"Maafkan aku Sa, selama ini aku terkesan selalu membuatmu kesal, jengkel, bahkan mungkin membuatmu membenciku, itu kulakukan hanya untuk mendapatkan perhatian darimu Sa!!. Makanya pas Andri kirimi kamu surat yang isinya tentang perasaan sukanya ke kamu, aku emosi!! Siang itu juga aku seret Andri ke ruang latihan silat lalu ku beri dia pelajaran!! jelas Ega berapi - api.
"Jadi memar di pipi kanan Andri itu ulahmu? Gila kamu Ga!!!" jawabku keras.
"Iya aku gila!!! Karena kamu aku gila Sa!!! Sebegitu gilanya aku hingga aku pertaruhkan nyawaku untuk menyelamatkanmu waktu itu!! Aku sayang kamu,Sa" jelas Ega dengan muka serius.
"Bukan!! Kamu tidak menyelamatkanku!! Kamu mencari kesempatan dalam kesempitan!! Dasar gila!! Grandong!!" teriakku.
"Iya aku memang gila!! Aku gerandong!! ucap Ega sambil berdiri menghampiriku.
"Jangan mendekat, atau aku lempar!!" teriakku sambil meraih miniatur borobudur di dekatku.
Sesaat kami terdiam, dan aku berusaha berdiri dan meninggalkan Ega. Tapi tiba - tiba tangan Ega meraihku dan menarikku kepelukannya.
"Lepaskan!!! Dasar grandong gila!!!" teriakku kencang.
"Enggak, sebelum kamu bilang aku sayang kamu Ega" bisiknya.
"Lepaskan!!!" rengengekku.
"Sakit Ga....kamu menyakitiku..." ucapku agak gemetar.Ega seketika itu langsung melepaskan genggaman tangannya, dan aku langsung lari menuju kesudut sofa lalu kuhempaskan tubuhku kesofa. Yang kulakukan hanya menahan tangis, walaupun begitu airmata ini tidak bisa di bendung, tetap jatuh menetes ke pipi.
Melihatku seperti itu Ega mendekatiku, aku biarkan Ega mendekat. Entah, mungkin karena aku sudah tidak ada tenaga lagi atau aku merasa Ega tidak akan berbuat nekat.
Ega duduk tepat disampingku, lalu dia meletakkan tangan kirinya dipinggangku dan menarikku mendekat ke arahnya. Aku hanya pasrah, lalu tangan kanan Ega menyeka air mata ku.
Saat itu kami diam, hanya mata kami yang berbicara. Ega menatapku lekat, begitu juga denganku. Baru kali ini aku sedekat ini dengan Ega.
Ya Tuhan memang benar makhluk didepanku ini adalah makhluk sempurna, matanya yang tajam, alis matanya yang tebal, hidungnya yang mancung, bibinya yang tipis dan rambutnya yang hitam dan keren.
Ega kembali mengelus pipiku, memegang dagu ku dan mengeusap bibirku dengan lembut. Aku hanya diam, pandangan matanya yang membuatku diam.
Lalu tiba - tiba Ega mendaratkan bibirnya tepat dikeningku, dipipi kiriku, dipipi kananku, dihidungku, dan terakhir dibibirku. Sejenak aku kaget dan spontan ku tutup mataku.
Setelah ku buka mataku, Ega tersenyum tipis. Lalu mendaratkan lagi bibirnya ke bibirku, kali ini dia mengulum bibirku, ku pejamkan mataku dan tanpa sadar sesekali aku membalasnya. Jantungku berdebar kencang, ketika ku letakkan tanganku di atas dada Ega sepertinya hal yang sama juga Ega rasakan, aku bisa merasakan detak jantung Ega yang memburu.
Ya Tuhan, tak bisa kubayangkan wajah teman - temanku jika tau kami berciuman. Entah apa yang mereka katakan, mungkin aku akan jadi bahan ejekan atau tertawaan. Agh, persetan dengan mereka!!!.
Saat kubuka mataku Ega tersenyum lebar, kulihat wajahnya memerah. Lalu kami hanya diam, tiba - tiba suasana jadi kaku. Ku lihat Ega mulai salting begitu juga denganku yang sedari tadi berkali - kali membetulkan posisi rambutku.
Tiba - tiba suasana memecah seiring terikan Sari dari depan pintu. "Ya Tuhan...capek banget.....ogah deh kalo kapan - kapan diajak kesana lagi, untung tadi ada Rasit jadi lumayan gak terasa, hihihihi" ucap Sari sambil melangkah kedalam.
Aku dan Ega spontan berdiri dan menyambut mereka. " Eh, dah pulang yah, gimana asik gak air terjunnya" ucapku salting.
"Lho kok Ega disini?"jawab Lili penasaran.
"Ogh, itu....itu lho Ega pinjem novel, iya novel...kan tadi Ega gak ikut jadi boring trus dia pinjem novel gitu ke aku, hheheeee" jawabku nglantur.
Ega mengiyakan dengan mengangguk dan tersenyum. Lalu dia pamit keruangan cowok. Tapi teman - temanku masih gak percaya Ega keruangan cewek cuma buat pinjem novel, jadi aku di jejal pertnyaan beruntun. Untung gak keceplosan kalo tadi aku dan Ega ciuman, coba kalo keceplosan bisa habis aku dibully mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
terlalu Benci aku jadi Cinta
RomanceBercerita tentang Sasa anak SMA yang sangat membenci Erlangga yang notabene musuh bebuyutannya dan sekaligus ketua OSIS disekolahnya...untuk cerita selanjutnya yuk baca😁😁😁