Aku

34 1 0
                                    

Aku pernah merasakan menjadi seperti seekor anak ayam yang kehilangan induknya dalam satu minggu. Untungnya aku masih bertahan hidup karena induk itu memberiku kabar. Induk itu adalah dia dan dia lah yang pergi namun bukan menghilang selama seminggu.

Dia pergi dan mengabariku sesekali namun setiap hari. Dia pergi bersama aktivitas kerjanya yang tak dapat di gugat dan aku memakluminya.

Lagian apa aku yang mau marah dan ingin ikut selalu.

Aku bukan siapa-siapanya.

Ngomong-ngomong, selama aku tidak bersama dengannya selama seminggu membuatku menjadi paham bahwa aku telah merindu. Dan aku tidak tahu untuk memahami apakah dia juga merindukanku. Cukup untuk memahami diriku aku sudah sulit.

Aku mengerti merindu ketika aku tahu bahwa ada sesuatu yang hilang dalam diriku. Aku ingin ada sesuatu yang hilang itu kembali dan aku pun menginginkannya dengan segera namun tak mampu ku sentuh . itulah makna merindu untukku.

Ku cari dia dan kutelefon.

Sama

Dia pun begitu.

Tapi aku tidak tahu apakah dia pun merindu sepertiku , mungkin iya tapi berbeda antara merinduku dan merindunya.

Saat aku tidak bersama-sama dengannya, ada dua pikiran di dalam kepalaku. Pertama , aku ingin menjadi wanita bebas untuk mencari dan yang kedua, aku harus setia menunggu. Lalu aku berfikir lagi,

Di dalam diam..

Aku menunggu, tadi kataku .

Menunggu untuk apa?

Apa yang ku setiakan ?

Antara aku dan dia tidak ada status yang jelas, benar kan ? .

Aku marah dengan diriku dan mencoba berfikir realita. Sampai kapan aku menjadi perempuan yang digantung seperti ini. Aku cukup sabar menunggunya selama dua tahun bersama tapi tanpa ada perkembangan.

Apa keegoisanku ?

Kalau hanya sekedar berteman tapi aku mencinta lalu aku harus apa ?

Seperti di cerita novel sebaiknya aku mengalah untuk tidak mencinta dan mencari orang baru yang mencintaiku dengan tulus. Aku mulai berfikir terbuka di dalam diamku..

BENAR!

Itu jawaban selama ini.

Aku rasa dua tahun adalah waktu yang cukup lama untuk saling mengenal. Jika tidak ada perkembangan berarti aku sedang berada di tahap friendzone.

Cukup buang-buang waktu.

Aku mulai membuka diri ke orang-orang agar aku memiliki perasaan yang benar dan pulih seperti sedia kala .

0o0

Ini adalah kali pertama aku menelantarkan perasaanku kepada orang lain bukan fokus padanya lagi. Kali ini aku telah siap dengan keputusan yang sebenarnya masih belum terucap darinya. Bagiku dengan perasaan diam yang selama ini dia lakukan cukup menjawab keputusan yang tak terucap itu untukku.

Aku telah muak bersama tanpa status.

Aku menjalin hubungan pendekatan bersama temanku Jey yang juga selalu hadir disaat-saat yang tepat. Aku lebih bijak untuk mengambil keputusan ini di dalam diam. Bagiku aku tidak salah untuk memulai pendekatan bersama orang baru. Aku juga butuh.

Jey yang selalu menemaniku dikala dia tidak bersamaku. Aku menjadi merasa diriku kembali tanpa menjadi seseorang yang diam untuk merasa dan berkata. Jey membuatku membebaskan perasaanku tanpa ada rasa kesabaran harus ku tanggung. Semua hal yang ku rasakan bisa kuutarakan padanya .

A Story About WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang