🌼Kelopak bunga itu berguguran🌼
Pernahkah kalian melihat bunga mawar merah yang mekar?
Sungguh indah...
Namun dari hari ke hari kelopaknya berguguran...
Satu demi satu...
Hingga yang tersisa hanya buahnya...
Layaknya kisah hidup mawar... Kisahku perlahan menyerupainya...
Perlahan kebahagiaan berguguran disana...
Tak lagi ku jumpai tawa canda dalam sebuah keluarga, tak lagi dapat kurasa bermain layaknya anak perempuan yang beranjak remaja.
"Maafkan bibi Ka..." Ungkapnya terbata-bata sambil mengusap air matanya.
Suasana ruang keluarga itu hening seketika. Bibi yang masih menggendong bayi berusia 2 minggu di dekapannya, dan mmebelai lembut Ayu anaknya yang no 2 yang masig berusia 7 tahun, dan melirik 2 anaknya yang kembar di sebelahku.
"Sepertinya bibi tidak bisa menyekolahkan kamu Ka..." Ungkapnya.
Batinku hancur, mendengar kalimat itu. Betapa tidak, cita-citaku yang tinggi harus ku lenyapkan beserta keadaan. Yah beberapa bulan terakhir mama tak bisa di hubungi, bahkan ayah tiriku. Tak bisa ku cari tahu kemana mereka, diamana mereka dan apa yang terjadi. Sehingga bibi dan suaminya lah yang mengurusi kami termasuk uang jajan kami selama mama hilang kabar.
"Mama kamu sulit di hubungi, dengan keadaan bibi yang seperti ini, suami bibi yang tidak bekerja... Jangankan untuk biaya sekolah dan jajan kalian, untuk kehidupan anak bibi saja bibi belum tahu." Jelasnya.
Air mataku terjatuh begitu saja, layaknya tetesan air hujan yang menetes, disusul dengan tetesan lain yang tiada henti. Aku tak mengerti saat itu, mengapa dunia sekejam itu pada gadis sepertiku.
Aku tersenyum dan menghapus air mataku.
" Aku gak papa ko Bi..." Jawabku.
"Mungkin alangkah baiknya kalau kalian pulang ke rumah nenek kalian di bogor." Ungkap bibi. Yah Nenek dari pihak papa memang masih ada. Namun sudah bertahun-tahun kami tak pernah bertemu. Nenek begitu ketus pada mama dan kami, yah setahuku nenek tak menyukai mama bahkan sejak awal pernikahan mereka." Bukan bibi tak mau menjaga kalian, namun bibi yakin kaka paham maksud bibi... Dengan keadaan ini."
Aku terdiam, hening tak tahu harus ku jawab apa. Gadis berusia 17 tahun yang harus mengambil keputusan sendiri demi masa depan dirinya dan adiknya.
------
🥀🥀 Rumah Nenek yang asing 🥀🥀
Sudah sejak 30 menit yang lalu kami duduk, namun hanya hening yang terjadi. Nenek yang tampak tak percaya dengan kehadiran kami hanya memandang kami bergantian.
"Iya memang sebaiknya kalian tinggal disini." ungkapnya setelah sekian lama, tanpa menanyai kabar, tanpa menanyai dari mana saja kami selama ini, tanpa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada papa, atau bagaimana hidup kami bisa berakhir begini. Aku semakin kesal dan frustasi. Aku memiliki prasaan tidak enak mengenai tempat tinggal itu.
"gak Nek... Aku hanya titip Tisya." Jawabku. "Aku akn pergi, maka dari itu aku titip Tisya disini."
Tisya yang tampak canggung dan ragu, menggenggam tanganku, seolah menanyakan maksud dari ucapanku. Aku membalikan badan dan menatap adik malangku.
"Denger de, kamu harus sekolah, kamu harus hidup layaknya anak yang berusia 7 tahun. Bermain, belajar dan makan enak. Kakak sudah besar, kakak gak bisa menyusahkan orang lain." jelaskan dengan air mata bercucuran. Nenek terperangah memandangku penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Me
RomanceBercerita tentang seorang kakak perempuan yang tiba-tiba harus menjadi orang tua pengganti bagi adik perempuannya. Menghadapi kejamnya dunia tanpa orang tua, menghadapi perihnya penghinaan dan disisihkan. Sempat ia berfikir untuk mengakhiri hidupnya...