Hari ini adalah hari pernikahan Dira dan Aaron, setelah menyelesaikan akad nikah kini tinggal resepsinya yang di laksanakan di sebuah aula hotel bintang lima.
Kini Dira tengah memandangi dirinya di depan cermin besar dihadapnnya. Dirinya yang terbalut dengan gaun sangat indah gaun yang cukup sopan, karena dirinya tidak suka mengekpos tubuhnya di hadapan orang lain, selain Aaron yang telah menjadi suaminya.
Ceklek!
"Kakak sudah siap? Para tamu sudah berdatangan di bawah." ucap Zara di belakang kakaknya. Kini dia mengenakan dress selutut berwarna putih dan terdapat pita yang melingkar di bagian pinggangnya berwarna biru muda. Higheels tidak terlalu tinggi dengan warna senada, dan rambut sepinggangnya di biarkan tergerai yang membuat dia telihat sangat cantik.
Dira yang mendengar pertanyaan Zara membalikkan tubuhnya.
"Kakak sudah siap." ucap Dira mantap walau terlihat matanya yang berkaca kaca.
"Kakak cantik sekali." puji Zara tulus, namun dia menghela nafas melihat kakaknya yang akan menangis.
"Kakak jangan menangis, nanti make up kakak luntur." ucap Zara lagi."Kakak tidak bisa seutuhnya lagi buat kamu." ucap Dira dan merengkuh Zara dalam pelukannya.
"Aku tau kak. Kakak tenang saja, aku baik-baik saja." ucap Zara yang membalas rengkuhan kakaknya, dan berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh di hadapan kakaknya.
"Kalian tidak mau turun?" tanya Vera, nyonya Blenda yaitu ibunya Aaron
"Kamu menangis sayang?" tanya Vera ketika melihat mata Dira memerah."Dira tidak menangis tante." ucap Dira dengan suara seraknya habis menangis.
"Panggil mama. Sekarang kalian sudah menjadi anakku."
"Jika tidak menangis kenapa hidung dan mata kamu memerah. Apa kamu sakit?" tanya Vera lagi dengan mata menatap Dira khawatir.
"Aku tidak apa ma." ucap Dira yang berusaha menormalkan suaranya dan berusaha tersenyum.
"Para tamu sudah menunggu kan ma, nah sekarang ayo kita turun." ajak Zara.
"Oh iya mama lupa. iya sayang kamu harus menyalami para tamu, ayo turun." ajak Vera.
Lalu mereka bertigapun keluar dari kamar, dan turun ke bawah. Zara bisa melihat mata para tamu memandang mereka, dan terlihat Aaron yang tersenyum, senyum yang terpancar kebahagian. Di sisi lain terlihat Samuel, tuan Blenda yaitu papa Aaron yg sedang berbincang dengan temannya dan saat mereka sudah benar benar sampai di bawah, Samuel baru mengalihkan pandangannya ke arah mereka dan tersenyum hangat seperti seorang ayah yang melihat putrinya menikah.
Aaron yang sedari tadi tersenyum, kini berjalan ke arah Dira, Zara yang melihat itu memilih menjauh, begitu juga dengan Vera, ia kembali bergabung dengan para tamu.
*****
Aldrick dengan setelan jas hitamnya menghadiri pernikahan anak teman sang Papa. Dia merasa bosan dengan acara ini. Tidak banyak wanita cantik dan seksi di temuinya bukan seperti di klub dan di pesta pesta lain.
Tuan Blenda berjalan ke arahnya dengan senyum hangat.
"Apa kamu anak dari tuan Vishnu?" tanya Samuel kepada Aldrick."Iya nama saya Aldrick. Selamat atas pernikahan anak anda tuan Blenda." ucap Aldrick sopan dengan mengulurkan tangannya.
"Iya terimakasih. Kamu tidak perlu seformal itu. Kamu bisa memanggilku paman, karena aku dengan papamu teman dekat. Papamu juga sudah bilang bahwa anaknya akan menggantinkannya untuk hadir di sini." ucap Samuel dengan senyum ramahnya dan menyambut uluran tangan Aldrick.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Grudge Husband ✅
Любовные романыKejadian pembunuhan 2 tahun silam menjadikan Zara korban kesalahpahaman dan terjebak di bawah kungkungan Aldrick, seorang pria yg tampan nan arrogant yang amat sangat membencinya dan memaksa menikahi dirinya. Dan bermulalah kehidupan Zara yang penuh...