Mata Kenna sudah terbuka beberapa detik sebelum alarm-nya berbunyi memenuhi seisi kamarnya. Pukul enam pagi.
Dengan cepat gadis itu meraih handphone yang ada di nightstand-nya, dan segera mengecek mailbox-nya yang sudah dipenuhi dengan email-email yang datang dari belahan dunia lain.
Email-email tengah malam ini adalah salah satu privilege yang datang dengan posisi barunya sebagai Creative Director disebuah perusahaan penerbitan elektronik berskala internasional. Tapi dengan kenaikan gaji 200%, Kenna tidak komplain.
Sambil berjalan ke kamar mandi, kedua tangannya cekatan membalas email. Hanya meletakkan handphone itu sejenak untuk mandi dan sikat gigi. Sebuah proses yang selesai dalam waktu kurang dari 10 menit.
Untungnya rambut hitam panjangnya tidak memerlukan banyak perhatian kecuali perlu disisir, karena sejak lahir Kenna diberkati dengan rambut tebal, lurus dengan ikal besar dibagian bawah. Low maintenance, just the way she likes it.
Berdiri di depan kaca, Kenna dengan cekatan memakai moisturizer, sunscreen, mineral foundation dan sedikit blush-on. Sebuah morning routine yang hanya sebagai keharusan karena ingin tampil sedikit berwibawa dihadapan bawahan-bawahannya (ya, dia punya bawahan sekarang).
Kenna menyelesaikan penampilannya dengan memakai kacamata tanpa minus dan setelan jas dan celana panjang warna khaki. Dengan harapan bahwa penampilan ini membuatnya terlihat lebih dewasa dari umur yang sesungguhnya.
Karena sebenarnya di usianya yang masih 27 tahun dengan jabatan dan tanggung jawab sebagai Creative Director, Kenna banyak dilihat miring oleh banyak executive-executive yang mayoritasnya adalah laki-laki paruh baya. And she's determined to prove them wrong.
Setelah beberapa kenaikan jabatan konsekutif dari seorang Associate menuju Director dalam kurun waktu 5 tahun, Kenna Setiawan menunjukkan dirinya sebagai seorang yang tidak bisa diremehkan.
Sebuah text datang dari Dan mengalihkan perhatian Kenna dari email-emailnya.
Daniel Wongso: Hey babe, good luck on your first day today. Don't know if I told you for the 1000th time but I'M SO PROUD OF YOU. See you tonight at dinner :)
Kenna tersenyum dan membalas:
Kenna Setiawan: Thanks D, hopefully I won't trip on the way to MY OWN OFFICE. Miss you and love you -K
Kenna menyiapkan sarapan singkatnya, kopi hitam dari Keurig yang ditaruhnya dalam tumbler, dan sepotong roti pandan tanpa pinggiran.
Pukul 6.30, Kenna masuk ke dalam mobil sedannya, yang cukup tua namun masih berjalan dengan baik (dan tidak akan pernah diganti atau dijual karena ini adalah pemberian termahal Papa kepadanya). Saat dia mengeluarkan mobil itu dari parkiran apartemennya, gadis itu berdoa dalam hati semoga macet tidak menantinya.
--
Bastian dengan malas membuka matanya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi. Oh shit, oh shit, oh shit rutuknya ditengah suara alarm sudah berbunyi untuk sekian kalinya.
Pria itu menilah sejenak apakah dia harus mandi dan beresiko terlambat untuk hari pertamanya, atau hanya sikat gigi dan memakai deodoran namun datang tepat waktu.
Bastian buru-buru memutuskan bahwa seorang atasan tidak akan begitu mempedulikan penampilannya, namun akan mempedulikan jika Ia datang terlambat. Pria itu bergegas ke kamar mandi, namun dua tangan melingkar di pinggangnya menghentikan tubuh Bastian untuk beranjak dari tempat tidur.
Oh shit, dia tidak pulang tadi malam.
"Hey, kenapa kamu buru-buru, Bas?"
"Kamu tau ini hari pertamaku di kantor, Cha. Aku tidak bisa terlambat dan aku punya... exactly 15 menit untuk siap-siap."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite What If
RomanceBastian // H I M -- 27 Years Old "Kalau ketemu sekali, mungkin kamu cuma numpang lewat. Kalau ketemu dua kali, mungkin emang kita jodoh." Kenna // H E R -- 27 Years Old "Tidak akan ada awal baru diantara kita, kamu adalah akhir dari cerita lama yang...