1

691 28 1
                                    

Aku percaya pasangan yang terikat oleh benang merah akan ditakdirkan bersatu walaupun dalam keadaan yang tidak masuk di akal. Benang merah yang tidak akan pernah terputus itu selalu dapat menemukan jalannya.

"Gimana dia ganteng, kan? Kamu tertarik sama dia kan?" tanya Mama antusias setelah kami bertiga masuk ke dalam mobil usai makan malam di sebuah rumah besar bergaya klasik dan tradisional.

Sayangnya, pertanyaan Mama tidak ditujukan kepadaku, melainkan kakakku, Erina Fahisha.

"Ganteng sih ganteng, Ma. Tapi Erin udah bilangkan kalau Erin nggak mau dijodohin." Kak Erina menggerutu.

Mama kembali menjodohkannya dengan salah satu teman arisannya. Sejak menginjak usia dua puluh tujuh tahun Mama memang semakin gencar menjodohkan Kak Erin dengan kenalan atau pun anak-anak kenalannya. Mama selalu mencemaskan Kak Erin yang tidak pernah bertahan lama dalam menjalin asmara.

"Kenapa bukan Rika saja yang dijodohin sama dia?" tanya Kak Erina lalu mengalihkan pandangannya kepadaku.

Aku hanya memutar bola mata. Tidak menjawab pertanyaan yang diajukan Kak Erina. Melihat reaksiku, Mama menatapku curiga bak penyelidik yang meneliti ekspresi tersangka untuk menyingkap sesuatu yang disembunyikan.

"Kamu suka dia, Rika?" tanya Mama setelah terdiam lama dan memasang wajah terkejut.

Mama dan Kak Erina memang pandai membaca ekspresi wajahku terlebih saat rona merah mulai menjalar dan menghangatkan wajahku.

"Ya Tuhan... Apa yang harus Mama lakukan?!" Mama mendesah napas karena menyadari kerumitan masalah yang aku timbulkan. "Kenapa kamu harus jatuh cinta pada calon kakak iparmu?!"

Dari awal Kak Erina memang menolak perjodohan ini dan lebih memilih mengejar karir sebagai editor majalah wanita daripada membina rumah tangga. Namun Mama bersikeras mengenalkan Kak Erina dengan anak sahabat baik Mama, Darius Salim, seorang copilot dari maspakai luar negeri.

"Mama dan Kak Erin nggak usah khawatir karena aku hanya tertarik untuk sesaat," elakku setelah melihat wajah frustrasi Mama.

"Meskipun Erika beneran tertarik sama Darius, Kakak nggak ada masalah. Toh, sejak awal Kakak udah niat membatalkan perjodohan ini," jelas Kak Erin sambil tersenyum kecil untuk menenangkan kecemasanku.

Mama hanya mematung karena sibuk dengan pikirannya sendiri sebelum mengambil kemudi dan mengendarai mobil hitam kami melewati jalanan Kota Jakarta.

Setelah hampir satu bulan Mama mendesak Kak Erina untuk menjalin hubungan dengan Kak Darius tidak membuahkan hasil, rencana pertunangan Kak Erina dan Kak Darius pun batal. Kedua orang itu sibuk dengan impian mereka masing-masing. Dan, Mama hanya bisa mendesah napas kecewa.

[END] Losing the red stringWhere stories live. Discover now