013

63 2 0
                                    

Malam-malam gini, biasanya anak-anak wardoh sering ngumpul di warung pinggiran sekolah. Biasanya sih, kalau lagi ngumpul gini, pasti ngebahas masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah pelajaran, contohnya aja sekarang lagi ngebahas ribetnya ngerjain proyektor yang masih menjadi pikiran mereka.

"fal, lo udah bikin proyektor fisika? " tanya Mail

"belum, mungkin lusa." jawab Refaldo dengan entengnya

"widih, emang lo bikin proyektor dari bahan apa? " tanya Mail lagi, sambil menyalakan asap rokoknya.

"dari bahan bekas. Idenya sih dari si Nada, cuma gw pake ide itu menurut gw cukup unik juga! " pekik Refaldo yang membuat Mail membelakakan matanya.

"serius lo sekelompok sama si Nada? " tanya Mail yang terlihat kaget

"iya, emang kenapa sih?" tanyanya yang terlihat penasaran

Seketika Mail mengehela napas, lalu menceritakan semuanya.

"gak papah sih" pekiknya sesekali menghisap asap rokok. "si Nada itu temen gw dari kecil, jarak rumah gw sama dia gak terlalu jauh, cuma gw sama dia misah SMP, karena nyokap gw malah masukkin gw ke pesantren!" pekik Mail, Namun Refaldo tidak terlalu terkejut.

"oh, terus dia orangnya gimana? " tanya Refaldo membuat si Mail bingung, diantara lanjut menjelaskan sikap aslinya Nada, atau justru merahasiakannya.

"heh kok bengong sih? " pekik Refaldo seraya membuyarkan lamunan Mail.

Mail sendiri bingung dengan dirinya, kenapa dia harus cerita kalau ia sama Nada memang temenan dari kecil. Meski tidak terlalu akrab, dan Mail sering ikut-ikutan ngejailin Nada sewaktu kecil. Namun bukan berarti dia harus lepas cerita semua tentangnya, sedangkan selama ini Nada selalu tutup rapat alasan ibunya memasukan Mail ke dalam pesantren.

Namun bukan mail, kalau tidak pintar ngeles, dia sengaja mengabaikan tanyaan Aldo di tengah ramainya suasana.

"eh man, abis dari mana wae jam sakieu kakarak datang! " pekik mail dengan logat sundanya.

Lukman cuma bisa ngangguk lantaran tidak terlalu ngerti dengan bahasa sunda

*

Widya

Kardus udah ada kan?

Balas Nada

Udah

Widya

Bagus, kalau gitu lo besok bawa duit 30 ribu buat beli barang bekas yang lain

Balas Nada

Oke

Baru saja Nada selesa meminta kardus sama papahnya, dan sekarang harus minta duit lagi sama papahnya?

Ah, Nada paling gak berani kalau urusan duit sama papahnya. Buat Nada papahnya itu terlalu pelit ngasih uang jajan sama anaknya. maka dari itu, Nada cuma bisa pasrah setiap dikasih uang jajan kurang sama papahnya.

Dan urusan minta duit buat patungan, saat ini yang bisa Nada andalkan cuma sang mamah tercinta.

Nada beranjak dari kasur, lalu menghampiri mamahnya yang sedang nonton sinetron kesukaanya di ruang keluarga.

Brother's In SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang