1

7 0 0
                                    

Aku berlari ke arah kamar mandi, ku bersihkan hidung ku yang tak hentinya mengeluarkan darah, aku tersenyum getir di depan cermin kamar mandi ini. Ku pandang pantulan tubuhku, dalam hati ku katakan "tak lama lagi" setelah itu, tangis ku pecah.

Tak lama aku keluar dari kamar mandi, tiba tiba Eunji menyiram ku dengan seember air, seluruh badan ku basah. "wae? Apa uang yang ku berikan belum cukup? "tanyaku tegar. Padahal sekarang aku begitu rapuh mengingat keadaan ku. "ani, tapi tangan gue sedang gatal untuk menyiksa lo" ucap Eunji dan tiba tiba Jisoo menarik rambut ku, dan menyeretku ke Wastafell. Mereka mengisi wastafell dengan air, lalu memasukkan wajahku kedalam nya, setelah puas menyiksa ku, mereka tertawa puas lalu meninggal kan aku. Aku terduduk di lantai. "wae? Kenapa harus begini? Tidak cukupkah dengan penyakit ini? "tanya ku dalam hati.

Aku kembali ke kelas ku, mengingat waktu istirahat yang hampir habis. Semua siswa berbisik bisik tentang ku, karna keadaan ku yang basah kuyup. Tepat di depan pintu kelas ku lihat Chanyeol sedang berbicara dengan Kai, Sehun,Baekhyun, DO, Xiumin, Lay dan Chen. Seulgi langsung menghampiri ku keluar, "Wendy-yaa, neo gwaenchanha? Kenapa penampilan mu begini? Wajah mu juga pucat, apa yang terjadi, apa mereka mengganggu mu? "tanya Seulgi bertubi-tubi. "Anyi, nanGwaenchanayo... "ucapku. Tiba-tiba tanpa ku sadari darah keluar dari hidungku. "Wendy-ya, hidungmu.... "ucap Seulgi terpotong, karena bel masuk sudah berbunyi. Seulgi memberi ku tissue, "gomawo"ucapku. Tanpa ku sadari Chanyeol memperhatikan setiap gerakan ku mulai dari depan pintu tadi.

Pulang sekolah...
"Wendy-yaa... Mian, aku harus pulang duluan, eomma ku menyuruh ku pulang cepat, karena meraka ada acara nanti malam di rumah ku, mianhe... "ucap Seulgi. "hmm... Arraseo... "ucapku menganggukkan kepala ku. Lalu Seulgi berlari keluar kelas. Tak lama aku pun berjalan ke arah halte menunggu bus umum lewat. Tiba tiba aku merasa lemas, dan kepala ku pusing kembali. Aku jongkok dan menundukkan kepala ku. "ku mohon, bertahan lah sampai di rumah, aku berjanji akan meminum obat menjijikkan itu"ucapku dalam hati. Sebuah mobil merah berhenti di depan ku, ku angkat kepala ku, ku lihat siapa pemilik mobil itu, tak lama sipemilik mobil turun dari mobilnya. Ya, dia Park Chanyeol. Dengan sigap aku berdiri, perlahan aku mundur ketika ia mendekat ke arah ku, aku benar benar runtuh sekarang kaki ku tak bisa bertumpu lagi pada titiknya, aku berlutut di kakinya, "ku mohon, kali ini saja, lepaskan aku... Aku benar benar sedang berada di posisi terlemah ku..."ucapku menangis di kakinya. Aku tidak peduli dengan situasi ku sekarang, aku benar-benar benci keadaanku sekarang ini.
Tiba-tiba dia mengangkat bahu ku dan membantu ku berdiri, "kali ini, kau bukan sasaran ku"ucapnya, "Chan, aku... "ucapku terputus, aku benar benar tidak mampu berbicara dan menumpu kaki ku pada titiknya. Dengan cepat dia membawaku ke mobilnya, lagi lagi darah keluar dari hidung ku, badan ku mengeluarkan keringat, dengan sabar Chanyeol membersihkan darah itu, dan membuka satu kancing kemeja sekolahku. Tak lama, aku merasa membaik, aku masih ada di dalam mobil Chanyeol dan kemana dia? Tak lama Chanyeol muncul, dengan sebotol air mineral di tangannya. "Gomawo"ucapku lirih. "hmm... "jawabnya singkat sambil memberi sebotol air mineral untukku.

Look at me once YeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang