Langkah Pertama

10.2K 507 20
                                    


A NaruHina Fanfiction
Naruto @Mashashi Kishimoto
Beauty and the Boss @cinnamon066





Sebut aku gila, sebut aku tidak waras, orang sinting atau apapun yang kalian inginkan, terserah. Aku tak peduli, atau lebih tepatnya tak mau peduli akan hal itu. Namaku Uzumaki Namikaze Naruto, aku seorang pebisnis handal di bidang properti dan otomotif. Aku kaya, tampan, di segani dan di puja banyak orang. Sejak lahir apapun yang aku inginkan selalu ada di hadapanku dalam sekejap mata, setiap aku berlalu orang-orang akan menatap penuh hormat padaku, bahkan banyak para penjilat di depan sana yang rela menjilati ujung sepatuku untuk sekedar membuatku menoleh pada mereka. Ahh ... sebut aku arogan, sombong atau apapun, aku tak peduli, lebih tepatnya aku tak mau peduli. Karena bagiku, hidup di dunia ini hanya berporos pada satu titik yaitu ... aku.

.

.

.

Tubuh mungil dalam balutan seragam maid bergerak lincah ke sana kemari untuk membersihkan setiap sudut ruang tamu di istana megahku. Rambut sewarna langit malam dengan bando putih berenda sebagai hiasan tersebut tergerai halus bagaikan kelambu sutera pada ranjang pengantin di malam pertama. Sesekali helaian itu akan bergerak mengikuti iarama gerakan tubuh sang pemilik mahkota sewarna malam itu.

Aku menelan salivaku dengan susah payah saat aku lihat maid kecilku sedikit membungkuk untuk menjangkau bagian bawah lemari pajangan di sudut ruangan. Seragam maid hitam nya dengan renda putih di bawahnya sedikit tersingkap menampilkan sedikit paha mulus yang tak tertutup stoking panjangnya.

Mataku masih senantiasa bergulir mengikuti gerakan indah bagai tarian sang dewi senja dari maid kecilku tersayang. Mematri setiap atensi darinya yang membuat imajinasi liarku semakin mengembara di ujung kesadaran yang perlahan mulai menggelap karena nafsu primitif manusia. Sesekali aku membasahi tenggorokanku yang serasa kering saat setetes peluh jatuh dari dahi mulusnya yang perlahan mengalir melewati wajah cantiknya dan berlanjut pada leher jenjang putih nya yang seakan melambai meminta tanda mesra dari dari kecupan bibir indahku. Seakan menguji batas warasku setetes keringat laknat itu masih senantiasa turun hingga hilang di celah atas seragam maid tersayangku.

Bola mata sewarna samuderaku kembali bergulir saat maid kecilku berjalan kearahaku dengan penuh keanggunan bak seorang bangsawan dari negeri China. Langkah nya ringan bagai penari balet yang diagungkan di barat sana. Tepat tiga langkah dari tempatku duduk ia berhenti dengan menundukkan wajah manis nya yang di hiasi rona merah alami pada pipi pualamnya. Poni rambutnya sedikit menutupi keindahan wajahnya yang masih senantiasa menunduk di depanku. Kedua jemari tangannya saling meremas dengan gugup di depan rok lipitnya yang mengembang.

Menghela napasku sejenak untuk mengembalikan kesadaranku dan bersiap memulai orkestra pribadiku dengan suara merdu miliknya.

"Ada apa?" tanyaku dengan nada datar padanya yang tiba-tiba berhenti bekerja dan mendatangiku.

"A-a-ano Naruto – sama ..."

Ahh ... suara terbatanya benar-benar indah di telingaku, ya Tuhan tolong sadarkan aku.

"Hm, ada apa, Hinata?" tanyaku lagi padanya.

"Bo-bolehkah, saya ijin ke pulang rumah hari ini?" semakin meremas kedua tangan nya gugup ia menyampaikan keinginannya padaku. Sedikit mengernyit tak suka atas permintaan nya aku hanya menghela napas berat yang membuat ia semakin bergetar takut.

"Memangnya ada apa?" balasku tanpa menjawab permintannya terlebih dahulu.

"Saya, ingin mengunjungi ayah saya Naruto – sama, ini sudah hampir satu bulan saya tinggal di sini, dan saya sangat merindukan ayah saya." Jawabnya dengan nada lirih di akhir kalimatnya.

Beauty and the BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang