Aku Sasa, anak SMA pada umumnya. Yang suka ngemall, ngegame, bahkan suka yang namanya hal - hal aneh. Tapi tetep " Say No to Drugs".
Ngomong - ngomong soal SMA gak ketinggalan dong yang namanya geng, ya aku punya teman dekat Lili, Tari, dan Sari. Kami berempat tuch dah seperti saudara, tak terpisahkan hahahaaaa, itu lebay banget gak sich.
Kami selalu sekelas dari kelas 1 sampai kelas 3 sekarang ini, mereka adalah satu - satunya anugrah yang patut aku syukuri selama hampir 3 tahun ini. Bagaimana tidak jika masih ada hal yang harus ku minta kepada Tuhan agar dihapus dari dunia ini atau bahkan dari ingatanku.
Salah satu hal itu adalah pertemuanku dengan Ega. Entah bagaimana kejadiannya, selain Lili, Tari dan Sari aku juga selalu sekelas dengan Ega dari kelas 1 bahkan sampe sekarang kelas 3, hanya bedanya posisi tempat duduk kami saja yang berubah.
Pertemuan pertama dengan Ega adalah saat - saat yang gak pernah terlupakan.
Pagi itu adalah pertama kali aku masuk sebagai anak SMA, tapi aku tidak begitu sulit untuk mencari teman, ya mungkin itu salah satu kelebihan ku jadi anak yang supel.
Bel sudah berbunyi, dan hari ini adalah hari perkenalan kami dengan wali kelas.Setelah semua masuk Pak Agus wali kelas kami menjelaskan semua peraturan sekolah yang harus kami patuhi baik di dalam kelas ataupun diluar kelas.
Tak hanya itu Pak Agus juga mengatur tempat duduk kami, walaupun sebenarnya kami sudah memilih dengan siapa kami duduk sebangku, dengan alasan agar lebih kenal dengan teman baru akhirnya kami menurut.
Yang sebelumnya aku duduk dengan Yati teman SMP ku akhirnya aku duduk dengan Tari.
Itulah awal perkenalan ku dengan Tari begitu juga dengan Lili dan Sari yang duduk tepat di depanku dan Tari.
Seneng banget bisa kenal teman - teman baru yang baik dan asik, sampe - sampe aku lupa Pak Agus masih menjelaskan di depan kelas sedangkan kami sibuk berbicara mengenalkan diri masing - masing, hahahaaaa.
Ya maklum cewek kalo dah kumpul pasti ngobrol atau gosip. Tapi tiba- tiba rambutku ada yang menarik dari belakang.
"Ouw...sakit" teriakku
"Makanya jangan ngobrol mulu tuch liat Pak Agus masih menjelaskan, gak kedengeran tau!!" jawab anak itu ketus.
Entah bagaimana tapi aku tidak suka dengan anak ini, aku juga tidak kenal siapa dia, eh tiba - tiba asal narik rambut aja, emang gak sakit apa.
" Baik yang jadi ketua kelasnya Erlangga yah, sekretaris Sasa, dan Bendahara Tentis" jelas Pak Agus tentang pengurus kelas.
What...sekretaris, seumur - umur aku nggak ada cita - cita jadi sekertaris,tapi ini kenapa tiba - tiba harus jadi sekretaris yah?.
"Selamat yah Sa.." ucap Tari.
"Heheheeeee, iya.." jawabku antara bingung dan bengong.
Mulai dari hubungan ketua dan sekretaris inilah antara aku dan Ega menjadi musuh bebuyutan, ya bagaimana tidak, seenaknya saja Ega kadang memberikan tugas.
Pernah suatu kali aku diberikan tugas fotocopy tugas matematika. Karena mesin fotocopy di koperasi sekolah ngadat jadinya aku harus keluar sekolah, panas - panasan dan jalan kaki jauh banget cuma buat fotocopy.
Sepertinya itu sengaja, toh sebelum - sebelumnya dia paling rajin fotocopy tugas, bahkan belum dikasih duitpun kadang sudah di copy sama si Ega. Dasar grandong!!!
Kok ada cewek - cewek bego yang jadiin si Ega idola, kalo pas lewat pada histeris kayak liat Brad Pitt...ugh, ogah kalo aku.
Ogh,ya sekedar ngasih tau, si grandong tuch namanya Erlangga tp anak - anak panggil dia Ega. Ehm, begitulah awal pertemuan ku dengan Ega dan alasanku sampai saat ini membencinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
terlalu Benci aku jadi Cinta
RomanceBercerita tentang Sasa anak SMA yang sangat membenci Erlangga yang notabene musuh bebuyutannya dan sekaligus ketua OSIS disekolahnya...untuk cerita selanjutnya yuk baca😁😁😁