I WILL GIVE YOU A WAR

11 1 2
                                    

"Silahkan duduk, tidak usah Sebegitunya terpesona padaku" katanya datar.

Apa katanya? terpesona? Hei.. yang benar saja.
Tapi tunggu, disini akulah yang seharusnya membuat dia terpesona.
Bukan sebaliknya, aku harus akting. Ini tidak waras!

"terimakasih"
kataku lembut dengan senyum manis, lalu duduk.

astaga sandiwara ini benar benar menyiksaku.

"terimakasih? tidak salah dengar?"

"tidak, memangnya kenapa? "

"kau adalah manusia angkuh yang tidak pernah berterimakasih pada orang lain"

"sok tau! " aku kesal.

"maling mana ada yang mengaku.Jika semua maling mengaku, polisi akan pengangguran"

Hah? dia tampan? kutarik kembali ucapanku tadi... Dia menyebalkan!

"maling kau bilang? "

"hanya analogi"

"analogi itu sesuatu yang serupa.. aku? maling? apa serupanya? ohoho... aku tahu dimana letak kesamaannya"

"dimana? "

"menusia kepo! "

"terserah" datar.Seperti biasa.

"aku dan maling itu keduanya sama sama bisa membuat kamu deg degan, iya bukan? "

kataku membanggakan diri.

"manusia pede! "

"loh? Pede itu bagus, supaya kita tidak diremehkan orang"

"kepedean! Itu maksudku"

"terserah! "

Hening..

"Jadi ada perlu apa mengajakku bertemu? Kalau tidak penting, aku akan pergi..banyak urusan"

"urusan apa? Jangan sok sibuk! Kau cuma wakil direktur.Sibuk apa sih?"

"lalu kenapa.. DIREKTUR DAESAN YANG SANGAT SIBUK SEMPAT SEMPATNYA MENEMUIKU YANG CUMA WAKIL DIREKTUR INI? "

Loh kenapa dia jadi sewot? dia tersinggung? Seperti bocah saja!

"santai woy!!.. Manusia gila!! "

"kau pikir sikapmu barusan itu santai? "

"mengesalkan! Aku pergi! "

aku bangkit untuk pergi supaya nanti dia memgejarku...

Eh, maksudku.. Karena aku terlanjur kesal. Iya serius kok aku kesal.

"mau kemana kau? " dia menahan tanganku

Hmm.. Sudah kuduga, dia tidak mungkin membiarkanku pergi begitu saja.sedikit sedikit dia pasti sudah tergoda dengan kecantikanku hari ini. Baju, sepatu, rambut, tas, anting.. semua perfect.

"pergi, kenapa? Menyesal sudah membuat wanita cantik pergi? "

Dia pasti menyesal
Sudah kuduga!

"bayar tagihan makanannya!"

What? Yang benar saja..aku bahkan belum menyentuh makanannya.

"dasar pria miskin! tidak tahu diri! "

Si bodoh itu sudah berjalan menuju pintu resto. Tapi kemudian dia berhenti, dan menoleh ke belakang

"kaulah yang mengundangku, jadi kaulah yang sudah harusnya membayar bukan? "

"dasar pria gila... Gak punya otak!"

"otak? Aku punya satu nih di kepala"

"ada, tapi tidak dipakai"

" untuk apa cape-cape pake otak menghadapi perempuan gila"

"siapa yang gila? "

"entah.. Liat kaca coba"

"MAKSUDNYA AKU? "

"husstt... Jangan marah marah di resto.Malu maluin.. Haha"

Dia pergi begitu saja.
Sialan
.
.
Hei bodoh
I'll give you a war!!



My dearest enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang