part 3

130 14 0
                                    

lalu kenapa dia mengajakku kesini.hingga dia mengambil sebuah gelang perak dengan hiasan sedikit berlian putih disekelilingnya dan memakaikannya padaku.

"Bagus dir"ucapnya

"Buat siapa kak"tanyaku

"Buat dirla"ucapnya

"Ahh kakak aneh-aneh aja, masak dirla dikasih gelang kayak gini. Nggak cocok di kulit dirla yang hitam kak"ucapku

"Udaah bagus gitu kok"ucapnya

Setelah dia membayar gelang itu langsung saja dia mengajakku makan di tempat kesukaan nya senjak dulu itu. Makanan disitu sangat sesuai dengan seleranya.

"Kak elang pesen apa"tanyaku

Namun dia hanya diam dan seorang pelayan sudah meletakakan makanan di meja kami. Mungkin pelayan itu sudah hafal betul dengan kak elang. Tetapi aku salah ternyata tempat ini sudah dibeli oleh om bintang atas permintaan kak elang.Tanpa basa-basi aku langsung melahap makanan itu dan sambil bercerita panjang dan lebar dengan kak elang. Yah kak elang adalah orang yang pendiam jadi jika tidak dipancing dukuan suasanana menjadi sangat canggung.

"Zita masih belanja"tanya elang

"Mungkin adik kakak itu udah di salon"ucapku

"Kamu nggak kesalon dir"tanyanya

"Enggak kak,dirla kan udah jelek dari sananya jadi walaupun kesalon tetep jelek"jawabku

"Katasiapa"tanya elang

"Kata semua orang,nih yah kalau nggak percaya dirla tanya"ucapku

Langsung saja aku memanggil pelayan tadi dan menanyakan sesuatu padanya

"Mas jawab dengan jujur apakah saya jelek"tanyaku

Kulihat raut wajah pelayan itu serba salah dan aku tau jawabannya

"Nggak apa-apa jawab aja"ucapku

Dia mengangguk dan mengatakan kalau aku memang jelek dan segera berlalu dari hadapan kami. Kini kulihat tatapan kak elang padaku sangat intens dan dia menatapku aneh.itu tandanya aku memang sangat buruk.

"Hey, dicariin dari tadi malah meeting ama pak bos elang"ledek zita

"Durhaka kamu ta"ucapku

"Abang aku aja biasa aja, yah kan bang" ucap zita

"Hmm"singkat elang

"Sudah belum nih makannya, ayo pulang"ucap zita

Aku mengangguk karena memang makanan di piringku telah bersih begitupun dengan elang, selera dirinya memang tidak bisa diragukan.segera kami bergegas keluar dari pusat perbelanjaan itu dan kami berpisah di parkiran karena membawa kendaraan sendiri.
Segera aku bawa honda jazz merahku menuju ke rumahku. Segera aku masuk ke sebuah perumahan elite menuju rumah no 45 dengan cat warna putih corak hitam disampingnya terdapat kolam berenang yang dibuat sangat besar karena papa yang hobby berenang. Bagian depan rumah juga dihiasi tanaman kaktus hias karena mama yang hobby mengoleksi tanaman kaktus.

Kuparkir mobilku itu di deretan mobil yang lainnya tapi ada satu mobil yang menarik perhatianku yaitu mobil milik papa. Segera aku berlari masuk ke dalam rumah. Sudah dua minggu aku tidak melihat papa dab segera aku temui seorang pria yang paling tampan dimataku itu. Papaku adalah sosok yang sangat kukagumi, sifatnya yang bijaksana dan hangat sangat membuat aku beruntung mempunyai seorang ayah sepertinya. Kisah cinta orang tuaku juga sangat romantis dan juga dibilang seperti karangan fiksi.

Tanpa basa-basi segera aku peluk lelaki itu yang tengah duduk santai di dekat mama.

"Uhhh anak papa, kangen banget sama papanya rupanya"ucap papa

Ahhh kangen ama papanya yah. Ayo peluk lagi wahehe

LITFODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang