1. Tembok

15 1 0
                                    

Pagi ini tidak seperti biasa Shilla datang ke sekolah tanpa kesiangan. Biasanya dia orang paling terakhir memasuki kelas. Tapi tidak untuk hari ini, entah mengapa ia tidak kesiangan seperti biasa.
Tapi ia bersyukur karena tidak akan mendengar omelan dari guru yang akan mengajar pada hari itu.

Saat ini Shilla sedang berjalan di koridor sekolah menuju ke kelasnya. Tapi entah mengapa ia merasa jika ia sedang diperhatikan dan dibicarakan oleh banyak orang yang sedang berada di sekitar koridor. Mungkin ini hanya perasaannya saja.

Namun saat ia hendak melangkah kembali ada seseorang yang memanggil namanya dengan keras.

" Shill!! Shillaaa!!."

" Shilla! Lo diem aja di situ, tungguin gue!!"

Shilla kenal suara ini. Ya ini adalah suara dari kedua sahabatnya Nadia dan Arin.
Shilla, Nadia, dan Arin. Tiga sejoli itu sudah bersahabat sejak kelas 10, anehnya sejak saat itu mereka terus menerus sekelas sampai sekarang.

Merasa namanya di panggil Shilla berhenti untuk menunggu Nadia dan Arin.

" Apaan dah pagi-pagi udah teriak- teriak aja." sahut Shilla kepada Nadia dan Arin yang sudah ada di depannya.

" Duh Shill, ini tuh darurat. Pokoknya darurat banget." Balas Nadia dengan cerewet

" Lo sekarang harus ikut kita Shill." Lanjut Arin, kemudian menarik shilla.

Shilla yang tidak tahu apa-apa, hanya pasrah dan ikut dengan mereka.

Arin membawanya kearah mading sekolah diikuti dengan Nadia.

" Tuh, lo liat. Kok lo ceroboh banget sih Shill!" Ucap Arin dengan sedikit berteriak kepada shilla.

" Apaan sih kalia--" ucapan Shilla terhenti ketika ia melihat sesuatu di mading.
Shilla melihat foto dirinya yang sedang memberikan surat pada Atra kemarin.

Siapa yang melakukan ini padanya??

Oh iya Shilla lupa, bahwa anak mading di sekolah ini sangat aktif, bahkan sampai-sampai mereka mencari gossip-gossip dan sesuatu yang menarik di sekolah ini, seperti fotonya dan Atra saat ini.

" Shill, itu bener lo." Tanya Nadia, dan di jawab dengan anggukan oleh Shilla.

" Wah, lo berani banget Shill, keren. Berita ini tuh udah menyebar ke penjuru sekolah, jadi trending topik lagi. Gila-gila, lo hebat." Lanjutnya kemudian.

" Hebat apaan. Shill, gua khawatir sama lo. Lo tahu sendirikan yang suka sama Atra itu banyak." Ucap Arin dengan raut khawatir di wajahnya.

" Iya, ini salah gue. Gue pikir nggak bakal ada yang liat, tapi malah jadi kayak gini deh." Sahut shilla yang di ikuti dengan helaan nafas.

" Eh, Shill Shill liat deh ada Atra. kayaknya dia mau ke sini deh." Ucap Nadia sambil melihat kearah belakang Shilla.

Tubuh Shilla menegang mendengar perkataan yang keluar dari mulut Nadia.

Dengan hati-hati Shilla berbalik dan benar saja Atra sedang berjalan menuju kearahnya.

Shilla seketika menunduk ketika Atra berjalan makin mendekat kearah Shilla.

'Duh itu cowok ngapain sih nyamperin gue. gimana ini pipi gue panas.' batin Shilla yang sudah panas dingin melihat Atra berjalan makin mendekat ke arahnya.

Atra. cowok itu makin mendekat berjalan kearah Shilla.
Bukan-bukan, lebih tepatnya berjalan lurus melewati Shilla tanpa melihat cewek itu sedikitpun.

Sedangkan di sisi lain Shilla hanya menatap kosong rumput yang ada di bawahnya.

Shilla fikir cowok itu akan menghampirinya atau setidaknya melihat kearahnya sekilas tapi nihil cowok itu hanya berjalan melewati Shilla begitu saja.

InconsiderateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang