Motor Sehun mengikuti laju motor Taehyung yang membawanya ke P&F, sebuah kafe paling buruk yang pernah ia kunjungi di kota kelahirannya ini. Eksteriornya dicat menggunakan warna merah marun dan terlihat telah memudar. Begitu masuk, kafenya kosong-melongpong, tak ada pelanggan lain satupun. Kafe itu cukup luas dan memiliki sangat banyak meja bundar dengan tiga kursi yang cat kayunya sama-sama telah mengelupas. Interior kafe dipenuhi dengan pajangan-pajangan yang terlihat telah banyak memakan asam garam. Satu-satunya yang terlihat modern dari kafe ini adalah bagian kasir yang terletak dibagian paling belakang kafe, dengan konter yang permukaannya dilapisi marmer ungu cerah bergaya futuristik. Warnanya yang mencolok dari keseluruhan warna-warna monokrom kafe membuat bagian kasir seolah sengaja dibuat menjadi titik pusat dari kafe ini. Ia tidak pernah tahu bahwa ada kafe semacam ini terselip tepat di jantung kota.
"Selamat datang, pelanggan!" Seorang wanita yang berada dalam awal empat puluhannya menyambut dengan riang dari balik konter. Helai rambut paling depan ia ikat ke belakang. Ia mengenakan setelan kemeja lengkap dengan jas wanita dan celana katun panjang yang terlihat sangat cocok di tubuhnya. Terlepas dari usia yang memakan kesegarannya, gurat-gurat sisa kecantikan di masa muda masih terlihat jelas pada raut wajahnya.
"It's been a long time, Bianca!"
"Taehyung! Itu kau, son? Kupikir kau telah ditelan bumi! Kemana saja kau?"
Taehyung menyeringai geli sebelum melemparkan tatapan protes pada wanita bernama Bianca itu. "Geez, will you ever stop calling me your son? I'm not even your son, Bi!"
"Oh, jangan coba-coba melenceng dari topik utama, you little shit. Kemana saja kau selama berbulan-bulan tak pernah datang kemari? Kau tahu pelanggan setia P&F bisa dihitung dengan jari dan dengan absennya dirimu, kafe ini sudah seperti kuburan saja! Aku mulai berpikir untuk membuka bisnis pemakaman sungguhan karenanya, kau tahu!"
Taehyung terbahak. "Aku terlalu sibuk dengan sekolahku belakangan ini, Bi. Maafkan aku." Ia dan Sehun mencapai salah satu meja yang dipilih. "Kopi?" Tawarnya pada Sehun.
Sehun menjawabnya dengan gelengan. "Teh susu." Mungkin karena ia masih terlalu muda, tapi lidahnya tidak pernah cocok dengan rasa kopi.
"Satu teh susu dan satu kopiku yang biasa, tolong."
"Segera datang!" Seru Bianca seraya menghilang ke ruang belakang.
"Jadi... Tentang Kak Joohyun?" Tanya Sehun tak sabar.
Taehyung mengernyitkan alis. "Kau salah satu orang terdekat Guru Bae?"
"Apa?" Sehun tergagap, tidak menyangka akan ditanya seperti itu.
"Kau memanggilnya dengan informal." Taehyung memperjelas.
"Aku..." Sehun tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin, 'kan, jika ia memberitahu Taehyung dengan sangat kasualnya bahwa ia mencintai Joohyun jadi ia pikir ia bisa memanggilnya dengan cara senyaman mungkin walaupun pada kenyataannya ia dan Joohyun sama sekali tidak akrab?
Taehyung berhenti mengernyitkan alisnya dan mulai tertawa. "Hey, santai saja. Aku tidak akan menghakimimu. Aku tumbuh besar di luar negri jadi itu sama sekali bukan masalah besar buatku. Kau dengar, 'kan, tadi aku memanggil pemilik kafe ini hanya dengan namanya saja tanpa ada embel-embel kehormatan, formalitas, dan perintilannya? Kadang sangat memuakan jika kita harus selalu terkungkung pada adat."
Konteks dalam kasus Sehun sangat berbeda dengan apa yang dibicarakan oleh Taehyung, tapi ia mengangguk-ngangguk saja agar topik ini bisa segera berlalu.
Taehyung membersihkan tenggorokannya sebelum bicara lagi, "Apa saja yang ingin kau ketahui? Aku akan menjawabnya sebisaku, sesuai yang aku tahu."
"Here you go, gentlemen..." Bianca menaruh dua cangkir dengan konten yang berbeda di atas meja Sehun dan Taehyung. Matanya membesar kagum saat melihat Sehun dari dekat. "Dan siapakah pemuda tampan yang bersamamu ini, Tae?" Tanyanya sambil mengedip genit.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher's Diary | EXO Sehun
Fiksi PenggemarOh Sehun menemukan buku harian milik sang cinta pertama yang sudah tidak pernah dilihatnya selama 6 tahun. Perjalanan untuk melepas kerinduannyapun dimulai. Akankah misteri demi misteri bisa mengantarnya pada sosok yang sangat dirindukannya itu?