1. Tuyul Baru

846 17 6
                                    


Libur semester berakhir, aku kembali aktif mengikuti perkuliahan. Sekarang aku menjadi mahasiswi semester empat fakultas ekonomi. Sebelum masuk kelas, aku melewati biro fakultas ekonomi yang berdekatan dengan tangga menuju kelasku di lantai tiga. Saat berjalan ada hal berbeda yang belum pernah kulihat. Kulihat anak-anak itu asyik bermain di taman kecil depan biro fakultas ekonomi. Mereka terdiri dari dua tuyul yang berbeda satu sama lain. Satu persamaan yang ada pada mereka adalah telinga panjang melancip keatas mirip kelinci. Hanya saja mereka tidak lucu seperti kelinci, malah terlihat menyeramkan dengan tampilan berbeda dari tuyul lain yang pernah kulihat.

Entah sejak kapan mereka ada disana. Selama tiga semester aku melewati hari-hari di kampus belum pernah sekalipun melihat wajah mereka. Wajah mereka terlihat asing bagiku, sebab anak-anak gaib yang biasa aku lihat bukan disini tempatnya. Di kampus ini ada beberapa tempat yang menjadi rumah bagi para anak-anak gaib yang akrab disebut tuyul. Ada satu tuyul menetap di belakang gedung B, ada gerombolan tuyul menetap di pohon mahoni tua depan kampus dan ada sepasang tuyul menetap di dekat kantin fakultas hukum. Kebanyak orang awam hanya tahu bahwa tuyul berjenis kelamin laki-laki dengan rambut botak namun, aku sudah beberapa kali melihat tuyul berjenis perempuan dengan rambut pendek sebahu.

Aku tidak tahu mereka tuyul pendatang atau tuyul yang sedang berkunjung. Kalau memang berkunjung, seharusnya tuyul baru ini berkumpul dengan salah satu dari tiga kelompok tuyul-tuyul yang telah menetap disini. Kalau tuyul pendatang, apa yang menyebabkan mereka bermukim disini. Apakah rumah mereka hilang?

Aku berfikir mereka kehilangan rumah sehingga menemukan rumah baru disini. Hal yang sering terjadi dalam dunia gaib, saat kehilangan rumah mereka akan mencari tempat baru yang terasa nyaman, selayaknya manusia. Rumah mereka biasanya tempat lembab dan kotor, kamar mandi, rumah kosong, sudut ruangan dan pohon tua. Pohon-pohon tua yang ditebang menyebabkan hilangnya rumah mereka. Mereka senang tinggal dikampusku. Kampusku adalah tempat nyaman bagi para makhluk astral menetap karena disini banyak koloni-koloni dari berbagai jenis makhluk astral yang bermukim. Keberadaan tiga tempat tuyul menjadi daya tarik bagi tuyul lain untuk menetap disini.

"Hei, jangan lihat terus! Ayo main dengan kita!"

Tiba-tiba satu tuyul berciri mata besar berwarna merah, berbadan lebih besar daripada yang lainnya sekira badan anak berusia lima tahun. Ia memiliki gigi-gigi runcing dengan wajah menyeramkan berkata kearahku. Ku lihat ke belakang mungkin dia berkata pada orang lain. Ternyata hanya aku yang berdiri searah dengan mereka. Seketika jantungku berdegup saat mengetahui dia berkata padaku. Memang aku sudah terbiasa melihat hal-hal gaib karena indra keenam yang kumiliki.

Sejak kecil hal-hal diluar nalar manusia selalu kualami. Aku bisa merasakan keberadaan makhluk tak kasat mata. Aku juga bisa melihat mereka. Sesungguhnya aku tidak suka dengan kemampuan yang kumiliki. Kemampuan ini terlihat menarik bagi mereka makhluk tak kasat mata. Mengetahui aku bisa melihat mereka, ada saja makhluk yang menjahili bahkan saat aku tidur. Tidurku jadi tidak nyenyak karena terus diganggu. Kemanapun aku pergi pasti ada saja yang iseng mengganggu membuatku tidak nyaman. Waktu kecil aku kerap berpura-pura tidak tahu dan tidak bisa melihat mereka. Namun usaha itu sia-sia mereka tetap saja tahu kalau aku bisa melihat mereka, akhirnya aku diganggu juga.

Pengalamanku melewati jalan yang pernah terjadi kecelakaan maut. Arwah korban kecelakaan tersebut mendatangi aku terus. Ia minta tolong carikan satu anggota tubuhnya yang hilang. Mayatnya dikubur tanpa jari kelingking yang hilang meski telah dicari di area jalan tersebut. Jarinya putus karena terjepit diantara badan mobil dan sepeda motor yang ia kendarai. Arwahnya tidak tenang sebelum jarinya ditemukan. Ini bukan satu-satunya kejadian aku dianggap sebagai polisi yang bisa menolong mereka. Banyak lagi kejadian serupa dengan beragam kisah yang kualami. Lagi-lagi jawabanku tidak! Aku tidak mau berurusan dengan makhluk gaib. Aku selalu menolak permintaan mereka meski kerap merayuku. Ada juga yang marah karena tidak kubantu, hingga dia terus menggangguku.

ANAK ANGKAT GAIBWhere stories live. Discover now