Bab 14

604 159 19
                                    

Selepas kepergian Kyu Hyun, Yeon Hee melamun sembari membiarkan televisi menyala yang kini tengah menayangkan berita tentang Henry. Ia menghela napas panjang. Tidak hanya badannya yang sakit, tapi hatinya juga. Ia tak menyangka jika cintanya bertepuk sebelah tangan dan persahabatannya akan hancur dalam sekejap.

"Sebenarnya di sini yang gila itu siapa?" gumam gadis berwajah pucat itu setelah menoleh dan kini menatap jendela. Air matanya menetes.

Langit terlihat cukup mendung, tetapi ramalan cuaca tidak menyatakan hujan hari itu. Namun, diprediksi angin akan berembus dengan kencang. Hal itu yang membuat Yeon Hee kembali menarik selimut dan memejamkan mata. Tepat saat itulah air matanya menetes.

***

Kyu Hyun kembali ke mal dan mencari barang-barang yang Yeon Hee butuhkan. Tekadnya itu meruntuhkan rasa malu di tengah-tengah deretan pakaian dalam wanita. Seorang pegawai juga terus mengikutinya untuk membantu memilih.

"Ini keluaran terbaru untuk wanita yang baru saja melahirkan dan menyusui," ucap wanita di samping Kyu Hyun itu dengan ramah.

Mata Kyu Hyun melebar. Menyusui?

"Coba dilihat, Tuan. Ini yang paling laris di sini." Wanita berambut sepunggung itu segera mengambil dan mengangkat bra, juga hendak menyerahkan ke Kyu Hyun.

"Maaf, sepertinya Anda salah paham." Pria berkaki panjang itu langsung mundur.

"Maksud Anda?"

Kening kedua orang yang saling berhadapan itu mengkerut. Kemudian, Kyu Hyun mengangkat keranjang yang ada di tangan kanannya sembari berkata, "Ini semua bukan untuk istri saya."

"Bukan untuk istri Anda?" Pegawai wanita tadi tiba-tiba mengubah ekspresi tidak suka dan jengkel. Namun, secepat kilat ia menetralisir dan kembali memasang ekspresi ramah. "Oh, mohon maaf. Maksud saya, mungkin bukan untuk istri Anda."

Segera Kyu Hyun memilih dan membayar. Ia semakin tidak nyaman berada di tempat itu. Butuh waktu 20 menit untuk menyetir hingga sampai di rumah sakit. Ia dengan langkah lebar menuju kamar rawat Yeon Hee. Saat membuka pintu kamar itu, ia melihat sahabatnya itu tengah duduk sembari menyaksikan acara kartun.

Paperbag langsung Kyu Hyun letakkan setengah dilempar di kirsi yang biasa ia duduki. Kemudian, ia menatap Yeon Hee dengan jengkel. Dan gadis itu balas menatapnya dengan remeh. Namun, si pasien yang mulai mendapatkan warna di wajahnya itu kembali membuat reaksi dengan menghela napas panjang.

"Kau kenapa?"

"Tadi ketika aku membeli itu," Kyu Hyun menunjuk papperbag, kemudian menatap ke arah lain dan lanjut bicara, "Pramuniaga mengira aku mencarikan bra untuk istri yang baru saja melahirkan dan tengah menyusui. Lalu aku bilang, itu bukan untuk istriku."

"Lalu?" Yeon Hee menahan tawa. "Apa wanita itu langsung menatapmu tak suka?"

Kyu Hyun mengangguk mantap. "Ekspresinya langsung berubah. Menyebalkan."

"Oh... Cho Kyu Hyun!" Tawa Yeon Hee meledak. Ia sesekali meringis merasakan sengatan di bagian jahitan. Namun, keinginan tawanya semakin menjadi. "Jawabanmu itu begitu ambigu. Astaga, pria macam apa kau ini?"

Diam-diam Kyu Hyun mengulum senyum tipis dan segera ia tutup dengan ekspresi datar dan jengkel yang dibuat-buat. Ia berjalan mendekati Yeon Hee yang masih terbahak dengan air mata di sudut matanya.

"Memang aku pria macam apa?"

"Dia mengira kau membelikan itu untuk selingkuhanmu." Yeon Hee lanjut terbahak.

"Astaga!" gumam Kyu Hyun yang membuang muka dari arah Yeon Hee, tapi akhirnya menampakkan senyumnya dengan jelas. "Ayo mandi. Aku bantu cuci rambutmu."

[Cho Kyu Hyun] Breaking the ForecastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang