- Percakapan ini tak terasa biasa bagiku, seperti mempunyai kekhawatiran diusia 18 tahun ini - - A TEEN -
TENG TENG TENG
Bel sekolah sudah berbunyi, kami semua menuju kekelas
"Pagi para geng cewek cantik" sapa seorang cowok
"Woi lex, masih pagi. Minggir gak" ucap Dila
"Yaelah, iya gue minggir. Silahkan masuk Syila" ucap nya
Gue hanya menggeleng kepala melihat kelakuan Alex. Kami duduk di meja masing-masing. Gue duduk sama Hana, Vita duduk bersama Dila, sedngkan Nayla dia suka duduk sendiri.
"Syil, kamu kenapa? Kelihatan hari ini kamu tidak tenang, seperti khawatir sesuatu. Ada apa??" tanya Hana
"Gini na, mama itu tadi pagi bersikap aneh seperti tidak biasa nya, terus gue lihat muka nya sangat pucat seperti orang sakit" ucap gue
"Terus kamu gak nanya keadaan mama kamu?" tnya Hana lagi
"Sudah aku tanya, dia bilang bahwa dia baik-baik aja kok" ucap gue
"Sudahlah, tenang kan pikiran mu. Hari ini kita akan tes fisika, jadi fokuslah" ucap Hana
"Tapi perasaan gue gak enak Han.."
"Sudah, nanti pulang sekolah kamu langsung tanya mama kamu. Biar kamu gak gelisah, nah sekarang fokus dulu sama tes nya" ucap Hana
"Tapi...."
"Pagi anak-anak" sapa pak Ranz dengan tegas
Ucapan gue terpotong saat pak Ranz tuba-tiba masuk kekelas
"Hari ini kita akan mulai tes nya. Silahkan jawab ini dengan hasil kerja keras sendiri. Jangan ada yang MENYALIN JAWABAN. Mengeri Vita..." ucap pak Ranz sambil menatap tajam ke arah Vita
"Eh, i..iya pak" ucap Vita gugup
"Nah ketua kelas bagi kan kertas ini" ucap pak Ranz
Ketua kelas kami itu orang nya pintar, sama seperti Dila, dia pria yang tinggi, ganteng. Banyak cewek yang mengejarnya. Dia adalah Adrian Erlangga. Seorang cowok yang cool di sekolah, ramah, dekat dengan siapa pun. Dia juga selalu bersama kami jika kami kemana saja.
"Baik pak" jawab Adrian
"Kerjakan dengan waktu 1 jam" ucap pak Ranz
Pak Ranz berjalan mengawasi kami. Gue hanya memainkan pensil di atas kertas, mencoret-coret kertas soal. Gue bukan gak tau jawaban nya, tapi gue masih khawatir dengan perasaan gue. Waktu udah berlalu 10 menit, kertas jawaban gue cuma ada 2 jawaban yang gue selesai kan.
"Shtt Syila, ayo di jawab. Nanti waktu nya habis, pikirkan tes nya dulu" bisik Hana
Gue hanya mengangguk, gue pun melanjutkan jawaban tes itu tetapi gue mengerjakan dengan ragu hingga gue gak tau jawaban itu benar apa salah. Perasaan gak enak ini sangat mengganggu fokus gue, gue ragu dengan jawaban gue sendiri. Sangat ragu untuk melihat jawaban nya apakah benar atau salah.
"Waktu sudah berjalan 30 menit, ayo cepat selesaikan" ucap Pak Ranz
"Iyaa" jawab kami semua
"Ada apa dengan mu Syila?" tanya pak Ranz dengan sangat pelan
"Ah, tidak kok pak" jawab gue
"Tidak seperti biasa nya, biasa nya kamu udah ngumpul di detik-detik ini" ucap pak Ranz
"Gak papa kok pak, saya hanya ingin berhati-hari saja dengan jawaban saya" ucap gue bohong
"Baiklah" ucap pak Ranz
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionPerkenalkan nama gue Syila Claudia Ashalond, gue berasal dari keluarga Ashalond yang mempunyai drajat yang terhormat, dan di bilang lumayan kaya dan serba berkebutuhan. Gue masih duduk di kelas 3 SMA. Gue sekolah di JIKS school, gue anak tunggal di...