Doctor

1.8K 114 7
                                    

Min Yoongi
X
Park Jimin

Yoonmin
Boyxboy

Genre
Drama

Drabble

___________________________________________

Jimin berlari tergesa-gesa mendorong kursi roda. Sakit ibunya kumat lagi hari ini. Terpaksa Jimin harus melarikan ibunya ke rumah sakit.

Dengan cekatan para perawat membantu Jimin dan segera menidurkan sang ibu di ruang IGD.

"Suster tolong bantu ibu saya! "

"Akan kami tangani, silahkan mendaftarkan diri ya! " perintah suster dan Jimin langsung melesat ke ruang pendaftaran.

Malam menjadi semakin meredupkan senyum indah Park Jimin. Baru saja sebulan yang lalu ibunya selesai diopname dan kini ibunya harus terbaring lemas kembali. Penyakit asma yang diderita ibunya selama 2 tahun terakhir membuat kebahagiaan mereka terenggut.

"Dokter, bagaimana keadaan ibu saya? " tanya Jimin dengan raut wajah gelisah.

Dokter muda berkulit pucat itu melepas stetoskopnya dan memberikan senyum kecil pada Jimin.

"Tidak usah khawatir ibu mu tidak apa-apa. Musim dingin seperti ini memang sering membuat orang penderita asma mengalami sesak tiba-tiba. Kami sudah menanganinya. Tunggu beberapa jam, kalau keadaannya membaik ibu mu boleh pulang dan istirahat dirumah." ucap dokter Min santai.

"Terima kasih banyak dokter."

"Sama-sama. Jangan terlalu khawatir ya Jim. Kau juga harus jaga kesehatanmu."

"Iya dok."

Dokter Min pun pergi meninggalkan Jimin dan juga ibunya.
Mereka cukup akrab karena dokter Min yang merawat ibu Jimin selama satu minggu di rumah sakit sebulan yang lalu.
Sudah tidak asing jika dokter Min menyebut nama Jimin secara terang-terangan.

Tok.. Tok.. Tok

"Masuk, tidak dikunci."

"Dokter." Yoongi tersenyum mendapati Jimin yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangannya.

"Iya Jim. Ada apa? Apa ada masalah dengan ibu mu?"

"Tidak dok. Ibu sedang tertidur."

"Syukurlah, Keadaannya membaik. Lalu, ada apa keruangan ku? "

Jimin menundukkan kepalanya dan memelintir kecil ujung baju yang ia kenakan, Kemudian dia berucap gugup. "Aku.. ~aku..aku menerima tawaran dokter satu bulan yang lalu."

Mendengar ucapan Jimin, Yoongi langsung berdiri membelalakan matanya kaget.

"Kamu serius? Mau menerima ku? "

"Hmm. Iya dok." Jimin menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

Yoongi langsung bergerak cepat memeluk Jimin dan mengecup kening Jimin lamat.

"Terima kasih Jim. Terima kasih banyak."
Ucap Yoongi bahagia, mengecup bibir Jimin sekilas. Yoongi memeluk Jimin erat dan Jimin menerima pelukan itu.









Satu bulan yang lalu..

Yoongi adalah dokter khusus penyakit dalam. Masih muda dan hidup sendiri membuat Yoongi fokus dengan ilmu kedokterannya. Meskipun masih muda Yoongi terkenal dokter yang cukup hebat di rumah sakit itu. Banyak pasien yang meminta Yoongi untuk menjadi dokter mereka. Tentu saja selain kehebatannya dalam merawat pasien, juga karena Yoongi dokter muda yang tampan. Banyak sekali pasien ibu-ibu usia lanjut yang ingin menjodohkan dokter muda itu dengan anak gadis mereka. Namun Yoongi dengan ramah dan amat bijak menolak tawaran yang diberikan padanya. Bukan Yoongi tidak ingin menikah, tapi ia memang belum menemukan tambatan hati.

Sampai tiba-tiba saja seorang pria manis menangis dihadapan Yoongi sambil memegang kedua tangannya memohon agar ibunya diselamatkan. Yoongi pun tertegun melihat betapa Jimin mencintai ibunya. Selain itu Jimin juga pria yang sangat manis. Wajahnya memerah dan raut wajah gelisah akibat menangis malah membuat Yoongi terpesona melihatnya.

Sampai satu minggu ibu Jimin dirawat mereka kerap bertemu. Yoongi sudah jatuh Cinta pada Jimin pada pandangan pertama. Ia selalu tersenyum kala mengecek perkembangan ibu Jimin. Dimana Jimin selalu memasang tampang cemas setiap kali Yoongi mengecek ibunya. Jimin selalu bertanya soal bagaimana keadaan ibunya, obat apa yang bagus, makanan apa yang harus dihindari, dan bagaimana cara menjaga ibunya dengan baik agar tidak sesak napas tiba-tiba.

Terlalu banyak pertanyaan sampai Yoongi punya inisiatif untuk mengajak Jimin makan siang. Alasan, sekedar untuk membicarakan hal seputar kesehatan dan perkembangan ibunya. Tentu saja Jimin tidak bisa menolak.

Yoongi dokter muda berusia 30 tahun. Tentu saja dia membutuhkan seseorang untuk mengisi kekosongan hatinya.

Tanpa basa-basi selepas membicarakan kesehatan ibunya Yoongi langsung meminta Jimin untuk menikah dengannya. Tentu saja Jimin kaget sekaligus bingung harus menjawab apa.
Dia hanya anak dari pasien yang sedang dirawat. Tiba-tiba saja seorang dokter muda meminta untuk menikah dengannya.

Jimin hanya diam tanpa menjawab apapun. Sungguh dia bingung sekaligus bimbang. Apa ia bisa percaya pada dokter ini sepenuhnya. Apa ia benar-benar mencintai Jimin. Jimin belum bisa memastikan itu semua. Tapi Yoongi tidak pernah memaksa Jimin, Yoongi malah memberikan waktu pada Jimin untuk berfikir. Yoongi sadar ini terlalu terburu-buru. Tapi mau bagaimana lagi. Yoongi tidak punya waktu untuk berpacaran. Terlalu menyusahkan. Sehingga Yoongi memutuskan untuk menikah saja. Lagipula Yoongi benar-benar sudah mencintai pria manis dihadapannya ini. Yoongi berani bersumpah tidak akan menyakitinya.

Bagaimana mau menyakiti. Bahkan untuk jatuh cinta saja Yoongi tidak punya waktu. Sampai ia melihat Jimin yang terus merasuki pikirannya.

Sejak ibu Jimin dipastikan sehat dan diperbolehkan untuk istirahat dirumah. Yoongi tidak pernah lagi mengganggu dan menanyai Jimin soal tawaran untuk menikah dengannya.

Sampai malam ini Jimin datang sendiri dan menyerahkan dirinya kepada Yoongi. Karena Jimin juga sudah jatuh cinta pada Yoongi sejak pertama kali bertemu dengannya, saat itu Jimin sedang menjenguk Taehyung dirumah sakit. Karena panik mendengar sahabatnya kecelakaan Jimin malah salah naik lift. Dia malah naik lift khusus dokter dan perawat yang disediakan rumah sakit. Jimin panik saat tidak bisa menekan tombol lift karena lift itu hanya akan berfungsi menggunakan kartu yang hanya dimiliki oleh dokter dan staf rumah sakit. Sampai seorang dokter tampan masuk dan membiarkan Jimin berada dalam lift. Membantunya menekan tombol ke lantai dimana Taehyung dirawat. Berdua dengan dokter muda dan tampan. Jimin tidak bisa mengalihkan perhatiannya sampai pintu lift terbuka dan dokter muda itu tersenyum tipis sekilas dan terlihat buru-buru keluar dari lift.

Jimin tak bisa menahan debaran jantungnya. Jimin malu salah masuk lift dan Jimin malu menerima senyuman tipis nan menawan itu.
.
.
.

End

Alhamdulillah hari ini mamak sudah bisa pulang. 😊😊


Medan, 30 Juli 2018

Bangtan Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang