Part 1 : Anta dan Allan

6 1 0
                                    

Tadinya tempat ini adalah tempat persembunyianku kalo jam kosong kuliah, tapi sejak aku mulai berteman dekat dengan Anta, perpustakaan jadi tidak ada bedanya dengan ruang laboratorium konseling yang selalu ramai pengunjung. No more me time.


"Zeee... ya ampun ni anak kaya ga da tempat nongkrong lain. Tiap hari di perpus mulu, kamu tu ngecengin penjaga perpus apa?" Cerocos Anta sambil ngelepasin Headsetku.

"Hooh.." ucapku asal sambil bergeser dari posisi duduk ternyamanku.

"Hah serius? siapa Zee? Kayanya penjaga perpus sini kan dah tua semua, pasti dah nikah lah mereka. Aku ga mau ya kena getahnya karna temanan sama pelakor kaya yang lagi viral sekarang ini. Idihhh..." sosor  Anta.

Aku cuma bisa tersenyum datar mendengar celoteh Anta, dengan tetap fokus  buku mitologi Yunani yang sedang asik aku baca.

"Ya ampun Zee, kayanya kakak tingkat kita tu banyak lho yang kece dan naksir kamu, atau kalo gak apa mau aku kenalin temen-temennya Abangku yang bule-bule single itu. Masi banyak pilihan selain suami or..." cerocos Anta dengan tulus.

"Isssh bawel banget, ini tu perpustakaan" sambil menjiwit bibirnya yang sudah mau terbuka lagi.

"Lagian aku tu naksirnya sama Penjaga Perpus yang ga keliatan,yang dari tadi di sebelahmu itu" ucapku jail.

"Arrrrrghhhhh Zeee"teriak Anta sambil lari ke ujung meja tempat baca.

"Zzzzzttttt,Heh kalian  diluar aja kalo mau diskusi" Seru Pak Darto penjaga Perpustakaan yang melototin Anta dan aku bergantian.

Aku dan Anta cuma meringis ke Pak Darto. Kemudian aku jitak kepala Anta.

"Kelewatan kamu Nta,awas aja kalo aku di backlist Pak Darto dari Perpus ini, malu-maluin tau." dengusku pelan.

"Kamu juga kali yang kelewatan, udah tau aku penakut,pake becanda begituan kan gak lucu." Bibir Anta ngerucut.

Aku mengembalikan buku ke troli untuk buku yang sudah dibaca, karna sudah gak mood lagi.

"Ya udah deh mendingan kita keluar aja dari pada diusir, gak terhormat gitu kesannya" ucapku berbisik sambil setengah menarik Anta keluar. 

 Minta si Anta untuk ga berisik satu jam aja emang kaya mohon jadi ada hujan uang di akhir bulan ke Tuhan batinku.

Anta mengikuti dengan pasrah kayanya dia sadar perubahan moodku. Aku segera melepas tangan Anta begitu keluar dari Perpustakaan, dan berjalan di sebelahnya tetap dalam diam.

Anta kikuk dengan situasi ini.

"Zee jangan bete donk, sorry ya tadi aku kelepasan di perpus, sorry ya tadi ganggu kamu baca, emang baca apaan sih kok serius banget? cari bahan buat tugas psikodiagnostik?"

Aku masi diam.

"Zee.... please donk jangan diemin aku kaya gini" dia mulai merajuk, dan aku masih diam.

"Zee....." Anta mengguncang tanganku keras, udah kaya anak kecil minta ice cream.

Aku berhenti melangkah dan hanya melihatnya tajam tanpa ekspresi.

"Arghhhh Zeee masa kamu marah sampe segitunya sih cuma karna Pak Darto negor, kan tadi ga sampe dikeluarin, ga di blacklist koq..maaffffffin ya." " Zeeee..... maaaf"

Kali ini Anta sudah sampai berteriak dan mengguncang guncang badanku keras agar aku bersuara.

"Ihhhh Anta, Kelewatan kamu tuh" aku tidak tahan lagi diam karna kelakuaan Anta yang mulai jadi tontonan orang sekitar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 27, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AndromedaWhere stories live. Discover now