Bunny Sweety (6)

1K 148 33
                                    

Haaaaaaiiiii!!!!!! Lama ga ketemu. 😁😁😁😁
Maafin gue ya, emang kemaren kemaren gue maaallleeeeesss banget ngerjain ini. Tp  jangan khawatir, bagi yang nungguin nextnya, ini udah hadir di depan mata. Gue ga nelantarin Ni story kok. Masih digarap walaupun laaaaaaama sampe ke ubun ubun. 😅😅😅

Nah ini lanjutannya.

.

.

Just Tease Me! Not With The Others

.

.

Chapter 06
Bunny Sweety

.

.

Gedung gedung yang menjulang tinggi dengan nyala lampu yang bertebaran di mana-mana, nyatanya mampu membuat gelap malam sirna. Jika melihat sekitar, maka akan meragukan fakta bahwa malam telah tiba, kecuali mendongak dan akan terlihat warna apa yang langit suguhkan. Bahkan pejalan kaki tak memerlukan obor lagi untuk pergi ke tempat yang mereka tuju.

Di sana, di antara gedung gedung, di tengah jalan yang memang sepi, sesosok siluet berjalan sempoyongan. Tentu dia tidak mabuk. Seratus persen dia sadar, di umurnya yang 16 tahun, tidak mungkin bocah itu coba coba dengan minuman beralkohol. Dia masih polos dan suci. Tunggu dulu, suci??!!

Bas meragukan itu. Setelah bagaimana bibir perawannya yang terenggut, tepatnya direnggut paksa oleh God.

"Aaarrgh!!!!!!!!"

Pikirannya kacau, Bas tidak bisa percaya kenyataan itu. Bukan tidak bisa, dia lebih tidak mau. Walaupun dirinya memang sering menggoda seseorang, tapi dirinya benar benar suci tak pernah tersentuh. Kenapa harus brengsek seperti God mengotori Bas yang suci??

"Shit!" Bas mengutuk. "Ini hanya mimpi, ini mimpi!!" Tangannya mengusap bibirnya dengan kasar.

PLAK!

Bas menampar pipinya.

PLAK!! PLAKK!!!

Sekali, dua kali, tiga kali, terus menerus hingga terasa terbakar. Pipi gembul itu sekarang memerah dan sedikit bengkak.

"Sial!!!" Bas menendang udara. Jika saja di depannya terdapat seseorang yang membuatnya kesal.

Hembusan angin malam menerpa dengan kuat, bocah berkulit putih dan mulus itu menggigil. Dengan bergegas dia memasuki sebuah kafe untuk mencari kehangatan.

"Mungkin segelas susu strowberi hangat bisa membuatku tenang." Pikirnya.

Dia memesan menunya. Beberapa cemilan dan minuman. Si pelayan mengangguk.

Setelah merenung untuk beberapa lama, ia tersentak seakan mengingat sesuatu.

"Arggghh!!" Bas mengacak rambutnya dengan ganas. "Aku melupakan ponselku."

Bas hanya menghela nafas, merelakan lagi sesuatu miliknya, pada si brengsek God.

Jika dilihat kafe itu cukup ramai, mungkin karena udara di luar cukup dingin hingga beberapa pejalan kaki memilih untuk singgah sebentar dan memesan sesuatu yang hangat.

Mata Bas menelusuri semua meja, mencari seseorang yang mungkin saja dia kenal. Saat matanya menangkap siluet yang dikenalnya, pesanannya datang. Segera dia membawanya menuju meja orang itu.

Just Tease Me! Not With The OthersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang