4

404 21 4
                                    

"Erika, apa kamu sudah menyiapkan dokumen untuk studi lanjut?" tanya Pak Budianto, dosen pembimbingku mulai dari strata satu saat aku hendak beranjak dari kursi setelah bimbingan tesis.

"Er... Iya, pak. Saya sudah menyiapkan IELTS, proposal penelitian dan motivation letter," jawabku sembari tersenyum.

"Bapak harap kamu sukses di wawancara minggu depan sehingga setelah lulus kamu bisa langsung melanjutkan studi," kata Pak Budianto penuh harap diiringi tersenyum kecil karena tidak banyak anak bimbingnya yang bersedia melanjutkan studi di usia yang relatif muda.

Tiba-tiba ponsel Pak Budianto berdering, "Maaf, tunggu sebentar."

Aku mengangguk karena Pak Budianto seperti ingin mengatakan sesuatu padaku.

"Apa? Kecelakaan?!" Suara Pak Budianto terdengar panik.

"..."

"Baik... Ok." Pak Budianto menutup ponselnya dan mendesah napas lalu berkata, "Anak saya kecelakaan, sekarang masih dalam penanganan."

"Anak Bapak yang kecil itu? Dik Raka?" Pak Budianto mengangguk pelan, "Erika, apa kamu bisa membantu saya?"

"Membantu apa, Pak?"

"Jadi, hari ini ada dosen tamu untuk anak S1, seharusnya saya yang bertugas menjemputnya."

"Baik, Pak. Bapak nggak usah cemas. Nanti saya dan Nathaniel yang menjemput dosen tamu itu. Sekarang Bapak ke rumah sakit Dik Raka saja."

Pak Budianto mengangguk setuju. Aku dan Nathaniel—mahasiswa S1 yang juga dibimbing Pak Budianto—pun menuju hotel dosen tamu itu menginap. Ketika aku menunggu di lobi bersama Nathaniel, ekor mataku menangkap sosk dua orang yang sangat familier.

Kak Darius dan Kak Erina berjajan beriringan. Tangan Kak Darius memeluk pinggang Kak Erina dengan posesif dan mesra selayaknya sepasang kekasih. Kemudian aku membalikkan badan dan menyembunyikan diri sambil menahan air mata.

Aku menggigit bibir yang mulai bergetar dan masih belum dapat percaya sepenuhnya kalau diam-diam mereka mempermainkanku. Bagaimana mungkin kakak kandungku berhubungan dengan tunanganku di belakangku?

Dari apa yang kulihat hubungan mereka sudah melampaui batas. Aku bukan gadis kemarin sore yang tidak tahu apa yang mereka lakukan di dalam kamar hotel. Air mataku pun mengalir deras. Bagaimana mungkin mereka tega melakukan hal itu kepadaku? Kenapa mereka tidak jujur kepadaku kalau mereka berhubungan dan saling menyukai?

[END] Losing the red stringWhere stories live. Discover now