Bartender/BadAss - Bagian 4 [Hari Pertama Bekerja]

40 8 3
                                    

Maaf ya guys agak lama posting ceritanya. Lagi gak ada semangat buat ngetik😂😂
Gak ada yang nyemangatin juga nihh dari Readersnya jadi gini dehh hehe😂😂

Vote+Comment Kalian sangat berarti dan berpengaruh untuk ceritaku lohh

Enjoyy guys

.
.
.
.

Syukurlah hari ini cuaca begitu cerah, dan semoga saja tidak ada penipuan untuk waktu kedepan seperti Hujan yang turun dengan sangat tiba-tiba. Sungguh menyebalkan!!

Ahh tidak penting, aku harus berbahagia untuk hari ini dan mencoba untuk Tenang,Enjoy,dan Rileks.
Karena dalam memulai sesuatu hal yang baru ritual-ritual kecil itu harus aku lakukan agar aku mendapatkan rasa nyaman.

Tapi kurasa kali ini tidak perlu, Aku sudah cukup tenang membayangkan kalau hari ini Ka Ardi akan berada disebelahku Menjelaskan tentang apa yang akan aku kerjakan, Mempraktekkan apa yang akan aku kerjakan, Mengajarkan ku dengan tangannya Dan....

Ya Tuhan!! Pikiran kotor macam apa ini?

Aku segera bergegas kekamar mandi untuk membersihkan tubuhku dan menghilangkan pikiran pikiran kotor itu.
Hihi....
Tidakkah itu hal yang Manusiawi? Tidak ada salahnya bukan aku melakukan hal itu, lebih tepatnya membayangkan hal itu??

Kusambar handuk yang menggantung bebas pada dinding didekat kamar mandi mungilku.

Ya benar saja. Mana mungkin aku menyewa rumah besar apalagi sampai mempunyai beberapa beranda pada lantai atas. Tidak mungkin! Aku hidup sendiri, dan kalaupun aku mampu untuk membayar sewanya untuk apa aku menghambur-hamburkan uang yang seharusnya bisa aku gunanya untuk jatah makanku?
Hemat pangkal kaya. Hihi
Hemat atau pelit yah?? Masabodolah perduli setan akan hal itu.

Setelah selesai Mandi akupun segera mengambil pakaianku dan segera memakainya.
Setelah merasa bahwa pakaianku pantas untuk bekerja diBar itu,Reap Jeans,Kaus berlengan ¾,Jaket,dan sepatu krsayanganku yang mulai usang. Ya memang tak ada peraturan atas pakaian yang dipakai saat bekerja diBar makanya aku lebih memakai pakaian yang terbilang pakaian santai.
Akupun melangkah kemeja kecilku untuk merias wajahku. Tak seperti kebanyaka meja rias yang para wanita lain miliki. Diatas meja kecil itu hanya ada kaca berukuran sedang,Bedak Bayi, Lipbalm, Mascara+Eyeliner,Pelembab Wajah. Hanya itu. Sisir?? Entah kemana benda itu. Aku tak perduli.

Aku menatap pantulan diriku dicermin tersenyum tipis dengan mata nanarku.

Yang aku inginkan hanya mendapatkan sebuah ketenangan yang nyata. Tidak masalah harus hidup susah,makan seadanya yang bisa kumakan, karna bagaimanapun juga aku harus terima resiko atas apa yang telah aku putuskan untuk Melarikan diri dari rumah.

*FlashBack*

A

ku sungguh sudah bosan jika terus-terusan disalahkan seperti ini. Karna bagaimanapun juga aku tak pantas mendapatkan siksaan seperti ini atas kesalahan oranglain. Aku membencinya sekalipun dia orangtuaku sendiri.
Bagaimana tidak?? Aku putri kecilnya yang selalu dia sayang-sayang kini dia berani berkata kasar padaku! Tidak!! Bukan hanya itu bahkan dia berani memukulku.... Karena wanita sialan itu. Indah! Wanita sialan itu yang telah mengubah Ayahku menjadi laki-laki tak berguna yang hanya dapat membuatku merasa takut jika aku pulang tak membawakan hasil.

"Bagaimana sih kamu? Sebenarnya kamu itu cari uang atau pergi muasin laki-laki itu!!"

Ya dia bukan Ayahku, dia orang lain yang berada didalam tubuh ayahku.

"Damma sudah coba cari pinjaman yah tapi tidak dapat karena orang-orang yang Damma datangi sedang banyak keperluan" Jelasku.

"Lalu bagaimana besok? Indah perlu uang itu untuk kegiatan dia besok" Ceplos ayahku yang kini tengah salah tingkah atas apa yang dia celetukkan barusan kepadaku.

Aku hanya diam menatapnya, Bingung,Sedih,Marah? Iyah aku sangat Marah!!

"Ayah, apa ayah sadar selama ini bahwa perempuan itu hanya memanfaatkan ayah bukan benar-benar ingin menjadikan ayah calon suaminya. Apa Ayah tau selama ini Damma kerja cari Uang buat Ayah, Damma bela-belain engga makan supaya Ayah bisa makan. Apa Ayah engga malu? Bukannya itu yang harusnya Ayah lakuin?? Bukan Damma yah. Damma yang tanggung jawab Ayah bukan perempuan sialan itu" Kataku penuh penekan, tak terasa bulir bening itu mulai turun membasi pipiku.

"Tahu apa kamu tentang Indah? Bahkan kamu sendiri  engga pernah sadar. Kalau dia perempuan yang baik. Indah itu perempuan sejati bukan seperti kamu Anak Sialan yang hanya bisa menyusahkan orangtua. Ayah menyesal sudah mempertahankan Anak Pembawa Sial sepertimu"

Plakkkk

Satu tamparan berhasil mendarat dipipiku dan membuatku tersentak jatuh terduduk.


Ibu.... Sakit....

*Close FlashBack*

Aku merasa sesuatu yang hangat menuruni lekuk wajahku.
Aku menangis?? Cepat-cepat aku menghapusnya dan meyakinkanku bahwa itu tak ada gunanya.
Dan segera bergegas pergi keBar untuk bekerja diHari pertamaku

🍁

Aku memperhatikan Kak Ardi yang mengajariku membuat Whipped Cream *(Sejenis Krim Kocok)* yang biasanya akan ditaruh diatas Gelas yang sudah ¾ terisi oleh cairan bening, bisa juga warnanya sedikit kekuningan.Alkohol

Kata Kak Ardi Whipped Cream yang dibuat dengan tangan sendiri lebih enak rasanya dibandingkan membeli yang sudah jadi yang biasanya tersedih diSupermarket dan katanya itu jauh lebih sehat karena tanpa pengawet apapun.
Tapi kurasa kalaupun Whipped Cream itu dibuat dengan tangan sendiri agar terjaga kualitas serta bahannya yang sudah jelas bisa dikatakan jauh lebih sehat. Tapi Alkohol?? Kurasa Alkohol tidak menyehatan sama sekali kecuali dipergunakan untuk masakan atau membuat obat-obatan dan itupun dengan takaran yang benar tak berlebihan.

Dan satu hal yang aku tau, tempat ini memang tempat yang cocok untuk bersenang-senang. Namun disini terdapat sebuah peraturan kecil yang dimana dilarang menggunakan jenis Narkoba apapun. Lucu bukan?? Ini adalah Bar tapi....??

Sudahlah jujur saja aku merasa sedikit lebih tenang karna hal itu.

"Bagaimana?? Mudah bukan"
Tanya Kak Ardi seraya tersenyim manis kepadaku.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban iyaku atas pertanyaan Kak Ardi karna memang aku sudah cukup mengerti akan apa yang dia ajarkan padaku.

"Dan nanti jika ada yang mengajakmu keRoom.Tolak saja jika kamu keberatan. Itu hak kamu dan dia takkan hisa memaksa dan berbuat semaunya" Jelas Kak Ardi.

Aku mengernyit bingung. Diajak keroom?? Tolak saja jika aku keberatan?? Ohh tunggu jelas aku sangat keberatan. Aku memang butuh uang tapi aku takkan menjual diriku walaupun aku.... Hina. Gerutuku dalam hati merutuki apa yang sudah hatiku katakan diakhir. Menyebalkan harusnya aku melupakan itu.

Baru aku ingin menjawab, namun Kak Ardi bak ditelan bumi. Dia menghilang tanpa jejak entah kemana.

Ahh biarkan saja. Setidaknya aku sudah bersamanya sejak tadi. Dan itu sangat membuatku senang??

Next?? Vote+Comment dulu yah
Abisnya kalian pelit sihh jadi aku pelitin juga ngetiknya hihi
Maaf untuk Typo yang bertebaran dimana-mana.
Terimakasih

@dammarmr

Bartender/BadAssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang