"Nak cepat bangun! Lalu mandi! Ibu sudah buatkan telur mata sapi untukmu!" Teriak seorang wanita.
"Hoamzz.. baik bu! Aku akan bangun dan mandi."
Tak lama kemudian.
Akupun sudah selesai mandi dan sudah memakai seragam sekolahku. Seragam sekolah ku berwarna putih untuk bagian baju. Sedangkan roknya berwarna biru kehijau-hijauan.
Setelah memakai setelan seragam sekolahku. Aku menata rambutku. Hari ini aku akan menguncir rambut yang biasanya aku gerai. Karena entah mengapa cuaca hari ini sangat panas. Padahal masih pagi, dan seharusnya sekarang belum musimnya.
"Pagi bu.." Sapanya sambil tersenyum. "Pagi juga sayang.." sahutnya dengan membalas senyumnya.
"Wahh.. telur mata sapi lagi ya, pasti enak. Aku selalu suka telur mata sapi buatanmu bu." Ucapnya.
"Ibu membuatkannya spesial untukmu. Karena kamu tahu? Sekarang kamu sudah tepat berusia 17 tahun! Selamat ulang tahun ya sayang! Oh iya, Ibu juga mempunyai kado untukmu. Tunggu sebentar ya." Kata Ibu, lalu ia pergi kearah kamarnya dan mengambil sebuah kado berwarna Biru muda dan dihiasi pita yang berwarna biru tua. Terlihat tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.
"Wahh.. Terimakasih Bu! Aku akan membukanya sekarang!" Kataku sambil memeluk ibuku. Lalu melepasnya dan segera duduk di depan kado itu dan langsung ingin membukanya.
"Eitss... Jangan sekarang! Lebih baik sekarang kamu makan sarapan yang telah ibu buatkan. Lalu kamu sekolah. Setelah pulang sekolah baru kamu boleh membuka kado dari ibu." Jelas Ibu sambil tersenyum.
"Ba-baiklah." Ucap ku sambil tertunduk dengan lesu dan terlihat murung.
"Ohh sudahlah. Tidak usah lesu dan murung seperti itu, nanti kamu juga akan mengetahui isinya kok!" Ucap Ibu menenangkan.
Tak lama akupun selesai makan. Akupun segera mengambil tas ke kamar. Lalu memakai kaos kaki dan yang terakhir sepatu.
Tok tok tok
Terdengar bunyi ketukan pintu dari luar rumahku. Setelah pamit akupun membuka pintu dan ternyata yang mengetuk pintu tadi adalah..
"ALEXA!!" Teriak salah seorang wanita.
"Hai, Lexa!" Sapa seorang wanita yang satu lagi dengan kalem. Tidak seperti wanita yang sebelumnya.
"Huh! Kamu apa-apaan si. Aku kan ada didepan kamu. Ngapain kamu teriak-teriak begitu. Kupingku sakit tau!" Kesalku padanya.
"Ya maaf. Habis kamu lama banget. Aku kan gak tau kamu mau keluar. Jadi ya aku teriak aja. Hehe!" Ucapnya sambil nyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sudah. Sudah. Kalian ini. Setiap ketemu selalu seperti ini. Aku pusing tau."
"Ya maaf!" Ucapku dan Tiara berbarengan.
•••••••••••
Aku, Tiara dan Felicia sudah berteman dari kecil. Bahkan sejak masuk Taman kanak-kanak hingga sekarang masuk Sekolah Menengah Akhir, aku selalu bersama mereka berdua.
Aku selalu mengganggap Felicia sebagai kakakku. Karena memang dia lebih tua dari ku dan Tiara. Felicia juga berfikiran dewasa. Dia selalu membantuku disaat aku sedang dalam kesulitan atau tidak bisa memecahkan masalahku sendiri. Yang paling penting dia selalu ada dan melerai antara aku dan Tiara saat kami berdebat. Walaupun dia tidak pernah bahkan jarang untuk menunjukkan sikap dan ekspresi, aku tahu didalam hatinya dia sangat peduli denganku begitu juga dengan Tiara.
Sedangkan aku mengganggap Tiara sebagai adikku. Walaupun aku sering berdebat dengannya, aku tidak pernah mengganggapnya sebagai musuh ku. Tapi aku sudah mengganggap Tiara sahabat baik ku. Bahkan Tiara selalu membelaku saat ada laki-laki tua yang ingin menggoda atau modus denganku. Tiara juga tidak segan-segan memukul saat ada laki-laki tua yang kasar atau kurang ajar padaku. Seperti waktu itu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Crystal Academy [MCA]
FantasíaH I A T U S !! Sekolah dimana orang-orang yang berkemampuan alam disertai dengan warna mata yang berbeda dari manusia biasa dan tanda ditelapak tangannya, itu menunjukkan kemampuan yang dimiliki. "AAAAAAAAAA!! Mimpi apa ini?! Apa ini sebuah pertanda...