Anaya's POV
''pemirsa,24 Juni 2017 kemarin terjadi peledakan di kawasan gedung intelijen Canster. Diduga terjadinya peledakan akibat dari serangan wilayah Densville. Pihak intelijan menghimbau warga agar harus selalu waspada. Terjadinya peledakan bisa jadi merupakan teror dari pihak Densville, dan sampai sekarang belum ada kepastian dari presiden Canster, Frederick Steele,mengenai rencana dan tindakan untuk mencegah terjadinya serangan kembali."
Aku menghela napas."mereka sudah dekat rupanya." gumamku.
"Kita harus segera bertindak kalau begini caranya." ku dengar suara dibelakangku. Oh,Liam.
"Pihak Densville memang kurang ajar, mereka seakan tidak peduli dengan warga Canster yang tidak tahu apa apa mengenai hal ini." ujarku.
"hal apa?" tanya Louis.
"Kau tahu,ayahku dan John,presiden Densville itu bermusuhan di karenakan nenek moyang mereka juga saling membenci sebelumnya. Ini terdengar gila tapi...mereka juga tidak tahu alasannya." sahutku.
"mungkin saja John yang memulai peperangan,aku tidak yakin ayahmu yang memulai nya."
"memang John." balasku miris. Kenapa hidup ku rumit sekali sih? baru teror kecil seperti ini tapi rasanya tubuh ku juga ikut diteror.
Tapi Densville memberikan teror agar aku ketakutan,kan?
Lagipula mereka kan berniat menculikku,ingat?
Astaga,ku yakin wajahku sekarang sudah pucat pasi.
Aku takut.
"lantas apa yang harus kita lakukan?" tanya Cassandra.
"tentu saja kita harus meninggalkan tempat ini terlebih dahulu." jawab Harry enteng.
Mudah sekali dia berkata harus meninggalkan rumah ini. Rumah ini sudah banyak memiliki kenangan. Terutama saat bersama Ibu. "kau gila? aku tidak mau meninggalkan tempat ini. tidak,tidak!" aku menggelengkan kepala ku dan terisak.
"kau mau mati disini hm?" Harry menatapku tajam.
"tentu tidak.." gumamku pelan.
Kurasakan seseorang memegang kedua pundak ku. Zayn. "Dengar,aku tahu ini berat. Tapi bagaimana pun nyawa mu sedang dipertaruhkan. Kau paham? mereka meledakkan gedung intelijen untuk membuatmu takut."
"Ya,aku tahu" sahutku pelan
"Bagus! dan berhentilah menangis!" bentak Harry.
"Harry! bisa tidak untuk tidak kasar? bagaimana pun kau harus menghormatinya!" sahut Liam kasar.
Harry langsung bungkam.
Liam menatapku lembut. "kau harus membereskan pakaian mu,Anaya. Kita harus segera pergi."
Aku hanya menggangguk dan menghapus sisa sisa air mata.
"Aku antar kau ke kamar,ya?" tawar Niall.
"Iya. Terima kasih,Niall."
~
Harry's POV
Kalau kalian berpikir kenapa aku selalu dingin pada Anaya,jawaban ku adalah..aku juga tidak tahu.
Padahal,waktu pertama kali aku melihatnya,aku begitu terkesima. Kau tahu? dia cantik, dia juga baik, dan sifat penakut dan lemah nya membuat semua orang ingin melindunginya.
Tapi kalau kalian mengatakan aku suka atau jatuh cinta padanya,maka kalian salah.
Sekarang aku sudah mempunyai Belinda. Wanita yang ku cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Police 66
Teen FictionKuharap negara ini akan baik baik saja. Aku takut. -Anaya Steele Kami akan menghancurkan orang itu. Orang yang sudah merusak negara yang selama ini dielu elukkan sebagai negara teladan. Lihat saja nanti. -Police 66 Aku tidak akan segan untuk membu...