Sera hanya bisa mengikuti langkah kedua pria bertubuh besar itu dengan langkah lunglai. Sera tidak mengerti dengan apa yang terjadi ,ia hanya ingat sore tadi ia bersama dewa sedang berjalan jalan di taman sambil menikmati manisnya es krim. Hanya itu yang ia ingat, dan saat terbangun tadi ia mendapati dirinya ada di sebuah tempat yang tidak ia ketahui. Dengan pencahayaan lampu yang remang remang, kamar itu telihat menakutkan. Serta di depan pintu kamar berjaga dua orang bertubuh besar. Ia merasa takut! Sangat takut. Sederet pemikiran negatif muncul di kepala sera. Jangan jangan ia di culik?!!, ya tuhan bagaimana dengan keadaan dewa??... Jangan jangan dewa sudah di bunuh?!!!.tidak! Tidak! Tidak. Sera tidak boleh berfikir seperti itu. Ia harus berfikir positif !harus!!
Semakin lama, ia merasa di bawa semakin masuk ke dalam. Melewati lorong dengan pencahayaan remang. Sera yakin pemilik tempat ini pasti belum membayar tagihan listrik. Dasar tidak bermodal!!.dari sana ia mendengar sayup suara seseorang, makin lama makin keras ia dengar. Seperti sedang melelang sesuatu, ia yakin karna orang itu menyatakan nominal uang.
Delapan juta
Sepuluh jutaAda yang mau menawar Lagi?
Terjual
Sera merasa sedikit bingung, siapa yang mau membeli sesuatu dengan harga semahal itu, dan dilakukan di tempat ini? Jangan jangan...... Shit!!!
Sera baru sadar ,ia harus melarikan diri bagai mana pun caranya... Ia harus keluar dari tempat ini hidup atau mati!!!Sera malirik dua orang yang berjalan di depan dan belakangnya. Tidak mungkin bagi nya untuk lari, tapi ia harus mencoba. Ia berhenti.
"hei bocah kenapa berhenti? Ayo jalan!! "
"maaf paman tapi aku ingin buang air "ucap sera
"tidak bisa! Ayo jalan! "
"tapi paman aku sudah tidak tahan!"
Teriak sera sambil memekik kesal. Apa paman ini tidak punya hati,dasar paman jelek tua bangka!!"kalau begitu cepat lakukan! " ucap paman itu sambil menyerahkan botol minuman.
"baik, tapi paman harus berbalik... Aku malu paman"
"ya sudah tapi cepat"
Sera segera berjongkok lalu setelah di rasa aman .sera segera berlari terbirit birit.
"hei bocah lari kemana kau!!! "Sera tidak berbalik ia terus berlari ,berlari secepat yang ia bisa. Sera merasa langkah kaki dibelakangnya semakin mendekat shit sera kalah cepat. Dan tanpa di duga seseorang mengamit pinggang sera, hingga ia jatuh membentur lantai.
Bukk
Orang itu memukul pipinya dengan keras, sera dapat merasakan darah yang mengalir dari sudut bibirnya. Pipinya berdenyut. Sera meringis dalam hati. Seumur hidup sera baru pertama kali di pukul seperti ini. Sera mendongak melihat orang yang memukulnya.
"dewa? "
Tanpa menjawab dewa langsung menarik dan menyeret sera. Sementara sera terus meronta ingin melepaskan diri. Sera merasakan matanya yang mulai memanas,, apa maksudnya ini?!! Kenapa dewa melakukan ini?? Menyeret sera dan membawanya semakin kedalam bukan keluar!!!!..... Sera mencoba mencerna semua yang telah terjadi. Dewa menyeret nya menaiki panggung dengan kasar.
"dewa apa maksud semua ini? "
"menurut lo? "
"jadi bener dugaan gue. Lo mau ngejual gue? "
"kalo bener lo mau apa? "
PLAKK
sera menampar dewa. Jadi benar dugaannya.. Air mata sera mulai jatuh. Sera kecewa, sangat kecewa.
"bilang ini bohong!! Lo cuma ngerjain gue kan? Bilang ini boong wa "
"ini bener ra"
"tapi apa salah gue hah?!!!.apa salah gue sama lo, lo bilang lo nerima gue apa adanya, tapi kenapa lo mau ngejual gue?!!! Lo bilang lo mau nikahin gue, tapi kenapa malah gini!!! Salah gue apa! Salah gue apa?? " teriak sera frustrasi.
"salah lo? Salah lo itu yatim piatu!!! Buat apa gue nikahin anak panti kayak lo!!! Lo punya apa? Harta aja lo gak punya buat apa gue nikah sama lo!!! Gak ada untungnya "
"tapi salah gue apa???sampe lo mau jual gue "tanya sera pilu
"karna itu bisa ngasilin uang "
Sera diam tak menjawab jadi itulah dirinya bagi dewa selama ini? Ia hancur sehancur hancurnya dia kira dewa Mencintainya. Tapi ternyata tidak .yang dewa pedulikan hanyalah uang.
"dan ngomong soal cinta, lo itu terlalu naif... Di sini gak ada yang nama nya cinta, cinta itu cuma ilusi!! yang paling penting itu uang! Uang!! "Lampu sorot mulai menghantamnya mata sera terasa silau, butuh waktu bebetapa saat untuk memulihkan pengelihatannya. Sera tidak bisa melakukan apa apa. Iya hanya bisa menangis saat dewa mulai mempromosikan sera di atas panggung. Dihadapan banyak pria hidung belang yang hanya menginginkan kepuasan darinya. Sera menutup mata berharap ini hanya mimpi,ia berharap saat membuka mata semua kembali seperti semula. Tapi ini semua bukan mimpi, ini nyata dan sera tak akan bisa menyangkalnya lagi. Ia sudah kalah.... Tak akan ada lagi masa depan baginya... Sera merasa seakan semua benda di sana menertawakannya, menertawakan ketidak mampuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARA
General FictionHidup sera berjalan sempurna selama 22 tahun ia hidup di dunia ini. kuliah di sebuah kampus favorit dengan nilai yang memuaskan, memiliki pekerjaan part time dengan gaji yang tidak bisa di bilang sedikit, dan memiliki seorang kekasih yang berjanji a...