.
.
.
Malam ini, kinara nekat mengakhiri hidupnya.
Dia sudah putus asa dengan hidupnya.
Keluarga Kinara tidak memperdulikan keberadaan Kinara.
Mereka hanya memberikan materi untuk Kinara, puteri tunggal mereka.
Tidak ada kasih sayang yang tercurah, hanya perhatian dari materi yang menghujani kehidupan Kinara.
Bagaimana tidak?
Disaat dia membutuhkan perhatian, semua sibuk dengan urusan masing-masing. Kinara tidak diperhatikan selayaknya seorang anak yang haus akan kasih sayang dari sang ibu.
.
.
.
Kinara terkenal troublemaker di sekolahnya. Akibat dari perbuatan Kinara di sekolah itu, dia di Do dari sekolah swasta yang memiliki jumlah uang tahunan yang fantastis setiap tahun digelontorkan oleh orang tua Kinara untuk puteri semata wayangnya.
.
.
Ayahnya hanya memberikan uang, untuk Kinara habiskan secara percuma dan meminta Kinara melupakan masalah itu.
Kinara menangis dalam diam, dia mulai merentangkan tangannya..
Dan...
"Lo mau ngapain? "
Kinara hanya menatapnya nanar, Kinara tak bergeming dan mengacuhkan sosok yang mengacaukan rencana Kinara. Cowok itu menyerngitkan dahi, mencoba menerka apa yang akan kinara lakukan.
"Lo mau mati? " tanya cowok itu lagi,
Kinara tak memperdulikan pertanyaan cowok itu, dan menguap seperti angin.
"Gak sadar apa lo? Hidup lo terlalu indah buat lo buang sia-sia," kata cowok itu yang bersikeras menasehati Kinara si kepala batu.
"Siapa lo? " tanya Kinara akhirnya mulai membuka suara,
Sosok itu, mulai tersenyum legah. Usaha yang dia lakukan sepertinya tidak akan sia-sia.
"Gue Damar, lo?,"
"Ngapain lo disini? " tanya Kinara, yang enggan menjawab pertanyaan Damar.
"Gue lagi jalan aja, ngukur ni gedung, terus gue liat elo lagi niat lompat" jawab Damar asal,
"Jangan ikut campur urusan gue! " kata Kinara yang memperingatkan Damar untuk berada di jarak yang tak terlalu dekat dengan dirinya.
"Gue, hanya berfikir, bagaimana rasa sakit yang akan lo rasakan saat lo, jatuh dari atas sini. "
Kinara terdiam. Seolah-olah menimbang perkataan Damar di dalam pikirannya.
".."
Kesempatan itu, digunakan Damar untuk menggapai Kinara. Damar mengulurkan tangannya, menggapai tangan Kinara, Kinara yang lengah, refleks menoleh dan oleng. Dengan sigap Damar menggapai tubuh Kinara dan membuat Kinara, jatuh ke dalam pelukan Damar.
.
."Alhamdulilah... Lo udah gak bikin gue jadi saksi mata kasus bunuh diri" ungkap Damar legah sembari memejamkan kedua matanya.
Kinara memejamkan kedua matanya, dia berfikir, dia akan mati malam ini. Namun, siapa sangka, seorang malaikat tanpa sayap membantu Kinara untuk memiliki harapan dalam kehidupan Kinara.
Sejenak, Damar dan Kinara saling bertatapan. Jarak mereka yang sangat dekat membuat Damar segera melepas pelukannya, Kinara menatap Damar penuh tanya. Damar mulai salah tingkah,
"So, nama lo siapa? "
"Nara"
"Jangan pikir lo sendiri, hidup lo berharga" kata Dharma sembari menghapus sisa air mata Kinara,
"Lo sekolah dimana? " tanya Kinara
"SMA Green Garden. Why? "
"Lo tunggu gue. Kita pasti ketemu lagi," jawab Kinara sembari mengibaskan roknya di depan Damar. Damar hanya cengo, menatap kepergian Kinara malam itu. Dia tidak berharap, akan bertemu dengan Kinara kembali. Damar tidak suka dirinya berurusan dengan wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara
RomanceNara berdiri dilantai paling atas apartementnya, dia sdh putus asa, . . . . . nara mulai merentangkan tangannya,, menikmati udara malam yang mulai menyapa kulit putihnya.. . . . . . . sampai saat suara seseorang menegurnya.. dan rencananya pun b...