Chapter kali ini terinspirasi dari sebuah lirik lagu :v sambil membaca, kita dengarkan bersama lagunya agar kalian bisa lebih menghayati ^ω^
Happy Reading!
______________________________________Kisah Permulaan
(Gakupo x OC)
Seorang pria tertunduk lemas kala melihat setumpuk daging tanpa nyawa, berglempangan disisi kanan kirinya. Langit telah merubah warnanya. Tak ada kesan hangat yang ia berikan hari ini. Guyuran hujan membuat luka gores di wajahnya semakin sakit. Goresan luka dari pertempuran sebelumnya.Segala cara akan ia lakukan, untuk menjadikan dirinya seorang penguasa. Tak ada yang lebih penting dari menjadikan tanah kelahirannya, sebagai tempatnya berkuasa. Bahkan, ia rela menghiasi pedangnya dengan merah darah. Hingga akhirnya ia menyadari kenaifannya.
Ia telah kalah dalam peperangan kali ini.
Tak ada ampunan bagi mereka yang telah menyulut api. Membakar habis yang dilewatinya. Mengambil sesuatu yang berharga dari orang lain. Membuat mereka ketakutan. Dan sekarang, api itu telah membakar habis dirinya.
Ternodai oleh merah darah, pria itu menunggu kematiannya. Sekarang, ia hanya berpikir, bagaimana bentuk tempat peristirahatannya. Tak terawat atau mungkin dirusak oleh mereka yang membenci dirinya. Namun, sesuatu yang lebih pasti ialah, batu nisan miliknya. Tak mungkin, tertulis namanya.
Dan pada batu nisan itu pula, mimpinya akan lenyap bersama embun pagi.
Segera ia mengambil sebuah belati bertahtakan kristal berwarna biru dan ungu. Warna yang sangat familiar bagi dirinya. Warna mata sang pemilik belati sesungguhnya. Seseorang yang ingin ia lihat untuk terakhir kalinya.
Terdengar hentakan kaki para prajurit yang hendak menangkapnya. Tanpa berpikir panjang, ia segera menusuk belati itu tepat di dada kirinya. Tempat dimana jantungnya berada.
Kini rasa sakit tak tertahankan mulai merasuki dirinya. Pandangannya kabur. Nafasnya mulai tak karuan. Darah mengucur dengan derasnya. Kini, ia tak bisa lagi berdiri dengan tegak. Seperti dulu.
Dalam keheningannya, ia menunggu malaikat maut menjemputnya. Ia tak bisa lagi mendengar dengan jelas, hentakan kaki prajurit yang ia dengar sebelumnya. Ia hanya bisa mendengar deru nafasnya yang semakin berat.
Namun, ia masih mendengar dengan jelas sebuah suara yang mulai mendekati dirinya.
Sebuah melodi.
Melodi yang lembut nan menyedihkan. Yang disenandungkan oleh seorang perempuan.
Suara perempuan yang sangat familiar ditelinganya.
Suaranya jelas bergema, hingga keseluruh tanah kelahirannya.
Tanpa ia sadari, air mata mulai membasahi pipinya. Teringat akan kampung halamannya yang begitu damai. Dimana, ia bertemu dengan gadis berambut pirang itu. Dengan mengenakan baju pelayan, gadis desa itu menundukan pandangannya tiap kali mata mereka saling bertemu.
Gadis yang sering kali bersenandung dengan melodi lembut dan hangat. Memberikan rasa damai pada dirinya.
Dan kali ini, pria bermanik ungu itu menyadari, jika gadis itu sedang tidak bersenandung dengan melodi lembut yang menghangatkan.
Namun, terkesan menyedihkan.
Seolah, senandung tersebut adalah hiburan terakhir untuk dirinya. Bebannya seakan terangkat, ketika ia mendengar gadis itu bersenandung. Membuat dirinya sadar akan hal penting.Seandainya...
Seandainya, ia...
Seandainya, ia terlahir kembali...
###
Tubuh pria itu tergeletak bersimpah darah di halaman istananya. Prajuritnya telah terbantai habis. Tak ada yang selamat. Begitu juga pria itu. Ia tak ingin tertangkap. Ia lebih baik mati dengan menjaga harga dirinya.
Dengan ini, pemberontakan telah lenyap dan peperangan telah berakhir.
Sedangkan ditempat yang tak begitu jauh. Seorang gadis berambut pirang dengan mata lembabnya, tengah bersenandung dengan melodi lembut yang menyayat hati. Ia bersenandung, mencoba menidurkan adiknya yang terus merengek meminta makanan.
Mungkin, dengan menidurkan adiknya, rasa lapar bisa teratasi walau sementara. Sedangkan ditempat penampungannya saat ini, stok bahan makanan hampir habis dan perang yang masih terus berlanjut.
Entah berapa lama dia akan bertahan. Tubuhnya mulai meronta, meminta makanan. Ia tidak tahu, apakah esok dirinya masih bisa melihat matahari lagi dan menahan rasa lapar. Atau mungkin saja, hari ini. Adalah hari terakhir baginya, melihat guyuran hujan deras. Dan esok, tubuh dan jiwanya dapat beristirahat tanpa memikirkan apa yang akan ia makan esok hari.
.
.
.
.
."Tuan, apa Anda masih ingin terus berperang ?"
.
."Dan menyiksa rakyat anda, sendiri ?" gumam gadis itu, merindukan tuannya.
"Bukan kah, kedamaian itu, hal yang penting ?" tanya gadis itu sambil menoleh kearah Tuan nya.
"Ah, kau benar! Dan aku baru tersadar saat kau bersenandung!" jawabnya sambil mengelus pelan kepala gadis itu.
"Seandainya aku terlahir kembali..." katanya sambil menggantung kalimatnya "aku akan membantu meringankan beban orang lain." sambungnya sambil terus mengusap pucuk kepala gadis pirang tersebut.
Sambil tersenyum, Gakupo melanjutkan kalimatnya yang sengaja ia potong.
"Sama seperti dirimu, yang melepaskan segala beban pada diriku".
______________________________________
Btw, Ada yang tau lagunya? :v
"author wibu ya?"
Saya kurang tahu ヘ( ̄▽ ̄*)ノ //sembunyidikolongjembatan//
Song: Episode 0 -Wagakki band ver.
Kenapa kok Wagakki band? Kenapa bukan penyanyi aslinya? Gakupo? Kenapa?
Karena ntah kenapa, menurutku feelnya lebih dapat yg ver Wagakki :v tapi versi aslinya mantep ^_^ apalagi kalo duet ama seiyuunya :v berasa surga duniaaa ~\(≧▽≦)/~ //fangirlseketika//
KAMU SEDANG MEMBACA
Mboten Ngertos
RandomSebuah kisah yang tak memiliki hubungan satu sama lain. Bab yang akan berdiri sendiri. Sebuah kisah yang terinspirasi dari beberapa lirik lagu, kejadian nyata, serta kehidupan pribadi. Sebuah kisah yang akan membangun dunianya sendiri.