kuat

4 0 0
                                    

Tak terasa janinku mulai membesar dalam perutku, tak sabar ingin menggendongnya . . Menciumnya . .

"Si gendut usapin dede mulu, ayah juga pengen tauu" ujarnya seraya mengusap perut buncitku dan menciumnya. Godaan manjanya selalu buat ku tak mau jauh darinya.

"manja banget ih, gimana kalo dede udah lahir? Bener bener berasa punya satu balita yang mau di kasih dede" gerutu manja.

"bialin . ." manyun.

"bie,jadi gimana . . Kamu gak cari kerjaan?" mulai serius.

_diam

"emmm bie,maaf, gak bermasud nyinggung elu kok . ." sembari meluk suami tercinta.

"lu nyesel nun?" agak lirih

"gak bie . . Gue cuma takut ga bisa jadi istri yang baik buat elu, gue sayang elu bie. ." jujur guys gue rada kecewa,disamping rada kecewa karena boy gak kerja,gue juga kecewa karena dia sering pergi main dan selalu pulang telat,bahkan sampai nginep. Sampai sering kali gue tidur gak nyenyak akibat nunggu dia pulang, berharap suara motor yang gue tangkap di telinga adalah motornya,ternyata nihil. Bahkan dia pulang sore di hari esoknya. Gua mah cuma ngelus dada sabar sabarin, juga karena selama gue jadi istrinya boy dia gak kerja,dan selama 4 bulan gue berada disini itu artinya kehamilan gue pas menginjak 7 bulan.

"lah katanya ka Ciko mau nikahan trus pesta pesta" ujar uwanya boy.

"syukur lah Wa, akhirnya nikah juga" ujar gue riang.

"tapi kata mamah,Kamu iri gara gara kamu pas nikahan duku gak di pestain" rada kesel ngomongnya.

"maaf Wa,kalo dulu Neiy gak di pestain itu emang karena nikahnya juga dadakan, Boy juga belom bikUhn KTP kan waktu itu? Kalopin Neiy iri, Neiy bisa aja minta ke papah buat jual Tanah yang ada di Kalimantan dan bikin pesta nikahnya Boy sama Neiy,tapi neiy gak gitu Wa orangnya, Neiy pengen mandiri, Neiy kepengen bareng bareng berjuang buat bikin surat nikah Resmi sama Boy, Neiy gamau repotin orang tua lagi, apalagi ini menyangkut keluarga kecil Neiy dan Boy." gue jelasin panjang lebar sekalian. Orang sombong tuh pantes buat di sombongin balik. Calonnya kaka ipar gue kok gini amat ya orangnya . . Mamahnya boy juga begini amat ke gue, dia fikir gue gampang iri orangnya . ! ! Dia fikir gue se Lebay itu dan manja ke orang tua gue . . ! ! Pengen rasanya balikin semua kesombongannya, pengen banget maki maki mamahnya boy, tapi gue masih sabar, gue juga masih punya adat dalam kesopanan sama orang tua . . Gak ngerasa malu apa ya dia ngerendahin keluarga gue begitu . . Rumah aja gak punya lu . . Nikahan aja gua semua yang modal . . Lu bawa apa ke rumah gua setan . . ! ! Anjir kok gue naik pitam ya ? hiks hiks hiks *cengeng

"bie, gue mau lahiran di kmpung ya," ucap gue berkaca kaca.

"iya udah iya, nanti gue bilang ke mamah soal ini."

"iya makasih bie" peluk erat sembari nangis.

Beruntung gue punya suami macam boy, ya meskipun gak kerja, setidaknya dia selalu ada buat gue, mau posisi gue ditindas macam apapun boy selalu peluk gue, dia selalu bikin gue tenang dan lupa beban berat itu pernah ada.makasih suamiku.

*kampung gue

"Woiy Ceboy mo kemana lu, eh kok lu buncit?" tanya Edri ketika gue jalan kaki dan melewati markas Balakurawa.

"lah gue mo ke warung,lu emang baru tau gue buncit nyon?" senyum tipis.

Entah mereka berbisik apa gue gak denger lagi dah. Haripun berganti. Ini adalah saat yang sangat mendebarkan untuk menanti sang jagoan. Yups, gue lagi di Rumah sakit.

"Bie kamu terus ada di samping gue y bie," ujar gue sembari berpegangan pada tangannya. Boy tak henti hentinya cium kening gue, dan terua memberi semangat. Saat itu gue sedang sakit, makanya lemes dan kurang bertenaga buat mendorong baby keluar. Dan perjuangan gue pun berhasil. Tepat pukul 2 sore dua insan tak berdosa lahir ke Dunia, bagaimana tidak, seorang ibu yang tengah melahirkan,akan di hapus segala dosanya, dan bayi mungil ini sungguh dia tak memiliki dosa. Gue adalah wanita sempurna, karena gue telah menjadi ibu yang sesungguhnya.

"biaya rumah sakit jangan khawatir Neiy, nanti buat bikin nama dan segala macem papah yang nanggung" ppah masih dengan nada Datarnya.

"iya pah makasih" sembari memeluk papah dan mamah.

"bie, jadi gimana? Kamu udah dapet kerjaan?" ujar gue sembari duduk menggendong baby.

"nanti kalo dede udah seminggu, mamah mau dateng kesini, kata ka Ciko bosnya buka cabang lagi, dan gue disiruh kerja di sana. Gapapa kan nun?"

"iya bie, gapapa yang penting kamu kerjanya bener dan ga neko neko di sana"

Haripun berlalu,hingga akhirnya Feiyha Anggara Alfarizy Berusia 5 bulan. Gue balik lagi ke rumah Uwa nya boy sesuai keinginan boy, tempat dimana dulu gue di tampung ketika lepas akad dulu. Dan ketika Feiy berusia 8 bulan,saat bocil lagi aktif aktifnya kepo tentang suatu apapun hal itu terjadi.

"bie, gue mau nyuci baju dulu ya, gue nitip Feiy, kalo bocil nangis anterin ke gue ya." sembari bergegas membawa setumpuk cucian.

"emmmm iya" masih dengan mata tertutup.

"bie . . Titip bocil ya" sembari cium kening Boy dan Feiy yang masih tidur di sebelah daddy.nya.

*Bersambung . . .

Ohaneiyha Vieta Alvarizy
Dimas Boy surya Anggara
Feiyha Anggara Alvarizy

*sorry guys banyak typo dan gak jelas,pokoknya love you dah guys . . .

OhaneiyhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang