Tiga

2.1K 55 7
                                    

Satu bulan ini berjalan dengan baik dengan perubahan sikapnya Anna. Anna yang 2 tahun ini sedingin es, sekarang berubah menjadi Anna yang begitu hangat dan ramah. Satu bulan bukanlah waktu yang sebentar bagi Anna untuk merubah sikapnya. Setelah Rama dan Arya selalu mendukungnya dari belakang dan memberi semangat Anna bisa menjadi Anna seperti 2 tahun yang lalu.

"Na, katanya ada murid baru lohh hari ini di kelas kita." tutur Sarah.

"Emang iya?? Cowok apa cewek??" tanya Anna sambil memakan ciloknya di meja kantin bersama IBS lainnya.

"Kok telat banget dia datang?? Kenapa gak tadi pagi aja??" sahut Rangga.

"Terserah dia kalii yaakk. Orang ganteng mahh bebas lagian dia juga anak pemilik saham terbesar di SMA Garuda." jelas Sarah.

"Berarti dia cowok dong??" tanya Lando dengan tampang polosnya.

"Enggak!! Dia banci nyingg. Nihhh anak lolanya kagak ketulungan." gerutu Rangga.

"Udah udah sesama lola gak boleh ngatain." sahut Nathan yang sedari tadi memilih diam.

"Hahahahahahahhaa." tawa mereka serempak. Bukan menjadi rahasia lagi jika IBS sangat dekat dengan Anna dan Sarah. Di tempat meja kantin di sebelah pojok adalah tempat tongkrongan mereka saat di kantin. Itu semua agar mereka bisa melihat secara leluasa kejadian kejadian yang berada di kantin.

💙

"Gimana beb persiapan buat acara ulang tahun sekolah??" tanya Arya saat mereka berdua pamit duluan ke kelas sedangkan Sarah. Jangan tanya dia dimana, pasti dia sedang mencoba mendekati Nathan sang ketos.

"Persiapannya sihh lima puluh persen, Ar. Emang kenapa??"

"Gapapa, beb. Jangan terlalu kecapekan karena ngurus ini itu."

"Iya iya dasar bawel."

Dug

"Kamu gapapa??" ulur tangan cowok itu di depan Anna.

"Iya gapapa. Terima kasih." ucapnya seraya membenarkan roknya.

"Kamu gak ada yang lecet beb??" tanya Arya sambil memperhatikan Anna.

"Beb??" beo cowok itu.

"Suara itu yaa kenapa aku baru mengenali suara itu. Suara yang selama ini aku rindukan. Suara yang dulunya menjadi sandaranku. Tidak ini tidak mungkin." batin Anna.

Saat Anna menengadahkan wajahnya dia bisa melihat mata itu. Mata yang selalu memberikan tatapan hangat kepada Anna. Sebelum dia meninggalkan semua tanpa alasan.

"See... sebaiknya aku ke kelas dulu. Permisi." pamit Anna dengan gugup. Dan itu membuat Arya bingung.

"Anak baru ya??" tanya Arya memecahkan keheningan.

"Iya, aku baru mau mencari kelas MIPA-1. Apa kau bisa mengatarkanku ke sana??" pinta Gilang kepada Arya.

"Tentu saja. Kita akan menjadi teman sekelas semoga luu betah di kelas nanti." ucap Arya seraya berjalan menuju kelasnya.

"Tentu saja aku akan betah. Karena ada seseorang di sana yang membuatku tidak sabar untuk datang kemari."

"Benarkah?? Ku harap dia senang saat kau datang."

"Sepertinya tidak. Btw jangan terlalu formal bukannya kita masih muda."

"Hahahaha baiklah."

Gilang Pratama seorang murid pindahan dari Medan ke Jakarta. Bukannya Gilang asli orang Medan, dia pindah ke sana karena ada masalah 2 tahun yang lalu. Sehingga Gilang dengan berat hati meninggalkan Jakarta dan orang yang dicintai.

AnnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang