outro

194 31 36
                                    

Juni 2018

Sejeong tidak pernah berharap akan bertemu Daehyun lagi dengan cara seperti ini.

Sejak kejadian itu, keduanya berhenti bicara pada satu sama lain. Dan tak lama kemudian, Daehyun dan ayahnya pindah begitu saja. Tanpa berpamitan pada siapapun, termasuk keluarga Sejeong.

Kenyataan bahwa mungkin Sejeong adalah penyebab musibah kebakaran hari itu, tidak pernah diketahui oleh siapapun kecuali Daehyun dan Sejeong sendiri.

Dan bagi Sejeong, menghabiskan tujuh tahun hidup dalam rasa bersalah, rasanya sudah sangat menyiksa. Tak ada yang bisa ia lakukan kecuali rutin mengunjungi makam tetangganya itu setiap tahun dan meminta maaf pada batu nisan.

Sialnya tahun ini, Daehyun ada di sana saat ia baru saja selesai berdoa.

"Jangan pernah ke sini lagi."

Sejeong mengangkat kepala menatap Daehyun. Setelah semua rasa bersalahnya, ia bahkan tak diijinkan untuk mengunjungi dua buah makam dan mendoakan?

"Tapi, Kak... Kenapa?"

"Karena aku gak pengen liat kamu."

Rasa tertekan dan rasa bersalah yang sudah tertimbun selama tujuh tahun membuat Sejeong ingin meledak. Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Nggak, Kak. Aku... aku minta maaf. Aku tau aku salah. Tapi ijinin aku buat nebus dosa paling nggak dengan cara kayak gini?"

Daehyun mendengus tertawa. "Menebus dosa apa? Dosa kamu baru tertebus kalo waktu itu kamu aja yang mati."

Dan meskipun Sejeong sangat ingin menangis, ia tahu ia pantas mendengar kalimat itu dari Daehyun.

"Kak—"

Daehyun mengangkat telapak tangan kanannya ke arah Sejeong, seolah meminta gadis itu berhenti bicara. Setelahnya, ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sesuatu.

Lintingan kertas yang digulung rapi dan diselipkan ke dalam sedotan.

"Aku belum jadi minta apa-apa kan hari itu?"

Sebuah pemahaman masuk ke dalam nalar Sejeong dan ia sempat menggeleng, menolak.

"Jadi aku bakal minta satu hal hari ini," Daehyun berhenti sebentar, menghela napas, kemudian menatap Sejeong tepat di mata gadis itu. "Tolong, Kim Sejeong, jangan pernah muncul di kehidupanku lagi setelah ini."

"Kak Dae—"

Daehyun tidak pernah mengijinkan Sejeong menyelesaikan kalimatnya. Ia berbalik dan pergi. Menolak mendengarkan apapun yang mungkin Sejeong katakan. Lelaki itu meninggalkannya. Mengabaikan isakan tangis Sejeong yang mulai terdengar.

Mereka harus berakhir di sana, seperti itu. Karena sedikit saja Daehyun lengah, perasaannya pada gadis itu akan kembali menguat.

Dan bagaimana pun,

Mencintai seseorang yang telah menyebabkan kematian ibu dan kakakmu,

Terdengar seperti sebuah kesalahan.













*

Though we have not hit the ground,
It doesn't mean we're not still falling.
I want so bad to pick you up,
But you're still too reluctant to accept my help.
What a shame, I hope you find somewhere to place the blame.
But until then the fact remains.

*












"Ya ampun, Sejeong pasti lupa deh."

Mama Daehyun mematikan kompor dengan tergesa, kemudian mengelap tumpahan air dari ceret yang sudah mendidih sejak tadi dan membasahi kompor.

Wanita itu hanya menggelengkan kepala. Terlambat sedikit saja, mungkin akan berbahaya.

"Eh, Hoon, sini deh bantuin Mama."

Younghoon yang baru saja memasuki dapur mendadak menghentikan langkah. "Kenapa, Ma?"

"Ini, nyalain lilin kue ulang tahunnya adek kamu."

"Lha, ngapain dinyalain sekarang? Kan anaknya belum pulang?" Younghoon bertanya bingung sambil menerima kotak korek api dari ibunya.

"Iya sih. Udah gapapa, bentar lagi juga pulang dia. Bentar ya, Mama ke depan sebentar."

Younghoon cuma angkat bahu. Iseng, ia menyalakan sebatang korek api, tanpa berniat menyalakan lilin. Tangannya lalu mengibas dan melemparkan batang korek api bekas itu sembarangan.

Suara ibunya yang memanggil namanya, membuat Younghoon bergegas meninggalkan dapur.

Tanpa sempat melihat bahwa api dari batang korek api yang dikibaskannya tadi belum sepenuhnya padam,

Dan api kecil mulai menjalar ke kantong plastik belanjaan terdekat, serta membakar lap tangan yang tergantung di dinding dekat kompor. Persis di atas selang gas...














===

HEHEHEHEHE IYA TAMAT GINI DOANG KAN UDAH OUTRO.

Monmaap emang dirancang sependek ini karena aku tida jago bikin buku panjang-panjang hehe :"

(((dan emang ngidenya cuma begini)))

Btw ga ngefeel banget ya? WKWKWKWKWKWKWKWKWK TENGGELEMIN AJALAH KAPAL OLENG INI KENAPA SIH

Tapi sebelum kapal ini ditenggelamkan, ijinkan aku................












Tapi sebelum kapal ini ditenggelamkan, ijinkan aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HEHEHEHEHEHEHE MONMAAP YAAAAAAA INI EMANG KAPELAN PALING HALU AKU TAU KOK HWHWHW YAWDA SQYAN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HEHEHEHEHEHEHE MONMAAP YAAAAAAA INI EMANG KAPELAN PALING HALU AKU TAU KOK HWHWHW YAWDA SQYAN!

And for being with me this far,
Thankyou

alikakila_

Nosedive [DH X SJ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang