Jihoon

38 3 8
                                    

Ketika lo ngrasa sendiri setidaknya si manis seperti gua ini berada didekat lo.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"BAE JINYOUNG, KEMARI KAU" teriakan seorang woojin mampu membuat suasana pagi yang tenang menjadi riuh, ya pagi ini entah kesambet setan darimana ia sudah bangun duluan, sebenarnya sih dia bangun gegara nyium bau gosong dari arah dapur, sontak woojin kaget, mengira dorm mereka terbakar, ia lari dengan perasaan was-was, ?sampai di dapur yang ia dapati malah wajah tersenyum tanpa dosa Si Bae Jinyoung. Woojin kesal dibuat nya, pasalnya setelah jinyoung tersenyum seperti itu, ia melarikan diri tanpa mengurus masakannya yang gosong.

"Woojin hyung, urus ya masakan itu" tunjuk bae jinyoung ke arah masakannya dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat.

"SIAL, DURHAKA KAU WAHAI BAE JINYOUNG, GUA INI HYUNG MU" teriak woojin sekali lagi hingga ia dilempar Boneka panda.

"Jisung hyung, apa-apa an ini, kau melemparku? sakit tau" ringis woojin sambil mengelus punggungnya yang terkena lemparan itu

"Lagian lo pagi buta begini sudah ribut"

"yak jangan salahkan gua dong hyung, tuh jinyoung yang keterlaluan."

Jisung hanya menggelengkan kepalanya, tanda bahwa ia benar benar jengah untuk berdebat ataupun bertengkar dipagi hari,

"Ujin, lo sekarang mending bangunin yang lain deh sana, biar hyung urus masakan gosong itu" Ucap Jisung sambil mengarah ke depan kompor

"ihh ogah hyung, masa ujin disuruh bangunin kebo"

"Woojin, bangunin mereka sekarang atau lo hyung lempar ke sungai depan  dipinggir jalan"

jisung menatap mata woojin penuh mengintimidasi, itu tandanya bahwa sang Leader Itu benar benar tidak mau dibantah, woojin yang merasa terintimidasi itu hanya tersenyum kikuk lalu melangkah menuju kamar kamar lain untuk membangunkan mereka.

Pagi itu setelah mendengar Woojin berteriak memanggil nama Jinyoung, Jihoon terbangun dari tidurnya, ia lekas untuk mandi bersiap pergi pagi ini, Ya seperti rencana kemarin, hari ini adalah waktu mereka untuk liburan.

"JIHOON BANGUN" teriak woojin didepan kamar Jihoon yang notabenenya kamarnya juga , merasa tak mendapat respon dari orang yang dipanggil namanya itu, woojin masuk ke kamar.

"Loh si Gembul kemana?, tumben udah bangun dia"
"Mbul, Gembul, lo dimana?"
Tidak ada respon
"GEMBUL" Teriak Woojin keras hingga sang empu yang dipanggil Gembul muncul dari kamar mandi.

"Apaansihlojin, teriakteriakgakjelas, Danwait, lotadipanggilguaapa? Gembul? ihhguabukanGembuldasar Buluk" Jihoon Berkata tanpa tanda jeda sedikitpun membuat woojin melongo dan mulai memahami apa yang dibicarakan Jihoon tadi, BULUK? eh dasar Gembul apa tadi dia barusan manggil Woojin Buluk?

"Apa lo kata, Buluk, ganteng gini lo bilang Buluk?, Lo gak liat gua mirip Adam smith"

"cihh, Adam Smith dari mana, lo diliat dari segi manapun gak bakalan seputih Adam smith kali, item gitu"

"Aiiiyakkk, APA KATA LO, GUA ITEM, DASAR GEMBUL,"

Woojin dengan sigap mengambil posisi kuda kuda dengan tangan mengepal yang siap dilayangkan pada wajah manis Jihoon dan sebelum tinju nya mendarat seseorang dengan gesit menangkisnya, tangan yang menangkis itu bukan tangan Jihoon, Melainkan tangan seseorang yang baru saja masuk ke kamar tersebut karena mendengar keributan didalamnya, dan benar saja jika ia tidak datang tepat waktu mungkin err wajah Jihoon yang menurutnya manis itu akan rusak saat itu juga.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang