flashback
"Mati saja kau Lee Daehwi!"
Semua anggota Wanna One yang sedang berjalan tergesa-gesa di bandara mendadak menghentikan langkahnya akibat mendengar teriakan seorang gadis diantara kerumunan pada fans. Yoon Jisung yang berjalan tepat di depan Daehwi sontak berlari menghampirinya saat tahu Daehwi terjatuh. "Apa-apaan ini?" teriaknya pada sumber suara. Manager dan para staff serta petugas keamanan dengan sigap membagi tugas antara membantu Daehwi dan mengamankan member lain. Suasana di Bandara menjadi sangat heboh karena banyak fans yang berusaha menerjang garis pembatas karena ingin melihat apa yang terjadi. Sementara itu Lee Daehwi yang masih terkejut hanya terdiam sambil memegangi pipi atas—bawah mata kiri yang terhantam botol berbahan plastik keras dengan ukuran lumayan besar.
Jisung mencari botol tersebut dan menemukan ada secarik kertas yang ditempel dibagian depan. Jauhi Jinyoung atau aku akan membunuhmu! Dasar gay! Jisung meremas kertas itu dan memasukkannya ke dalam saku. Ia tidak ingin Daehwi membacanya—padahal Daehwi pun tahu karena ia sempat membacanya sekilas.
Suara teriakkan wanita itu terdengar lagi. Para security berlari untuk menangkap orang itu, manager dan staff serta Jisung dengan cepat membantu Daehwi berdiri dan menuntunnya kedalam mobil.
Flashback end
Daehwi meluruskan kedua kakinya diatas ranjang. "Haaa.. nyamannya.. setelah sekian lama tidak pulang kerumah." Ia menatap luka di daerah lengannya yang kini penuh dengan obat merah yang dioles oleh Yuri dengan sangat tidak manusiawi. Daehwi terkekeh pelan, senang sekali melihat Yuri memperhatikannya seperti itu. Apa harus mendapat perlakukan kasar dari sasaeng dulu untuk diperhatikan Yuri?
Gadis itu bukannya tidak perhatian, justru ia-lah yang paling khawatir dan cerewet setiap kali Daehwi memiliki jadwal yang padat. Gadis itu akan lebih sering menghubunginya dan mengingatkan Daehwi untuk menjada kesehatannya. Gadis itu juga yang selama ini menjaga keluarganya. Hanya saja.. mereka sudah menjalin hubungan sejak lama dan gadis itu belum pernah sekali pun meminta Daehwi untuk melamarnya ataupun sekedar mengarah ke topik pembicaraan yang serius. Daehwi tahu, ini semua demi melindungi karirnya, namun terkadang ia pun merasa ragu apa gadis itu tidak benar-benar ingin bersamanya?
Tapi kemarin setelah sekian lama manunggu momen yang pas, ia akhirnya melamar Yuri. Meski tanpa cincin dan hanya dilakukan di dalam kamarnya tapi ia senang karena gadis itu setuju untuk menikah dengannya.
Daehwi meraih ponselnya dari dalam nakas, jemarinya yang tergolong mungil untuk ukuran pria dewasa menekan-nekan layar dengan lincah. Ia meletakkan ponsel tepat didepan telinga kananya, ia menunggu sambungan itu terhubung sambil tersenyum-senyum. Satu dua detik kemudian, teleponnya diangkat.
"Bagaimana?" pertanyaan sama yang dilontarkan oleh Manager Kim.
"Kau bisa membantuku untuk menyiapkan sebuah konfersi pers?" tanya Daehwi tanpa basa-basi.
"Tapi agensi belum mempersiapkan bukti penyangkal apapun.." jawab Manager Kim.
"Memang, tapi aku sudah mempersiapkannya."
Tidak ada jawaban apapun dari Manager Kim. Daehwi membayangkan bahwa saat ini Manager Kim pasti sangat kebingungan.
"Aku akan membawa Yuri ke Seoul dan kami akan mengumumkan rencana pernikahan kami."
YOU ARE READING
[WANNA SERIES] ^Lee Daehwi^ My Boyfriend is a Gay!
FanfictionAku tidak peduli tentang apa yang mereka pikirkan terhadapku. Aku juga tidak peduli jika hati dan tubuhku terluka karena menerima diskriminasi dari mereka. Selama kau berada disisiku, aku sungguh baik-baik saja..