduduk di pelataran mesjid kampus menunggu seseorang sambil memperhatikan vidio pembelajaran yang akan habis dalam beberapa menit lagi.
Tiba tiba ia datang mengagetkanku yang di lanjutkan dengan ocehan-ocehanya tentang apa yang ia lalui hari itu.Aku mendengarkannya,walau pandanganku masih tertuju pada laptop.Karena masih ada waktu sekitar 20 menit lagi sebelum shalat magrib,kami pun berencana untuk mengisi perut yang sedari pagi belum di isi.Tapi bukan acara makan-makan yang ingin ku ceritakan.Bukan.
Aku ingat sekali kejadian itu,Saat inspirasi itu datang menghampiriku,yang di titipkan oleh Allah melalaui perpanjangan tangannya.Saat itu kami sendang diperjalan pulang,menuju kosan yang letaknya tidak jauh dari kampus setelah shalat di mesjid kampus.Saat itu jalanan dipadati oleh kendaraan,lampu-lampu lalu lintas yang menebarkan semburat warna merah,kuning,hijau silih berganti,dan kami yang kala itu sedang berjalan di trotoar jalanan yang sudah di penuhi lagi dengan serakan dedaunan kering yang berjatuhan,yang sedari pagi tadi sudah disapu oleh pembersih jalanan.
Aku pun menagih janjinya-Hari itu ia mengikuti sebuah workshop-yang katanya banyak hal baru yang ia peroleh,yang hendak ia bagi pada ku.Ia pun bercerita "Di workshop tadi kan,ada seorang kakak-kakak yang menjadi pembicara,dia bilang seperti ini (aku lupa detailnya yang ia katakan waktu itu teman-teman,tapi inti dari yang ia katakan seperti ini) "Kalau kita harus berubah,minimal berubah menjadi yang lebih baik dari yang kemarin,jadilah pribadi yang terus-menerus memperbaharui diri untuk menjadi lebih baik lagi.Ambillah sebagai contoh.Seperti misalnya kita tak bisa membaca,cobalah belajar membaca,jika sudah pandai membaca,cobalah untuk menulis,jika sudah bisa menulis,cobalah untuk untuk membagi hasil tulisan kita,hingga seluruh orang-orang di negara kita,hingga di baca oleh orang-orang di luar negeri,bahkan dunia pun membaca tulisan kita,hasil pemikiran,jalan pemikiran kita.
Tapi sayang terkadang kita membangun sendiri tembok baja untuk menghalangi melakukan atau mencoba hal-hal yang sebenarnya bisa kita lakukan.Maka dari itu cobalah untuk merubah diri dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat."jelasnya padaku."Namanya kak Saiful aziz,Peraih IPK sempurna 4.00 dan kerennya lagi,bayangkan ditengah kesibukan kuliahnya ia bisa memperoleh 60 medali dalam ajang perlombaan puisi,debat,pidato,dan juga menulis esai,yang kesemua itu hanya dalam bahasa Arab dalam kurun waktu 3 tahun."lanjutnya dengan mata yang berbinar-binar karena rasa takjub.
Itulah salah satu alasan mengapa tulisan panjang ini bisa terjadi.-Dee Ikha-
KAMU SEDANG MEMBACA
God doesn't Create Us to Be in Vain (Dee Ikha)
Non-FictionHidup akan menjadi sangat bermakna ketika kita mampu mensyukuri pemberian Allah mulai dari hal-hal kecil sekalipun.