With You

625 45 13
                                    

"Kak Jeonghan, ada yang nyari kamu tuh"

Kepala adik bungsunya menyembul di pintu kamar, saat Jeonghan menoleh kaget karena ia sedang ganti baju sepulang sekolah.

"Heh, kebiasaan! Ketuk pintunya dulu keset welcome. Kakak lagi ganti baju"

"Bodo amat, aku sudah biasa ya, liat punggungmu yang penuh koyo. Anak SMA kok kayak embah-embah" Jawab Yoon Hangbi ketus sembari kembali ke kamarnya.

Jeonghan mengelus dada. Ibunya pasti salah ngidam saat hamil Hangbi dulu. Remaja empat belas tahun itu lebih menyerupai anak laki-laki ketimbang Jeonghan sendiri.

Turun dan melongok ke teras depan, Jeonghan tidak mendapati siapapun disana. Sambil mengumpat dalam hati, Jeonghan mengetuk pintu kamar Hangbi dan berteriak memanggil adiknya.

"Hangbi, kau bohong ya. Di luar tidak ada siapa-siapa. Keluar kau!"

"Apa sih, ribut sekali kau ini?"

"Kamu yang ngajak ribut! Di luar tidak ada siapa-siapa, Hangbi. Katanya ada yang mencariku"

Belum selesai Jeonghan memarahi adik semata wayangnya, tawa Hangbi pecah seperti balon ulang tahun anak TK.

"Hahahaha.... Yang mencarimu di luar itu siapa, Kak? Aduh... Maksudku itu telepon. Ada yang mencarimu di telepon!" Jawab Hangbi terengah-engah di sela tawanya.

Wajah Jeonghan memerah seperti udang rebus. Disentilnya kening sang adik sekuat yang ia bisa.

"Dasar lontong sayur! Bilang dong daritadi!" Sembur Jeonghan murka. Meninggalkan Hangbi terduduk lemas menertawai kebodohan kakaknya.

¤¤¤¤

"Halo" Jeonghan menjawab telepon yang sudah dianggurkannya daritadi dengan nada suara yang masih terdengar kesal.

Sang penelepon diseberang menjawab dengan nada santai.

"Hai, aku mengganggu ya? Kau sepertinya sedang kesal"

"Loh, Mingyu ya. Adikku tuh, biasa dia memang rajanya usil. Ngomong-ngomong ada apa?"

"Mau mengajakmu pergi bareng untuk latihan teater nanti malam. Kujemput ya?"

"Ah gak usah repot. Aku pergi bareng Shua dan Dokyeom. Mereka yang mau jemput"

"Oh... Ya sudah. Ngomong-ngomong, apa kau memang selalu menyendiri di kelas saat istirahat, Kak?"

Jeonghan mengerutkan kening bingung. Tahu darimana Mingyu kalau dia lebih suka baca buku atau main game psp-nya dikelas, daripada ikut mengantri jajan di kantin sekolah?

"Kamu tahu darimana kalau aku gak suka ke kantin pas istirahat? Kamu mata-matain aku ya?" Jeonghan ge-er.

Suara tawa Mingyu terdengar serenyah keripik singkong. "Gak lah, Kak. Kalo mata-mata kan mengintai diam-diam. Aku tadi langsung mampir ke kelasmu kok"

Jeonghan mendadak diam. Berusaha mengingat-ingat kapan Mingyu datang ke kelasnya.

Tapi dasar ingatan Jeonghan setingkat balita, dia merasa percuma berusaha mengingat sesuatu yang sudah jauh waktunya.

"Aku gak ingat, Gyu. Hehe... Maaf ya. Lain kali langsung sapa saja aku. Tapi kamu ke kelasku ngapain?"

"Kan di kelasmu ada Kak Seungcheol, Kak. Dia kan satu band sama aku. Aku sering kok bikin lagu di kelasmu bareng dia. Kakak saja yang gak sadar aku ada"

Bloom Inside You -GyuHan "SEVENTEEN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang