Matilah akuGumam sera pelan saat mendengar seseorang menawar diri nya dengan harga 100 juta, 100 juta rupiah!! Bayangkan itu adalah jumlah yang sangat besar!! Sera yakin orang yang membeli dirinya pasti sangat menginginkan nya, menurut bayangan nya pria itu pasti kaya raya.sera mendongak menatap pria yang membelinya ia terlihat masih muda, bahkan hampir seumuran dengannya mungkin kira kira umur nya 23 tahun. Alisnya tebal dengan hidup yang mancung,mata yang indah dengan bibir merah yang tampak seksi, di tambah rahang kokoh yang menambah ketampanannya. Di balut dengan sweter hitam dan celana jins senada membuat nya tampak menawan.
Pria itu tampak mengarahkan pandangan padanya, kelihatannya pria itu menyadari sera menatapnya. Ia tersenyum, menampakan killer smile miliknya yang membuat tubuh sera menegang. Senyuman yang sengat menawan. Ya ampun ia jadi salting!! Sera membuang muka karna malu, dan yang di lihatnya pria itu malah terkekeh geli. Dia pasti sangat senang, tapi ada hal yang lebih penting untuk di pikiran. Nasib nya di masa depan... Dewa sudah menjualnya! Dan itu membuat sera kecewa. Dewa orang yang paling ia percaya sudah menghianatinya,ia tak bisa melakukan apa apa. Tak terasa air mata nya jatuh membentuk aliran di sudut matanya, ia menangis.
"hey "sera mendongak menatap pria itu, pria itu mengulurkan tangan dan menggandeng diri nya turun dari panggung.
"lo nggak ikut van? "
"nggak lo aja, gue disini "
"ok "
"cantik "pujinya sambil melirik sera
Cakka tak menjawab dan mengajak sera keluar ruangan, mengajaknya ke ruang lain .sera merasa takut, ia yakin pria itu pasti akan menuntut nya untuk memuaskan hasrat pria itu.
"lo cantik "ucap pria itu sambil melangkah menggandeng sera ,dan dua kata itu sudah membuat sera merasa takut dan was was.
" makasih "ucap sera takut takut
"nggak usah tegang. Nama gue cakka. Nama lo siapa? "ucap nya sambil mengulurkan tangan dan tersenyum.
"gue sera "
"nama lo cantik kaya orang nya "
Cakka mengajaknya berhenti di depan sebuah ruangan yang sera yakin itu pasti ruang privat ,sera mulai merasa was was .tapi saat pintu di buka, ternyata ada dua orang juga yang sedang tertawa. Ia merasa sedikit lega. Ia pun mengikuti cakka masuk keruangan itu dan duduk di sofa di samping cakka duduk.
" ini yang lo dapet? " tanya varo
"hhmm "
"cantik "puji gabriel
"berapa? "tanya varo antusias
"murah "
"iya tapi berapa "
"cuman 100 juta "jawab cakka santai
"what!!! " pekik varo, gabriel bahkan menyembur kembali whine yang sudah ia minum.
"selera lo kemahalan cak"
"nggak kok, nggak mahal "ujar cakka sambil menyesap whine nya
"ekstrim amat lo cak cak "ucap gabriel sambil memandang sera dan berdecak kagum
"temen lo itu emang gila, gue aja kalau beli paling mahal juga 50 juta " ucap vano saat masuk sambil menggandeng seorang wanita
"yaudah gue pulang dulu "
Ucap cakka sambil mengamit tangan sera dan mengajak nya pergi . Dalam perjalanan sera hanya diam, ia tidak tahu harus mengatakan apa. Dan ia kembali hanyut dalam pikiran nya sendirian hingga tidak sadar mereka sudah sampai di depan motor milik cakka.
"naik "titah cakka sambil mengenakan helm miliknya, tapi yang di ajak bicara malah tersentak kaget.
"apa? "ulang sera"naik ke motor, lo kok bengong. Pengen main di sini "ucap cakka sambil tersenyum geli
"ng..gak.... Nggak.. Kok "
"yaudah yuk naik "ucap cakka sambil menepuk kursi yang ada di belakang nya.
"lo nggak bawa jaket? "
"nggak "
"nih "ucap cakka sambil menyodorkan jaket miliknya yang di ambil oleh sera dengan ragu.
___________
Sera menatap tempat yang di sebut rumah oleh cakka ,ini di luar ekspektasi sera. Karna tadi cakka mengatakan bahwa rumahnya itu berukuran kecil dan cenderung tradisional. Tapi yang di hadapannya sekarang adalah sebuah rumah modern dengan ukuran yang tidak bisa di bilang kecil. Rumah itu terlihat bersih di setiap sudutnya, hanya saja rumah cakka terlihat sepi, bahkan sunyi. Sera terus mengikuti cakka, hingga cakka berhenti di depan sebuah kamar. Sera mematung di depan pintu, sementara cakka memasuki kamar itu. Cakka terlihat berhenti dan menengok ke belakang. Ia kembali dan menarik tangan sera untuk masuk ke kamar sambil tersenyum, sementara sera hanya bisa berdoa di dalam hati sambil berjaga jaga.
Cakka terus berjalan dan saat tiba di dalam kamar ia langsung menghidupkan lampu kamar agar terlihat lebih terang. Cakka sudah tidak sabar, sudah lama ia tak melakukan ini lagi. Awalnya cakka memang tidak berniat untuk membeli sera, tapi apa boleh buat? Ia keceplosan, jadi nikmati saja. Sera terlihat takut dan was was. Dan anehnya, itu malah seperti hiburan bagi cakka. Ahhhh..... Ia memang aneh! Mungkin cakka butuh sedikit liburan. Dan dengan sengaja cakka mendorong sera hingga sera terhempas ke ranjang. Dan dengan langkah lebar cakka menghempaskan diri ke atas kasur, sera memundurkan diri hingga ia terpojok di sudut ranjang yang kebetulan langsung berbatasan dengan tembok.
Apa apaan ini..??jadi gadis tengil itu menolaknya?!! Dasar bodoh! Cakka sudah membayar dan gadis itu tak akan lepas dari tangannya!!! Dengan marah cakka mengunci sera dengan kedua tangannya, hingga hanya ada satu jengkal jarak yang memisahkan mereka berdua.
"aku lapar, dan ingin segera memakanmu "ucap cakka sambil mencium leher sera
"gue mo... Hon... Jang.. Jangan " ucap sera sambil terisak. Dan itu membuat cakka terdiam
"ini bukan kemauan gue bu.. Buat jual di.. Diri gue... Gue di jebak. Gue mohon jangan "ucap sera semakin terisak
Dan tidak ada reaksi dari cakka. Hening, sera tidak tau bagaimana ekspresi cakka, karena saat ini sera menutup mata. Ia terlalu takut.takut untuk melihat kepahitan ini, sera merasakan sesuatu yang menyentuh pipinya. Awalnya terasa lembut, namun tak lama menimbulkan rasa perih. Sera mendongak dan menatap cakka, rupanya cakka mengobati memar pada pipinya. Itu lah hal yang tak disangka sera, cakka tersenyum sambil mengusap air mata sera lembut dengan tangannya.
" gue ngerti, tapi lo udah jadi milik gue. Jadi mulai sekarang lo tinggal di sini, lo cewek gue.dan lo nggak boleh ninggalin gue "ucap cakka lembut
"you are mine "ucap cakka sambil mengecup dahi sera dan beranjak pergi
Sedangkan sera hanya bisa membeku menatap kepergian cakka. Ia bingung harus merasa senang atau sedih. Senang karena ia mendapati seseorang seperti cakka lah yang membelinya, atau merasa sedih mengingat dewa telah menjual dirinya. Entah lah sekarang sera merasa masa depannya menjadi gelap, sangat gelap hingga ia tak dapat melangkah ke depan. Amat gelap hingga ia tak dapat melihat tangannya sendiri. Sera tak dapat membendung air mata nya lagi, dan ia menangis, menangis dalam diam. Di tengah kesendirian dan kesepian yang ia rasakan .
_________
Kenalin autor nya nih wkwkwk , salam kenal buat kalian semua yang baca cerita ini. Ini adalah cerita pertama saya di wattpad, bisa di bilang saya ini penulis amatir hehehe.... Maklum lah ya... Udah dulu untuk part 1,mohon maaf jika ada kata kata yang salah tulis alias typo. See you next capther bye bye 🙋🙋
And jangan lupa follow IG
- Jenita. P_
KAMU SEDANG MEMBACA
CARA
General FictionHidup sera berjalan sempurna selama 22 tahun ia hidup di dunia ini. kuliah di sebuah kampus favorit dengan nilai yang memuaskan, memiliki pekerjaan part time dengan gaji yang tidak bisa di bilang sedikit, dan memiliki seorang kekasih yang berjanji a...