Chapter 4

157 12 5
                                    

"Illy... Kamu hari ini ada kegiatan apa?" Tanya Papah Rizal yang tengah duduk di depan meja makan, menunggu menu sarapan yang sedang di siapkan Mamah Ully.

Ya memang, papahnya Prilly selalu menanyakan kegiatan apa saja yang akan di lakukan anaknya selama seharian. Itu semua dilakukan untuk mengontrol kegiatan Prilly, supaya pergaulannya tidak terlalu bebas meski tidak di kekang.

"Itu Pah, Prilly sama Nia mau belajar di rumah teman." Jawab Prilly membantu Mamah Ully menata makanan di meja makan.

"Benar itu Nia?" Tanya Papah Rizal lagi, menatap sekilas Nia.

"Benar itu Om, aku malah mau minta izin ngajak Prilly pergi bareng Nia. Boleh Om?" Izin Nia pada Papah Rizal.

"Iya, Om izinin. Emang rumah temannya dimana?" Ucap Papah Rizal memberi izin.

"Di Bekasi Om..." Jawab Nia pelan, takut-takut Om Rizal tidak mengizinkan karena mendengar lokasinya.

"Ohh, emang temannya pernah ketemu dimana? Kayaknya kalau temen sekolah nggak mungkin yah..." Interogasi Rizal kembali.

"Iyaa Om, kenalnya di tempat OSN waktu itu Om. Dia juga dapat juara lho Om..." Jawab Nia menyakinkan Rizal, karena dia sudah merasa jika sedang di interogasi.

"Pinter juga yah berarti dia..." Ucap Rizal mengangguk-anggukan kepalanya.

"Laki-laki atau perempuan?" Tanyanya lagi yang masih belum merasa puas dengan jawaban Nia.

"Perempuan lah Om, nggak berani saya bawa Prilly ke teman laki-laki. Nanti yang ada saya abis sama Om, hehehe..." Ucap Nia yang diakhiri dengan memperlihatkan gigi-giginya.

"Bagus kalau kamu tau. Ya udah, nanti pulangnya jangan lebih dari jam empat yah. Jam lima harus sudah ada di rumah." Ucap Rizal mengingatkan.

Memang, keluarga Prilly adalah keluarga yang disiplin. Jika sudah menjelang malam, maka sudah harus berada di rumah. Itu dilakukan supaya tidak terjadi hal yang tak diinginkan, apalagi Prilly adalah anak Perempuan. Kata orang zaman dulu, perempuan itu nggak baik keluar malam-malam.

"Siap Om..." Ujar Nia, kemudian mengangkat tangannya ke atas, membentuk hormat.

"Emang kalian mau berangkat jam berapa?" Tanya Ully yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka, sambil mengambilkan makanan untuk Rizal.

"Nanti Tan, sekitar jam 9-an" Jawab Nia yang juga sedang mengambil sarapan untuknya.

"Ohh... Ya udah, nanti hati-hati ya bawa mobilnya." Nasihat Ully.

"Udah tuh di makan sarapannya, jangan di diemin aja..." Ucap Ully lagi.

"Hehehe... Iya Mah..." Balas Prilly.

Tak lama kemudian hanya dentingan sendok dan garpu lah yang terdengar.

*****

"Ni, emang ke rumahnya siapa sih?" Tanya Prilly di dalam mobil yang masih merasa bingung.

"Udah deh, nanti juga Lo tau. Lagian juga gue lupa namanya siapa, yang jelas ada sel-selnya gitu." Jawab Nia yang masih tetap fokus menyetir.

"Ya udah deh..."

Kemudian Prilly pun lebih memilih menatap jalanan.

Setelah  beberapa menit perjalanan, mobil yang dikendarai Nia telah sampai di depan alamat yang diberikan oleh temannya.

'kok gue kayak kenal yah sama ini alamat? Ahh, mungkin cuma perasaan aja kali yaa...' batin Prilly.

My IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang