Author POV.
Hiruk-pikuk malam kota Jakarta menandakan betapa sibuknya ibu kota Indonesia itu dengan segala aktivitas warganya.
Begitu juga dengan Riri gadis cantik berdarah blasteran indonesia-italia itu masih saja berkerja walaupun jam sudah menunjukkan pukul setengah satu pagi.
Suara dering ponselnya menggalihkan pandangan Riri dari semua tumpukan kertas bergambar disen baju tahun ini.
Nama Sahabatnya tertera dengan jelas di layar ponselnya ( Elisa )."Halo" sapa Riri.
"Ri lu belum pulang ya" berocos Elisa tanpa membalas sapaan Sahabatnya itu.
"Ya elah biasa aja kali Elisa" balas Riri malas.
"Biasa pala lu pitak, ini udah jam setengah satu malam bego" balas Elisa galak.
"Iya...iya ini gua mau pulang, bye" kata Riri Langsung mematikan sambungan teleponnya tanpa mau mendengarkan balasan dari sahabat bawelnya.
.
.
.
.
.
.
"Ahhh" Riri menghelai nafas lega saat perkerjaan sudah selesai, gadis cantik berdarah blasteran itu merentangkan kedua tangannya sambil melakukan gerakan ke kiri-kanan menghilangkan semua pegal dan kaku karena terlalu lama duduk.
Riri membersihkan mejanya dan merapikan semua perlengkapannya dan memasukkan kedalam tas Gucci miliknya.
Riri melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul satu malam. Riri berjalan keluar dari gedung perkantorannya dan langkah kearah basmen.
Riri memasuki mobil Avanza-nya dan mengendarai mobilnya di jalan kota Jakarta yang masih ramai di jam satu malam.
Riri mendesah lelah saat ponselnya kembali berdering tapi kali ini bukan nama Sahabatnya yang tertera tapi nama tunangan Joshua.
Riri menekan tombol hijau sebelum menaruh ponselnya di telinganya.
"Halo honey" sapa suara berat di ujung sana lembut membuat Riri tersenyum lebar.
"Iya sayang, ini aku udah jalan pulang kok" balas Riri lembut sambil tersenyum manis.
Tin...tin
"KYAAAA" Riri berteriak keras saat melihat sebuah mobil besar penggangkut barang menabrak keras mobilnya.
"Halo Riri, Riri"
Riri menatap nanar ponselnya yang tergeletak di sampingnya bahkan dia masih dapat mendengar suara kekasihnya yang memanggil namanya berulang-ulang kali.
Tubuhnya terasa mati rasa, semua sendi di tubuhnya seakan-akan ingin terlepas, bahkan pandangan sudah mulai memudar.
Yang Riri lihat hanya sekumpulan orang-orang yang mengerumuninya dan berteriak di sampingnya sebelum kegelapan benar-benar merenggut paksa kesadarannya..
.
.
.
.
.
Sedangkan di tempat lain para dayang serta keluarga kerajaan Wei begitu sedih melihat permaisuri mereka yang cantik, lembut serta anggun kini malah terbaring tak berdaya di ranjang dengan wajah cantik yang dulu hangat kini memucat.
"Fei Li aku mohon bertahanlah" kata ibu suri menangis terisak.
Permaisuri Fei hanya tersenyum lembut sambil menghapus air mata ibu suri dengan sisa-sisa tenaga yang ada.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive King
Ficción histórica21+ Fantasi + Romantis. Riri adalah perancang busana muda berbakat di era modern, cantik dan cerdas itu yang orang-orang katakan tentangnya. tapi bagaimana jika sebuah kecelakaan mobil membuatnya harus terbangun di tubuh permaisuri kerajaan China ya...