Jaehwan menatap kosong langit berbintang di atasnya. Air mata membanjir membasahi pipi. Jika kau melihat bagaimana keadaan Jaehwan sekarang, kau akan merasa iba padanya.
Mata itu membengkak karena menangis. Tergugu tanpa suara. Terisak sangat lama.
Jaehwan mencoba membangunkan dirinya dari rerumputan hijau yang menjadi alasnya berbaring. Namun, rasa sakit di bagian bawahnya membuat Jaehwan kesulitan untuk bangun dari sana.
Kedua tangan Jaehwan bergetar, menahan rasa sakit. Kuncian serta genggaman kuat itu memerahkan pergelangan tangannya. Cengkeram menyakitkan itu datang dari orang yang dulu Jaehwan kagumi. Ah, bahkan Jaehwan cintai.
Orang itu telah merenggut harga dirinya!
Pria yang ia cintai itu pelakunya!
Pria bangsat itu dengan seenaknya menyetubuhi Jaehwan tanpa persetujuan sama sekali.
Jaehwan masih mengingat smirk dari wajah tampan tanpa dosa itu saat menggoyangkan pinggul di atas Jaehwan dengan ganas. Memompa sekuat tenaga. Menggagahinya brutal. Membuat tulang-tulang Jaehwan terasa bergeser dari tempatnya.
Tidak ada rasa nikmat.
Hanya ada rasa sakit dan sesak di dada Jaehwan saat Minhyun semakin mempercepat in out di dalam tubuhnya.
Tiada desahan.
Hanya erangan kesakitan, serta tangis pilu yang Jaehwan keluarkan.
Seolah menulikan telinganya, Minhyun semakin mengencangkan cengkraman di tangan Jaehwan, menghentikan semua pemberontakan yang Jaehwan lakukan, menjadi tindakan sia-sia semata.
Dengan kejamnya, Minhyun membisikkan kata, "aku sayang kamu," disela pergumulan mereka. Ucapan tanpa hati, hanya kata kosong tak bermakna.
Jaehwan tahu dengan jelas, kata manis itu terucap hanya untuk melemahkannya. Membuatnya tak berdaya. Menipunya. Mengelabuinya.
Jaehwan sadar, dia telah dibutakan dengan sebuah kebohongan cinta di balik kata-kata. Tapi, Jaehwan bisa apa?
Dia hanya bisa tersenyum pilu, menerima semua kebohongan manis yang Minhyun ucapkan.
Meski hanya kebohongan, Jaehwan tetap menerimanya. Merasa bahagia, meski bahagia itu datang bersama rasa sakit yang melanda.
Tatapan itu, tatapan Minhyun padanya. Sebuah tatapan yang tidak pernah memancarkan rasa kasih sayang. Hanya tatapan penuh nafsu yang teramat tajam.
Senyum itu seolah berkata;
“...kau hanya mainan bagiku...”
“...aku tak pernah menyukaimu...”
“...aku hanya menginginkan tubuhmu, simpan saja hatimu, karena aku tak memerlukan itu.”
Dan seperti itulah Minhyun, pergi begitu saja. Seperti itulah pria itu. Melenggang jauh setelah puas dengan tubuh Jaehwan.
.
.Tubuh ringkih itu kini mulai berdiri berjalan terseok, memunguti setiap helai pakaian yang berserakan di sana.
Memasangnya sembarang, kemudian bergegas pulang meski sakit teramat menyapanya di setiap langkah yang ia lakukan.
Hanya satu keinginan Jaehwan sekarang. Pulang dan langsung membersihkan dirinya dari segala noda dosa kenikmatan yang tidak permah dia rasakan.
.
.
.Hwang Minhyun.
Hwang Minhyun-ku.
Minhyun, kekasihku.
Kamu bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa antara kita, menyembunyikan kenyataan pahit yang kamu torehkan dengan sengaja.
Kamu tersenyum, mengedipkan matamu, menatapku saat diriku berjalan berlawanan denganmu.
Terlepas dari perlakuanmu semalam, aku merasa bahagia karena senyuman yang kamu tujukan padaku. Namun, senyumku pudar saat menyadari siapa yang ada di sampingmu, yang sedang mengengam erat tanganmu.
Ya, kekasihmu yang sudah lama memiliki hatimu. Kekasih yang selalu berada di dekatmu itulah penyebab rasa sedihku. Salahkah jika aku cemburu?
Mungkin, mereka akan memandangku aneh. Menilaiku buruk karena menyukai pria yang sudah memiliki kekasih. Menatapku tak suka, seolah aku tak pantas memiliki perasaan cinta terhadap kekasihku.
Ya, Minhyun juga kekasihku.
Kamu kekasihku, kan?
Bukankah kamu yang menyatakan cinta padaku saat itu? Saat aku belum mengetahui belangmu yang sesungguhnya.
Bodoh memang aku, dengan polosnya mengiyakan pernyataan cinta itu.
Meski kini aku tahu, kamu sudah memiliki Jinyoung yang sangat sempurna. Kekasih berwajah tampan yang selalu ada di sisimu.
Tapi...
Jantungku terasa ngilu. Terasa perih saat melihat betapa mesranya kalian. Rasanya, ingin kutarik dirimu menjauh darinya. Kuharap bisa kulakukan itu. Kuharap aku mampu. Kuharap aku berhak.
Tapi... aku bisa apa?
Aku hanya kekasih gelapmu.
Aku berstatus kekasihmu, namun tak ada seorangpun yang tau.
-Fin-
KAMU SEDANG MEMBACA
Alles Oor Minhwan
Random📍Pairing Minhwan 📍Hanya kumpulan cerita one shots, two shots dan bisa saja lebih 📍Wanna One 📍Hwang Minhyun x Kim Jaehwan 🍜🚫Warning 🚫 📍 Terkadang di beberapa cerita mengandung unsur dewasa 📍Bijaklah dalam memilih becaan. 📍Bila terdapat sim...