balas dendam

41 4 0
                                    

Tet-tetttt!
Bel berbunyi dua kali. Pertanda waktu istirahat. Lisa tidak sabar menuju tempat parkir yang berada di dekat perpustakaan untuk menemukan motor Tiger hitam, yang telah membuat diari pemberian Lee menjadi rusak
Wati, Rani, ching-ching, dan Dion juga diajak
(Wati sama ching-ching sahabat Lisa)

"Tolong bantu aku, aku harus balas dendam. Gara-gara motor itu diariku jadi rusak tidak jelas bentuknya kayak gini," begitu kata Lisa menunjukkan diarinya yang berubah buruk. Diari itu malah semakin tidak berbentuk, kaku, dan Kumal setelah terjemur sinar matahari

"Beli baru aja, Lis," komentar Wati "ini dibuang aja, ngapain juga capek-capek balas dendam"

Lisa membuang muka. Kapan gadis bermata belo' ini bisa berfikir jernih. "Yang mau bantu silahkan bantu, kalau nggak ya sudah," Lisa cemberut sambil berjalan cepat menuju tempat parkir. Begitu sampai Lisa langsung memandangi tempat parkir yang penuh oleh puluhan sepeda motor. Untungnya pak satpam sedang pergi. Jadi mereka tidak takut dicurigai. Bisa bebas dan leluasa.

Ternyata sulit Juga menemukan motor itu, apalagi Wati sibuk berkaca di spion, Rani sibuk tebar pesona ke beberapa anak kelas XII yang lewat, kalau ching ching seperti biasa, hanya mengekor di belakang. Hanya Dion yang paling konsisten. Itupun setelah di janjikan semangkok bakso di kantin.

"Ada di mana motor busuk itu, kenapa sulit sekali di menemukannya?" Lisa melihat kesana kemari. langkah kaki nya mulai melemah, putus asa

"Itu Barbara," Dion menunjuk ke pojok parkiran. Sepeda motor Tiger warna hitam. Plat nomor nya juga sama dengan motor yang tadi pagi

"Bagus. kerjain, kempesin aja bannya." Lisa tersenyum sadis dan buru-buru menuju sepeda motor itu. Untung keadaan cukup aman sehingga dengan cekatan ban depan langsung kempes, disusul ban belakang

"Rasakan, Makanya kalau dijalan lihat-lihat," Lisa tersenyum puas dan mengajak teman-temannya ke kantin

"Ayo, ke kantin laper nih. tadi pagi aku nggak sarapan"

Bagaimana mau sarapan. di rumah, ayah dan ibu Lisa malah sering bertengkar. mereka masih saja saling menyalah kan kematian Mas Alex.

hari-hari sejak masa Lex berpulang memang tidak pernah menyenangkan. Lisa merasa diabaikan. kadang Lisa berpikir kalau ayah dan bunda tidak ingat kalau ada anak mereka yang bernama Lisa.

"Sudah?" tanya Rani yang masih belum puas karena masih banyak cowok-cowok yang lewat.

"Iya sudah, kalau kamu masih mau di sini Ya silahkan," Lisa cemberut "bukan yang membantu malah sibuk sendiri."

"Iya, dari tadi tebar pesona tapi nggak ada yang menanggapi. kayak aku dong diem aja tapi cowok-cowok udah datang mendekat," kata Wati penuh percaya diri

"Tapi Memangnya ada yang mau deketin kamu? Setahu aku cowok-cowok takut tuh sama kamu," celetuk Rani yang membuat Wajah Wati berubah merah

"udah ah, yuk buruan ke kantin," dia selalu menjadi penengah "Aku sudah lapar, daripada bertengkar Lebih baik makan."

Dengan segera mereka menuju kantin sekolah yang berada di belakang gedung. Kursi kesukaan Lisa and the gank adalah kursi paling ujung. di dekat pagar besi. sehingga bisa melihat kuburan para biarawan dan biarawati. salib salib terlihat di mana-mana, di sela-selanya ada patung malaikat seperti di Eropa. memiliki sayap lebar yang terbuka dengan baju tipis melayang. kalau sedang musim hujan pemandangan jadi jauh lebih menarik. seperti film-film horor dari luar negeri. dingin, basah, dan gelap tinggal ditambah sosok berjubah dan berjas serba hitam dengan gigi taring yang mencuat maka lengkap sudah.

"Kamu mau makan apa lis," tanya ching ching. Dia selalu ikut-ikutan. Membuntuti

"bakso, sama kaya si gendut," tunjuk Lisa ke Dian yang sudah melahap 4 bakwan jagung "Ndut, bakwan nya kamu bayar sendiri ya. Aku tidak mau menanggung karena tadi perjanjiannya kan cuman bakso," kata Lisa tegas.

"Yaah, sekalian dong," tawar Dion dengan mulut kepenuhan

Lisa menggeleng dengan tegas. sama sekali tidak bisa nego kalau seperti ini. Dion pasrah. tidak berani menawar lagi.

Benar saja ching-ching ikut memesan bakso

Kapan ya cewek berpipi bakpao ini bisa percaya diri dengan pilihannya sendiri?

"Eh, ada Tom," Rani menunjuk ke arah depan. seorang cowok Penjual Donat
---anak XII IPA-2--- langganan mereka muncul.

Wati langsung mengambil bedak di sakunya dan mencari, cepat-cepat memastikan bedaknya masih oke atau tidak.
"Masih cantik, kan?" Bisik Wati khawatir.

"Beres, kamu selalu cantik," kata Lisa terpaksa. kadang stress sendiri melihat Wati naksir Tom. repot bukan kepalang.

sejak melihat Tom pertama kali di kantin saat menawarkan donat. Wati langsung suka. habisnya Tom keren, tinggi, atletis.
sudah begitu Tidak Malu berjualan di sekolah

"Donat," seru wati dengan centil setelah yakin dandanannya masih oke. setiap hari selalu begitu. meski tidak punya uang Wati akan bela-belain utang ke Lisa,Dion ching-ching atau Rani. pokoknya harus beli make up. biar bisa pendekatan

Tom tersenyum, dia langsung mendekat. sudah sangat hafal dengan anak-anak ini pasti akan beli. tidak pernah tidak.

"Halo selamat siang, Apa kabar? mau yang mana?" tanyanya membuka kotak donat dari plastik berwarna merah dengan tutup dari plastik transparan

"Aku maunya kamu," Wati mencubit lengan kekar Tom. Tom sebenarnya ilfil. Habisnya lebay. Tapi demi donatnya, dia harus bertahan.

"Aku lima, kayak biasanya," kata Dion masih dengan mulut penuh dengan bakwan

"Buset, nggak pernah pecah tuh perut? Dari tadi sudah berapa bakwan masuk. belum lagi bakso nanti," celetuk Rani.

"buat kalian satu-satu," Dion sadar dipandangi aneh. Oh, semua tersenyum lega termasuk Tom.

"Emang monster, biasanya juga gitu" sahut Lisa yang disambung tawa oleh teman-temannya.

Dion cemberut, dan mengambil donat coklat, Rani donat kacang, ching-ching donat keju, Wati donat stroberi dan Lisa donat gula putih seperti salju.

Selalu seperti itu. Tom senyum-senyum sendiri, seolah-olah Sudah menjadi kebiasaan.

Alasan Lisa suka donat gula putih karena ia ingat Lee, Lee sudah berjanji membuatkan sebuah boneka salju. entah apa kabar Lee sekarang nomornya juga sudah tidak aktif. mungkin sudah ganti dengan nomor Australia. dan lupa mengabari Lisa karena sibuk. Lisa tersenyum dan mengambil donat.

belum juga sampai di tangan, Lisa donat di penjepit atau melepas dan menggelinding ke arah kotak sampah.

"Yah"

"Maaf," bisik Tom kaget.

"Gimana sih!?" Lisa langsung barang. hari apa sih ini, semuanya menjengkelkan. "nyebelin! Aku tidak mau beli donat kamu lagi!" suara Lisa kencang membuat semua orang di kantin melihat kearah Lisa. Tom hanya memandangi Lisa dengan bingung. Galak sekali anak ini, pikirnya, padahal Tom berniat mengganti donat yang jatuh, tapi karena Lisa sedang meledak-ledak Ia jadi ragu.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Hayo loh, dimarahi Lisa kan😁

Ig:anaqah83_610

Aku, Kamu, Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang