Bagian 28. Jodoh

94.2K 5.9K 578
                                    

Ily menutup mulutnya melihat ekspresi merenggut Leon didepannya. Ketiga pria itu mengolok-olok Leon karena penampilannya. Wajah kusut, rambut acak-acakan, piyama berwarna pink muda masih melekat ditubuh tegapnya dan sendal ia gunakan adalah sendal rumah adiknya yang tidak sempat ia lepas sebelum menuju kemari.

"Ternyata muka bantalmu lebih jelek daripada zombie"
Leon mendelik mendengar ucapan Hero. Apa sebegitu jeleknya dirinya hingga zombie yang terkenal seram kalah darinya? Ternyata benar kata adiknya, kalau dirinya sangat jelek

"Kenapa aku bisa punya sahabat kayak kamu sih, Nga? Malu aku" tambah Saka yang langsung dapat senggolan oleh Ily karena kebetulan Ily duduk disamping Saka

"Seenggaknya Leon adalah sahabat yang baik, Sak. Melihat beritamu dikoran dia langsung datang kemari melihat keadaanmu tanpa peduli dengan penampilannya."
Leon langsung memeluk Axel, jika Saka dan Hero membullynya setidaknya ada Axel yang selalu jadi pahlawan abadinya. Leon mencium kepalanya Axel yang langsung dapat respon tendangan dikakinya

"Kalau begitu kalian lanjutkan aja!" Ucap Axel menjauhi Leon yang melompat-lompat mengangkat kakinya yang kesakitan karena ulahnya

"Kakak kok jahat sih sama kak Leon? Kan kasian." Ily menatap Leon prihatin, pasti sangat sakit karena Axel langsung menendang tulang keringnya

"Dia emang pantes Sha!" Tambah Saka meledek Leon

"Aku sumpahin kalian jomblo seumur hidup!"" Ujar Leon mendudukkan dirinya disofa.
Pagi ini ia benar-benar kaget melihat koran yang ia baca, disana tertulis jika Saka Rivano Thomas Mengalami Kecelakaan Beruntun sebagai sahabat yang baik dan tidak sombong, Leon langsung mengambil kunci mobilnya tanpa peduli penampilannya. Persetan dengan penampilan, yang jelas ia harus sampai kekediaman Thomas untuk melihat Saka si setan terlaknat dari neraka.

"Kamu mau Puri jadi gasturi?!"
Kalau Saka jomblo seumur hidup bagaimana dengan nasib Puri? Saka kan jodohnya Puri, kalau Saka tidak menikah Puri juga tidak akan menikah. Bukannya apa-apa, Saka cuma tidak ingin Puri nantinya hidup sendiri. Keduanya berdebat tentang Puri, Leon mengatakan jika Puri lebih baik jadi gasturi daripada hidup bersama seorang Saka. Saka tidak terima lalu membawa-bawa nama mantannya Leon.

Ily tersenyum tipis, entahlah. Tapi ada sesuatu yang mengganjal dipikirannya.
"Mikirin sesuatu?"
Ily menoleh pada pria yang berdiri disampingnya. Ily menggeleng tak yakin

"Kenapa nggak kasih kabar kalau Saka kecelakaan?"

"Lupa." Cicit Ily. Semalam ia tidak bisa berpikir kecuali keadaan kakaknya, jangankan memberi kabar, mengingat keadaannya saja ia lupa kalau kakinya sakit. Ily menunduk menutup matanya merasakan kepalanya dielus, nyaman. Ily merasa nyaman merasakan sentuhan darinya. Ily menunduk menyembunyikan senyumnya, rasanya Ily tidak ingin kehilangan sentuhan itu.

"Kenapa senyum?"

Deg

Ily mendongak menatapnya, Ily mengerjap-erjapkan matanya lalu menggeleng membatah pertanyaannya. Siapa yang tersenyum?
"Ng_nggak kok, aku nggak senyum!" Bantahnya menggigit bibir bawahnya

"Senyum sama nangis masih bisa aku bedakan, Ly." Ily memanyungkan bibirnya mendengar ucapannya, bukan itu maksudnya.

"Ihhh Kak Axel! Katanya beda sama bang Garha tapi ternyata sama aja!"
Ily terhenyak melihat Axel duduk didepannya, apa yang dia lakukan didepannya?

"Kami memang sama, sama-sama laki-laki. Tapi kami punya perbedaan yang begitu besar."

"Perbedaan?"

"Bang Garha kakakmu, sedangkan aku adalah temanmu. Jelas perbedaannya sungguh jauh." Axel merapikan rambut Ily yang berantakan karenanya

Incredible Brothers 2 (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang