Chapter 1

51 11 2
                                    

"Maaa Rema berangkat yaaa!!!" teriak Rema sambil menuruni anak tangga dengan gesit "sarapan dulu Rem!" balas Katya--Mama Rema-- dari dapur

"nggak usah sarapan Maa, takutnya telat" ucap Rema sambil berjalan cepat menuju Katya berada, rupanya Katya sedang sibuk memotong sayuran

Rema mengambil pisau yang dipegang Katya dengan halus dan meraih tangan kanan Katya lalu menciumnya singkat setelah itu beralih mencium kedua pipi Katya dan tersenyum sok imut "dadah Mama sayanggg" Katya terkekeh dengan tingkah Rema

"berangkat Maaa... " Rema berjalan cepat menuju meja makan dan mengambil dua potong roti tawar dan menjejalkan sepotong roti ke mulutnya dengan penuh, ia lalu berjalan menuju pintu depan rumahnya

"hati hati!" teriak Katya dari dapur, "emm..." balas Rema karena mulutnya penuh dengan roti tawar yang belum sepenuhnya ia kunyah

Katya lalu sibuk kembali dengan aktivitasnya di dapur, tak sengaja ia melirik jendela dapur dan melihat langit yang nampak mendung "mau hujan" ucap Katya pelan

Ia lalu teringat dengan Rema "Rem! Jangan lupa bawa payung! Mau hujan!" teriak Katya dari dapur namun hening tak ada sahutan dari Rema

Katya sedikit mengintip keadaan di luar dapur, pintu depan tertutup, berarti Rema sudah berangkat

Katya menghela nafasnya "semoga saja nggak kehujanan" ucap Katya sambil berbalik menuju dapur kembali

****

"kak Remaaa.... " sapa anak anak kecil berseragam merah putih khas SD dengan serempak, taklupa mereka menampakkan senyuman manis mereka yang menggemaskan

"hai..." Rema membalasnya dengan melepas satu tangannya dari kemudi untuk melambaikan tangannya ke arah mereka, dengan senyum yang tak kalah manis tentunya "semangat yaa belajarnyaa!!" lanjut Rema dengan semangat "iya Kak Rema!! Siapp!" balas anak laki laki bertubuh mungil namun memiliki pipi tembem yang menggemaskan, ia membalas dengan tak kalah semangatnya, tangannya ia bentuk seakan memberikan hormat kepada sang komandan

Abi namanya, ia kelas satu Sekolah Dasar, Rema sampai terkekeh dengan tingkah Abi yang menggemaskan, jika bukan karena Rema yang takut terlambat mungkin Rema sudah turun dari sepeda coklatnya dan mencubit pipi tembem milik Abi

Rema menerima berbagai sapaan dari orang orang yang kebetulan berpapasan dengannya saat ia mulai bersepeda menyusuri jalanan di perumahan tempat tinggal Rema untuk keluar gang menuju jalan raya

Senyuman manis terlukis indah dibibir Rema, ia menghirup udara dalam dalam dan menghembuskannya pelan

Rema bersiul siul ria disepanjang jalan, mood nya hari ini sedang baik dan ia tak ingin sesuatu maupun seseorang merubah mood baiknya

Rema menatap langit, sayangnya cuaca hari ini tak secerah suasana hati Rema

'Mendung, mungkin sebentar lagi hujan mulai turun' ucap Rema dalam hati, ia merutuki dirinya yang tidak membawa payung untuk berjaga jaga kemungkinan kehujanan sebelum sampai di sekolah

Benar saja, tak lama kemudian rintik hujan mulai terasa

Rema semakin menguatkan kayuhannya, namun rintik rintik hujan semakin deras hingga seragam Rema sedikit basah

Hujan semakin terasa deras dan Rema pun semakin menguatkan kayuhannya lagi

Nafas Rema tersengal sengal "haduhhh seragam gue basah dehh" saat ini Rema tengah berusaha mencari cari tempat untuk berteduh, tepat didepannya terdapat air hujan yang menggenang di aspal berlubang, lubangnya tidak terlalu besar tapi sudah cukup untuk membuatnya terjatuh jika lubang itu dilaluinya

°I N E F F A B L E°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang