part 5

223 15 1
                                    

"Aku nggak perlu bantuan kamu"ucap arsel

"Untuk menolong seorang ibu, aku tidak meminta izin dari siapapun"ucapku

Kini kulihat dia terdiam dan mematung tetapi di luar dugaan ku biaya nya samgatlah mahal dan menghabiskan uang jajanku selama satu bulan. Sebenarnya aku bisa meminta uang tambahan pada papa tapi aku tidak mau menjadi anak yang hanya bisa meminta saja. Terpaksa aku harus puasa satu bulan.

Aku temani arsel yang kelihatan sangat cemas,kutatap matanya yang penuh dengan penderitaan.apalagi begitu dokter keluar mengatakan bahwa ibunya harus menjalanai operasi besar dan membutuhlan biya yang sangat mahal dan kali ini uang jajanku hanya cukup untuk rawat inap selama satu minggu dan juga biaya cuci darah pertama. Yah tante sela menderita penyakit leukimia dan juga ginjal.

"Sabar yah kak, tante sela pasti sembuh"ucapku

Tanpa menjawab ia langsung masuk untuk melihat kondisi ibunya dan aku memgikutinya. Kulihat dirinya memeluk hangat ibunya itu, sontak ibunya mulai sadar dan mengelus kepala sang anak.

"Arsel ibu mau pulang saja nak,kita tidak ada biaya"lirih tante sera

"Ibu disini aja yah biar arsel yang pikrin masalah biayanya"ucap arsel

Dokter masuk lagi ke ruangan itu untuk memastikan apakah operasi akan dilakukan atau tidak.kulihat keraguan pada keduanya,dan tante sela menjawab bahwa dia tidak ingin dioperasi tapi aku tidak akan membiarkan hal itu. Kondisinya sangat menghawatirkan dan jika tidak segera dioperasi nyawanya bisa terancam.

"Dokter, operasinya akan dilaksanakan"ucapku

"Kamu apa-apaan sih,kondisi ekonomi kamu sama aku itu beda jadi jangan kamu pikir semua orang kaya seperti kamu"ketus arsel

"Arsel,jangan kasar begitu nak"ucap tante sera

"Kak maaf bukannya dirla ikut campur tapi kondisi ibu kakak itu sangat perlu ditangani"ucapku

Lalu aku menelpon mama untuk meminta mama menjadi dokter yang menangani tante sela dengan brgitu biaya yang dibutuhkan tidak terlalu besar jika mama bersedia melakukannya dengan suka rela.beberapa menit kemudia mama datang ke dalam ruangan ini dan mama memandangku lalu tersenyum.

"Dirla mau bilamg apa"tanya mama

"Seperti yang dirla katakan tadi ma, tolong ma"ucapku

"Baikalah, mama tidak akan bisa melihat seorang pasein yang tidak berdaya dan melihat anak mama sedih kalau begitu dokter biar saya yang akan menangani operasi ibu ini dan saya yang akan bicara pada pihak rumah sakit"ucap mama
  

Kini aku tersenyum dan memeluk mama, dia adalah mama terbaik. Dia juga terkenal sebagai dokter berhati malaikat karena sering membantu pasein yang tidak dapat membayar biaya rumah sakit.

"Tapi walaupun begitu biaya obat dan alat penunjang operasi mesti harus dibayar"sambung dokter itu

"Berapa biayanya" tanya mama

"Mungkin lima juta lebih"jawab dokter itu

"Bagaimana dirla"tanya mama

"Tolong lakukanlah ma,potong saja uang jajan dirla bulan depan"ucapku

"Baikalah kalau begitu kita akan lakukan operasinya"ucap mama

Aku tersenyum bahagia dan setelah semua urusan kelar mama kembali pamt untuk kembali di.acara rumah sakit itu sedangkan aku masih duduk diam disamping arsel. Kulihat matanya kosong, walaupun ibunya terus mengucapkan terima kasih padaku dan mama tetapi tidak ada respon darinya.

"Kak arsel"panggilku

Seperti biasa dia tidak menjawab dan menoleh, aku bingung apakah aku melakukan suatu keslahan lagi padanya. Hingga aku memutuskan untuk pergi dari ruangan itu, aku rasa dia butuh waktu sendiri sekarang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LITFODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang