si pembuat kacau

48 5 0
                                    

"BARBARA"
huh, Lisa mengendus, nama sudah bagus- bagus --Alisa Nurmala--malah dipanggil Barbara. Plesetan dari kata barbar, suku di Eropa yang konon suka membuat keonaran. Gelar 'kehormatan' pemberian pak Andrie di kelas viii, karena salah mengahapus papan tulis. Tentu bukan pertama kalinya, tapi kesekian kali kekacauan yang pernah di buat Lisa di depan pak Andrie.

memang sekarang ia sudah SMA, namun, gedungnya masih satu blok dengan SMPnya dan hampir 80% siswa SMA Xaves, adalah teman teman SMP Lisa, alhasil, lebel 'Barbara' selalu melekat. Lagi pula sampai sekarang Lisa memang belum bisa berhenti membuat kesalahan . Misal tadi, saat turun dari angkot, ia di marahi ibu-ibu kerena sendal itu putus terinjak kakinya. Ibunya juga sih jalan pelan sekali.

"Barbara tunggu!" Panggil seorang anak laki-laki gendut berkacamata tebal. Dion teman sekelasnya sejak SMP.
Huh, Lisa terpaksa menunggu. Meski rasanya ingin melempar dengan sepatu karena malas di panggil Barbara

"Dari tadi di panggil gak dengar ya?" Dion terengah-engah

"Jalan ramai begini, masa bisa dengar. Dan namaku Lisa bukan Barbara. Jadi sorry-sorry ya,"sahut Lisa ketus.

"Pinjam tugas fisika dong,"todong Dion tanpa basa basi, sambil senyum

"Jadi dari tadi ngejar-ngejar cuma untuk ini?"Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya membuat rambut ekor kudanya bergoyang-goyang, "nanti di kelas aja,"Lisa kesal lalu meneruskan jalan. Karena kurang hati-hati terserempet sepeda penjual sayur. Untung ibu-ibu penjual sayur tidak jatuh. Hanya oleng. Tapi Lisa lecet

"Barbara-barbara," celetuk Dion "nggak pernah berubah."

"Hi, plis deh. Namaku Lisa bukan Barbara. Jangan ganti-ganti nama deh Ndut!"

"Huh, emangnya namaku gendut. Jelas-jelas juga namaku dion!"

Didepan perempatan. Seorang gadis berkulit gelap, berbibir tebal dengan rambut panjang dikuncir rapi, tersenyum. Senang melihat ada Lisa. Namun Lisa tidak senang. Si Rani pasti bakal meminjam tugas juga. Tebakan jitu!!!.

"Lisa yang cantik pinjem tugas fisika dong,"kata Rani.

"Huh, jadi dari tadi menunggu hanya untuk meminjam tugas?" Lirih Lisa lemas

Sudah ada dua orang. Daripada repot. Kasih sekarang saja. Masalah bagaimana membagi harta 'gono-gini'itu biarkan mereka yang mengatur, Lisa membuka tas, dan bukan Lisa Barbara tunggu jika tidak kacau. Beberapa buku berjatuhan, termasuk kotak pensil dan diari bergambar boneka salju tiga dimensi

"Aduh, tolong!" Lisa panik karena jalanan ramai dan ada yang jatuh ke tengah jalan. Sebuah mobil lewat. Untung tidak terlindas, lalu motor, untungnya juga tidak terlindas, namun membuat si pengendara sempat mengomel.

"Hoi, jangan main-main di jalan!" Teriak si pengendara itu, Dion dan Rani buru-buru mengambil satu-persatu buku yang jatuh dan kotak pensil

"Ampun Barbara, kapan sih kamu nggak membuat kekacauan!" Gerutu Dion

Sebuah sepeda motor melintas lagi. Mengarah ke diari, Lisa hanya bisa terdiam,
Diari itu terseret, masuk ke lubang jalan yang berair kecokelatan, kotor

"Yah!" Kata Lisa sambil memandangi diarinya dengan kecewa.

Cowok itu mengendarai Tiger hitam dengan stiker hijau sepanjang badan motor. Kalau melihat celana yang digunakan, cowok itu anak SMA Xaves juga. Celana kotak-kotak merah kecoklatan dengan jaket hitam parasut yang sudah luntur warnanya.

Dion mengambil diari itu dengan jijik. Basah dan berlumpur

Rani mengambil tisu dan mengelapnya, sedikit lebih baik, meski tidak membuat bersih noda yang mengotori setiap halaman diari

Sebel, kalau bukan di jalan pasti sudah menangis Lisa berjalan gontai memegang diari yang rusak. Apa kata Lee kalau tahu diari pemberiannya jadi seperti ini

Kenapa harus diari itu sih?gumam Lisa dalam hatinya

"Dicuci sebentar terus dijemur, mungkin bisa sedikit lebih baik, Lis," saran Rani

Lisa hanya mengangguk dengan mata terus memandang ke depan, berharap penumpang motor tadi berhenti dan mengucapkan maaf. Namun sayang itu hanya harapan belaka. Jalanan di depan hanya penuh dengan anak-anak sekolah diselingi sepeda motor dan mobil.

"Sialan motor tadi, awas pokoknya akan ku balas, lihat saja istirahat nanti. Nasib motor tadi harus sama seperti diari ini. RUSAK!" Bisik Lisa pada dirinya sendiri.

Jangan lupa di VOMENT yaaa

Aku, Kamu, Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang