ONESHOOT

4.4K 280 102
                                    

Original characters by Masashi Kishimoto

A fanfic story by skyzhee; dedicated for Sasuke's birthday

Genre(s) : Shounen-ai, School-life, Romance, etc.

.
.
.

The story begin...

Matahari terik bersinar, kilauan cahaya yang berpendar menerangi satu makhluk bak malaikat di tengah lapangan. Sebenarnya bukan hanya dia yang berada di lapangan saat ini, tapi entah mengapa hanya wajahnya saja yang terlihat di mataku, dan lainnya hanya terlihat seperti partikel-partikel noise yang membentuk satu potret panning.

Ah, aku merasa sungguh diberkahi Tuhan karena memiliki mata yang normal kali ini. Mengapa tidak? Dengan mata yang tak terhalang lensa kacamata tentu saja aku bisa melihat jelas sosok menawan berambut merah di sana.

Bagaimana dia menggiring bola basket melewati lawan mainnya, atau gerakan mengumpan bola ke dalam ring. Ah, sungguh pemandangan yang sangat elok! Terima kasih Tuhan, apa yang kau ciptakan memang patut dipuji!

Dan yaa... My baby Gaara, err... Maksudku ekhem, Gaara-senpai bisa dibilang menjadi satu kutub magnet di sekolahku yang mampu menarik perhatian semua kutub yang berbeda jenis, tapi sayang aku sendiri yang faktanya memiliki kutub yang sama dengan dia, malah ikut tertarik pada pesonanya.

Kadang aku tertawa atas rasa tertarikku padanya. Gaara-senpai anak populer dan baik hati, mana bisa menyukai makhluk sesama jenisnya yang bernama, Uchiha Sasuke? Dan semakin aku memikirkannya, membuatku enggan untuk menyatakan cinta padanya. Biarlah, biarlah rasa ini tumbuh subur di dalam sana tanpa harus ku berbagi padanya, cukup aku saja yang tahu. Dan Tuhan tentunya. Dia tidak perlu tahu.

Aku yang sedari tadi berdiri di koridor, segera berjalan mendekati bangku panjang di dekat lapangan. Yah, setidaknya aku bisa duduk manis sambil melihat bagaimana senpai tersayangku memainkan bola.

Bangku panjang di lapangan hanya menyisakan ruang kecil bagiku untuk duduk. Selebihnya diisi oleh anak-anak perempuan dari berbagai kelas yang tentu saja sedang melihat permainan Gaara-senpai. Tanpa memedulikan bisik-bisik mereka, yang seolah heran melihatku duduk di bangku itu bersama mereka, aku pun mengambil permen karet dan mengunyahnya. Tapi bagian yang menurutku paling konyol adalah saat melihat Gaara-senpai berhasil memasukkan bola ke dalam ring basket, aku selalu menganga bagai orang tolol.

Dan aku yang masih memandang ke arah Gaara-senpai terlihat begitu kebingungan. Kenapa Gaara-senpai masih melayang di udara? Dan bola basketnya? Bolanya juga ikut berhenti di atas ring basket. Ini aneh? Apa yang terjadi?

Aku yang mulai panik, segera mengalihkan pandanganku ke samping kanan dan kiri. Oh, god! Apa yang ku lihat ini? Anak-anak perempuan yang sebangku denganku juga ikut membeku. Bahkan bisa ku lihat salah satu dari mereka yang menumpahkan minuman bersoda, terlihat airnya juga ikut mengambang di udara dan tidak jatuh ke tanah.

Hell, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa hanya aku sendiri yang bisa bergerak bebas?

Dalam kepanikanku, tiba-tiba awan mendung bergelayut tepat di atas kami semua yang ada di lapangan. Awan yang awalnya berwarna abu-abu, kini semakin kelam dan membentuk sebuah pusaran ditengahnya. Angin bertiup dengan kencang, dan suara petir mulai terdengar saling menyambar.

Dengan kedua telapak tangan, aku segera menutup lubang telingaku yang kini berdenging saat mendengar gelegar petir yang menyambar. Mata ku tutup rapat-rapat saat angin kencang berhembus menerbangkan debu-debu kasar. Angin semakin ganas menyerang, dan tiba-tiba saja aku merasakan badanku terbawa oleh pusaran angin hingga limbung tanpa aku berani membuka mata.

Damn, That Dream! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang